Mendekati tubuhku dengan perlahan. Membuat jantung berdetak kencang. Setiap derak langkahmu dapat kurasakan tertahan lantai. Kau begitu dekat sekarang dan aku bisa melihat kedua bola mata setajam mata rajawali itu. Wajah oriental itu hanya fokus padaku sekarang. Oh, perasaan apa ini? Kini aku mulai gugup melihatmu dan kuangkat tangan kananku menahanmu untuk mendekatiku. Aku menolakmu sekarang. "Hei bajingan. Menjauhlah dariku!"
Kutatap kau menghentikan langkahmu dan kau bilang: "Apakah aku sebegitu menakutkan di matamu. Kukira kau akan menyukaiku sekarang. Ingin rasanya memelukmu sekarang. Terimalah aku dan akan kuberikan apapun yang kau mau. Asalkan kau mau kita melakukannya lagi." Kini aku memandangmu
"Berhenti. Sudah cukup. Lepaskan aku. Aku mohon. Aku sudah kesulitan sekarang. Jangan membuatku tambah sakit lagi. Berhentilah mencariku. Aku mohon maaf jika aku membuat salah padamu. Aku mohon maaf." Kusujudkan kakiku di hadapanmu dan sangat berharap kau akan melepaskan aku. Kau hanya diam lalu berbalik dengan sayup. Aku menganggapnya sebagai jawaban iya. Kulangkahkan kakiku dengan cepat dan menjauh darimu. Kukira kau akan mengejar lagi, nyatanya tidak. Aku bersyukur kau bisa mengerti aku sekarang.
"Sayang, aku tak akan berhenti mengejarmu. Bagaimanapun caranya." Wah, mulutnya masih berani bicara saat kupalingkan tubuhku dan kudekati pintu ruangan ini.
Aku tidak peduli lagi. Yang terpenting aku selamat sekarang. Kutinggalkan kau sendirian. Rasanya mendapat kebebasan yang membuatku bahagia sekarang. Kutatap sekali lagi dia. Dia hanya menatap tajam dan penuh harap. Yah, aku segera meninggalkannya dan kudapati beberapa pria berjaga lagi diluar. Oh ya, si A8 dan A9 rupanya. Mereka hanya memandangiku. Aku berpura-pura saja berharap mereka tidak menyadari keadaan ini.
Kini aku bisa mendapatkan kedamaian lagi karena aku sudah jauh dari si bajingan itu. Huhhh...leganya. Kumasuki lift dengan tak sabar dan setelah kusadari ternyata ini lift yang pernah kunaiki sebelumnya. Tidak salah lagi. Apa dia ingin mengulang kejadian itu? Dasar brengsek! Sudahlah! Yang penting aku bebas....
***
Pagi berjalan semestinya. Aku menghabiskan waktu untuk karier seperti biasanya. Yah... kembali ke kantor dan berusaha mengejar target seperti biasanya. Seorang wanita dengan badan gemulai nan lincah datang menghampiriku dengan membawa beberapa selembaran yang tersusun rapi di tangannya.
"Ms. Talia, Mr. Bob ingin kamu ke ruangannya. Dan tolong masukkan copyan data tentang bunga deposito bulan ini. Ini surat pengesahan yang sudah ditandatangani Mr. Bob tadi. Segera temui dia karena kami akan rapat keluar kota segera. Mengenai Copyan itu, serahkan saja besok." pintanya dengan nada agak kasar.
Gadis itu sangat menyebalkan. Dia tak pernah memberiku kelonggaran sedikitpun. Dasar! Mentang-mentang dia sudah menempati posisiku dulu, dia dengan seenaknya saja memperlakukan aku dengan kasar. Tapi dia memang keren juga. Diantara gadis di kantor ini, Sunny adalah yang tercantik dan paling cepat beradaptasi. Si seksi tamatan luar negeri ditambah dia adalah anak mantan direktur generasi keempat bank ini tentunya dia pasti menjadi pusat perhatian. Dia selalu menawan sehingga tak heran banyak pria kaya ataupun selebritis mendekatinya. Dengan gaya elegan Channel miliknya pastinya itu membuat dia semakin cantik dan lihat barang-barangnya, itu semua barang exsklusif di dunia. Enaknya dari lahir sudah ditakdirkan jadi orang kaya. Aku bukan apa-apa jika dibandingkan dengannya.
Kumasuki ruangan Mr. Bob dengan sedikit tegang. Aku masih merasa canggung jika berhadapan dengannya. "Pagi pak!"sapaku.
"Pagi". Sambutannya masih terlihat sedikit lemah dan agak kaku. Dia sibuk menandatangani beberapa dokumen di mejanya. Lalu dia menyuruhku duduk dengan isyarat tangannya.
