Kala itu sekolah sedang mengadakan study tour ke Bali. Ingat sekali aku saat itu berada satu bus dengan teman-teman yang berbeda jurusan denganku. Sengaja memang, karena aku memilih tidak bergabung dengan teman-teman sekelasku.
Dalam perjalanan, aku mengamati orang-orang yang berada di dalam bus tersebut. Dan tertujulah aku pada satu wanita. Parasnya cantik, putih, dan memiliki postur yang cukup tinggi. Yap Ranum nama gadis tersebut. Aku mengetahuinya setelah menanyakan kepada temanku si reno.
"Cantik ya dia" ujarku.
"Dia teman sekelasku, Ranum namanya. Orangnya sangat baik dia Bram" sambung si Reno.
Ya namaku Bram Delvino. Teman-temanku biasa memanggilku Bram. Saat ini aku sedang duduk di kelas 11 sekolah menengah atas.
Saat itu juga aku sangat senang akhirnya mengetahui nama gadis tersebut. Sepanjang study tour ke Bali aku sangat menikmatinya sekali. Mengunjungi tempat-tempat wisata yang biasanya hanya dapat kulihat di tv. Pantai Kuta, GWK, Pura Uluwatu, dan tempat wisata lainnya yang kita datangi. Sesekali juga aku mencuri-curi pandangan untuk melihat Ranum dari kejauhan. Kulihat dia merasa senang juga, hal itu terlihat dari senyum manis yang selalu terlihat di wajahnya.
Maklum saja aku hanya seorang laki-laki yang pemalu. Tak berani mengajaknya untuk berbicara, bahkan bertegur sapa walau kita dalam satu bus yang sama. Jadi aku hanya dapat memandang dia dari kejauhan.
Ingin rasanya aku untuk dapat bertegur sapa atau berbicara dengan dia, tetapi memang diriku saja yang sangat pemalu atau bahkan terlalu takut untuk melakukannya. Padahal kesempat untuk sekedar bertegur sapa sangat banyak sekali.
Tibalah pada saat hari terakhir study tour, rombongan sekolahku dalam perjalanan pulang. Saat itu perasaanku campur aduk antara senang dan sedih.
Senang karena dapat berlibur ke Bali, tetapi disisi lain aku merasakan sedih sebab aku tak bisa lagi merasakan dekat dengan Ranum.
Aku dan Ranum berbeda jurusan di sekolah. Wajar saja pasti akan jarang terlihat di sekolahan sebab jarak antar kelas kita saja cukup jauh. Ruangan kelas Ranum berada di bagian depan sekolah sedangkan ruangan kelasku berada di bagian belakang.
Kesedihan semakin terasa setelah pagi harinya kami semua sampai dengan selamat di sekolah dan pulang ke rumah kembali. Saat itulah aku berfikir ini mungkin akan menjadi akhir dari aku yang dapat menikmati senyum manisnya dari kejauhan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Elegi Rindu
RomanceSebuah kisah yang tak sempat menjadi kasih. Aku dan Ranum memang tidak diperuntukkan menjadi satu. Hanya sekedar mampir di dalam hidup tanpa bertujuan untuk menetap lebih lama. Kukira aku adalah rumah, ternyata hanya persinggahan egomu saja. Berbaha...