Memiliki paras cantik dan ceria, Yumeko juga sangat baik hati. Ia sering membantu ibunya dalam mengerjakan pekerjaan rumah.
"Otou-san!!!!" Yumeko berlari kearah ayahnya dan memeluknya.
"Yumeko, hati-hati nanti jatuh." pria yang bernama Kamado Tanjuro itu menggendong anak perempuannya.
"Otou-san! Otou-san! Ayoo ajari aku cara menggunakan katana..swussh swuush!!" Yumeko mangayun tangannya.
"Kau ini perempuan, kenapa bisa tertarik belajar senjata??" tanya sang ayah.
"Aku adalah kakak tertua disini, Otou-san..jadiiii aku akan menjaga semua adik-adikku!" Yumeko bangga.
"Baiklah-baiklah..tapi kau harus berlatih dengan keras hingga kau hebat..bagaimana?" Tanjuro mengambil bokuto miliknya.
"Baik Otou-san!! Aku akan berlatih dengan giat!!!"
Tanjuro mengajari anak perempuannya itu semua yang dia tahu. Dan juga termasuk pernapasan khusus yang di gunakan para pemburu iblis.
"Otou-san...aku ingin membuat teknik pernapasan ku sendiri..bisa tidak???" Yumeko terduduk lelah setelah berlatih.
"Tentu, memang pernapasan apa yang kau inginkan???" tanya Tanjuro.
"Pernapasan....NAGA!!!!" Yumeko berbinar.
"Itu hebat Yumeko, tapi kau harus menguasai dasar nya dulu.." Tanjuro mengelus kepala putrinya.
"Baik otou-san! Akan kulakukan." Yumeko tersenyum.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Dua tahun berlalu, Yumeko semakin mahir menggunakan bokutonya. Ia masih terlalu muda untuk memegang katana."Tanjirou, Bokuto otou-san berat lho.." Yuki mengambil bokuto peninggalan ayahnya dari tangan Tanjirou dan menggantinya dengan bokuto yang lebih kecil.
Ya, Tanjuro meninggal dunia setahun lalu karena penyakitnya. Itu membuat Yumeko lebih bersemangat untuk melindungi keluarganya.
"Yumeko Onee-chan..apa tidak lelah berlatih terus?" tanya adiknya.
"Tidak, aku akan melindungi Tanjirou dan yang lain." Yumeko memanggul bokutonya.
"Aku kan laki-laki, aku juga ingin melindungi!" Tanjirou tiba-tiba bersemangat.
"Hahaha..baiklah, Tanjirou bantu aku menjaga semuanya ya.." Yumeko menggendong Tanjirou.
Mereka berdua berlatih bersama. Tak terasa hari gelap. Tanjirou masuk ke rumah tapi tidak dengan Yumeko. Ia masih duduk di teras rumah.
"Huffff..lelah sekali.." Yumeko melihat ke arah pepohonan.
"SRETTT!!!" tampak sebuah bayangan melintas di pohon.
'Celaka! Jangan-jangan itu iblis..aku harus segera masuk ke rumah.' batin Yumeko.
Saat Yumeko membalikan badan, ia melihat seseorang berpakaian serba hitam. Yumeko berteriak.
"AAAAAAAAAA!!"
Kamado Kie yang mendengar teriakan anaknya langsung menuju arah suara.
Orang yang berpakaian ala ninja itu pun membungkam mulut Yumeko dan membuatnya pingsan.
Kamado Kie segera menghentikan orang itu dan menyerangnya menggunakan kapak. Tapi tenaganya tidak terlalu kuat.
Datang beberapa orang mengunci tangan Kie.
"YUMEKOOOOOO!!!!!!"
Ninja itu menyeret Yumeko dan membawanya pergi.
"ANAKKU! JANGAN BAWA ANAKKU TOLONG!!!!"
Mereka tak mendengarkan ucapan Kie dan langsung melesat pergi dengan Yumeko di tangan mereka.
Kie menangis di gelapnya malam.
"Yumeko...."suaranya lirih.Tanjirou ternyata melihat semua kejadian itu dari balik fusuma.
"Onee-chan....." Tanjirou menyesal tidak bisa berbuat apa-apa untuk menolong kakaknya itu. Ia menangis.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Merasakan lehernya yang sakit karena pukulan, Yumeko terbangun."Ah..ittai! Gelap sekali..dimana ini?" kepala Yumeko pusing.
"Hiks!hiks!"
Yumeko mendengar suara orang menangis."Halo? Disini ada orang??" Yumeko agak takut.
Pintu ruangan itu terbuka. Cahaya pun masuk. Yumeko dapat melihat isi seluruh ruangan dan juga orang yang membuka pintu.
Ternyata ada seorang gadis kecil di pojok ruangan yang sepertinya seumuran dengan Yumeko.
Yumeko mengalihkan pandangannya ke arah pintu. Dilihatnya perempuan remaja yang mempunyai luka di dahinya.
"Kau siapa?"tanya Yumeko.
"Ah! Aku Makio..siapa namamu?"
"Yumeko...Kamado Yumeko.."
Wanita itu memegang lengan Yumeko dan membawanya keluar.
Yumeko melihat banyak ruangan di tempat ini dan juga mendengar samar-samar tangisan banyak anak kecil.
"Ano..kita mau kemana??" tanya Yumeko.
Perempuan bernama Makio itu diam.
Sampailah mereka di suatu ruangan besar. Banyak sekali orang-orang yang menggunakan pakaian ninja.
"Ini anak darah langka itu..dia anak dari Kamado Tanjuro." Makio berbicara pada atasannya.
"Kamado Tanjuro ya..." pria yang mengenakan zirah itu berpikir keras.
"Kamado, kemarilah.." pria itu berbicara pada Yumeko.
Sebenarnya Yumeko agak takut. Tapi ia mencoba memberanikan diri.
"Kau akan tinggal disini sementara, sampai kau siap untuk bertahan hidup." kata pria itu.
"Ta tapi untuk apa??? Bagaimana dengan keluargaku???" Yumeko khawatir.
"Kau memiliki darah langka, Yumeko. Tugas kami adalah menjaga darah langka agar tidak ada iblis yang semakin kuat dengan pesat."
"Untuk keluarga mu, kami akan mengabari mu lewat mata-mata kami." lanjut pria itu.
Yumeko pernah mendengar soal darah langka dari ayahnya. Jadi ia langsung paham.
"Kenapa banyak anak kecil yang menangis disini??" Yumeko heran.
"Mereka sama sepertimu, mempunyai darah langka. Tapi mereka harus terbiasa dulu disini. Mereka menangis karena manja! Mereka belum terbiasa dengan keadaan ini." pria tua itu agak mengeraskan suaranya.
'Kejamnya, dasar tua bangka..' batin Yumeko.
"Bagaimana aku bisa cepat keluar dari sini?" Yumeko bertanya lagi.
"Jika kau sudah semakin kuat.."
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Penasaran sama karakter reader??? Ini diaaa...Nah..segini dulu yaa..
Terimakasih sudah mengikuti cerita yang author bikin..
See you 👋
KAMU SEDANG MEMBACA
Manjusaka : くのいちの涙 (Kunoichi no namida)
Fanfic(Tomioka Giyuu X reader X Uzui Tengen) Rambut hitam panjang terurai.. Mata ungu gelap setajam mata pedang.. Kamado Yumeko(Reader), sang kunoichi dengan keahlian setara seribu samurai. Dibalik fisiknya yang kuat, Yumeko merasakan kehilangan yang mend...