"Begini, beberapa bulan terakhir, kondisi lalu lintas pembayaran bank kita cukup stabil. Laba kita juga berada di zona aman dan terkendali. Namun, keadaan ini juga tidak ada baiknya. Kita tidak boleh stagnan. Dan salah satu senjata bank adalah pembiayaan kita. Sekarang sudah banyak investor yang mempercayakan pinjaman kepada kita. Masalahnya penerimaan dana kita mulai mendekati kritis. Beberapa deposan kita memang masih bertahan tapi kita tidak bisa menunggu mereka saja. Jadi, saya sangat berharap bagian Funding bisa memberi kekuatan maksimal."
Beberapa menit kami mengobrol berdua dengan Mr. Bob dan kutahu dia sangat berharap kepadaku. Entah kenapa dia seperti memberi kesempatan kedua kepadaku untuk memperbaiki kesalahan yang telah kuperbuat. Sebab masalah ini hanya dia adukan kepadaku tidak kepada Nina atau Tom atau Adit dan juga rekan lain yang satu departmen denganku. Dia berharap aku menangkap peluang ini untuk mengembalikan kepercayaan Bank ini.
Kutatap layar komputerku dengan pikiran yang campur aduk di kepalaku. Kemana aku harus mencari nasabah yang memiliki kekayaan sebesar itu? Target dana yang dibicarakan Mr. Bob sangatlah besar. Tidakk mudah untuk membujuk orang berduit di zaman sekarang. Aku masih ingat berapa kali aku mmenggaet nasabah pertamaku. Hanya beberapa orang yang kudekati tetapi ribuan penolakan yang kudapat. Untung saja nenek kenalan lamaku bersimpati padaku dan membuatku melambung tinggi. Aku tak menyangka ternyata dia Istri Pabrik Tahu terbesar di negeri ini. Penampilannya memang biasa tapi ternyata di baliknya luar biasa. Hmm... sekarang siapa lagi ya?
Teleponku berdering kencang membuyar lamunanku. Wah... dadaku berdegup kencang. Ini dai si Bajingan itu lagi. Mampuslah aku. Padahal kemarin dia melepaskanku.
"Angkatlah ponselmu sebentar saja." pesannya langsung digantikan lagi dengan nada memanggil di ponselku. Ya sudahlah sebaiknya kuangkat sebentar setidaknya dia tidak mengiirim hal yang aneh lagi.
"Ada apa menelponku?" tanyaku dengan cemberut.
"Aku berada di depan kantormu!"jawabnya dengan nada serak.
"Ha? Ada apa kau kemari? Bisakah kau tidak menggangguku sehari saja?"suaraku dengan kasar dan kututup telponku. Dia selalu menjadi biang masalah. Sudahlah kuteruskan saja pekerjaanku. Abaikan saja dia Talia.
Beberapa menit kemudian Ms. Nina memanggilku.
"Ms. Talia, Mr. Bob memanggilmu." Lah, bukannya dia mau rapat diluar kota tadi. Ya sudahlah mungkin ada urusan penting. Kembali lagi aku ke ruangan Mr. Bob dan kuketuk pelan.
"Nah, ini dia Tn. Bob, pegawai yang kucari. Apakah aku bisa meminjamnya sebentar?" suruh pria yang sepertinya tidak asing.
Itukan si Bajingan itu.
"Ms. Talia. Tn. Mike sudah menceritakan semuanya. Kamu harus berterimakasih padanya. Karena dia namamu sekarang sudah bersih. Tapi kami masih harus mempertimbangkanmu. Sekarang kau harus melayaninya sekarang. Aku dan Sunny harus berangkat sekarang."
Mr. Bob langsung beranjak dari kursinya dipandu dengan Sunny yang terlihat melirik si Bajingan itu dengan manja. Dasar si bajingan ini! Apakah Sunny yang secantik itu juga terpukau padanya. Dan sekarang aku katanya harus melayaninya???.....
Zheyeng? Apa kamu semakin penasaran? Bagaiman perjalanan kisah Talia dan Mike ya? Tetap ikuti ya dan kasih komentar untuk cerita ini.
Tetap tunggu aku Zheyeng.....
KAMU SEDANG MEMBACA
From ONS to Making Love (COMPLETE)
Short StoryDeskripsi tentangmu: Awalnya aku membencimu karena hari itu. Kamu membuat duniaku hancur seketika. Kau mengingatkanku pada kenangan lama yang menyakitkan juga. Tapi kau bilang kau tak akan melepaskanku. Seakan-akan aku ini adalah milikmu. Kau perlak...