2. Tak Terbayangkan Sebelumnya

35 2 0
                                    

Selesai sudah dari kegiatan study tour ke Bali. Tandanya rutinitas kegiatan belajar di sekolah dimulai lagi. Seperti biasa awal masuk sekolah sebelum dimulainya pelajaran, hanya pemberitahuan kontrak pelajaran selama semester ini.

Masih terasa ingatan-ingatan selama study tour. Kami semua saling berbagi pengalaman selama disana. Maklum saja dikelasku ada juga yang tidak bisa mengikuti study tour karena beberapa alasan.

Selagi semua mereka bercerita satu sama lain, aku hanya terdiam dan menikmati lagu-lagu dari playlist yang ada di handphoneku. Sambil sesekali membayangkan wajah manis Ranum. Aku selalu berharap dapat melihatnya lagi di sekolahan. Mungkin saja sewaktu di kantin, atau ketika jam istirahat.

***
(beberapa minggu kemudian)

Notif hpku berbunyi, kulihat dari twitter. Ketika aku membukanya aku sangat kaget, ternyata notif itu berisi Ranum memfollow twitterku. Apakah ini hanya mimpiku sajakah. Kucubit tanganku, aku merasakan sakit. Ternyata bukan mimpi.

Aku sangat senang sekali melihatnya. Sedikit norak, tetapi memang begitulah aku. Tak disangka justru Ranum dululah yang memfollow twitterku terlebih dulu, padahal bertegur sapa saja tak pernah. Saat itu juga munculah rasa penasaranku.

Usut punya usut, akhirnya aku mengetahuinya. Ternyata jauh sebelum study tour kemarin, Ranum sudah sering meretweet twit-twitku di twitter.

Ya dulu aku sering sekali membuat twit sajak di twitterku, tetapi aku tak pernah ngeh bila Ranum sering meretweetnya. Ternyata dia bahkan sudah tahu aku terlebih dahulu. Sial!

Sejak saat itulah kami mulai berbalas twit. Aku yang memberanikan diri untuk memulainya, dan Ranum membalasnya. Tak terbayangkan, sosok yang kupandang diam-diam sekarang bisa akrab (walau sebatas di dunia maya).

Terfikir dalam benakku, mungkin ini kesempatan. Akhirnya kuberanikan untuk menulis pesan pribadi untuk meminta pin BBnya. Sewaktu itu masih tenarnya kami menggunakan bbm.

Gayung bersambut, dia pun memberikannya. Dan sampailah dimana kita berdua saling membalaskan pesan di bbm. Semakin tidak menyangka lagi aku dibuat Ranum.

Tetapi tetap saja, diriku memang sangat pemalu. Beberapakali kesempatan bertemu dia di sekolahan aku hanya berani melemparkan senyum saja. Padahal di chatting kita sudah sangat akrab.

Beberapa kali juga teman-temannya bila diriku dan Ranum tak sengaja berpapasan mereka meledek kami berdua.

"Cieee..."

"Ehem..."

Ya aku hanya bisa tersenyum dan merasa senang diledek seperti itu.

Semakin lama kita berbalas pesan, semakin akrab juga antara aku dan Ranum. Bahkan aku sudah mulai memberanikan diri untuk menyapa dia dan berbincang dengan Ranum walau sebentar.

Sungguh aku merasakan senang, sebab tak pernah terbayangkan sebelumnya bahwa aku bisa sedekat ini dengan Ranum. Wanita yang beberapa bulan kemarin hanya dapat kupandang senyumnya dari kejauhan, sekarang dari dekat aku dapat menikmati senyumnya.

Kami berdua juga tak sungkan untuk saling berbagi perhatian. Saling mengingatkan satu sama lain. Layaknya seperti orang pacaran. Sungguh aku sangat menyukai hal semacam ini.

Ranum sangat perhatian kepadaku. Dia bahkan tak segan untuk menegurku atau bahkan memarahiku bila aku melakukan hal yang tak disukai dia. Tanda seperti inilah yang mengisyaratkanku semakin nyaman dengan Ranum.

Semakin mengenal Ranum semakin kutahui sifat dan tingkahnya. Yang kusukai dari Ranum adalah sifat manjanya. Sesekali dia menunjukkan kemanjaannya padaku. Bukan manja yang berarti jelek tetapi manja yang menggemaskan bagiku.

"Aku gak mau makan kalau kamu gak temenin makan di kantin. " ujar Ranum

"Nanti aku menyusul ke kantin, sekarang kamu makan dulu ya" balasku dalam chatting dengan Ranum.

Tetapi tetap saja dia tak mau makan, dan akhirnya aku mendatangi dia ke kantin untuk menemaninya makan. Dan disitu Ranum ternyum lebar, saat itu jugalah aku benar-benar dapat melihat senyum manis di wajahnya.

"Makasih ya udah dateng hehehe" ucap Ranum sambil mencubit jariku.

Itulah Ranum, selalu punya cara untuk hal-hal yang dia inginkan. Bahkan kami berdua sudah dikira berpacaran oleh teman-teman kami.

***

Elegi RinduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang