Kᴇᴛᴜᴋᴀɴ ᴅᴀʀɪ ᴀʀᴀʜ pintu utama dorm sontak mengusik gendang telinga. Tujuh lelaki yang tengah bercengkerama sembari melahap sarapan pada sofa ruang tengah pun sontak mengangkat alis lalu menoleh ke sumber suara. Salah satu diantara mereka kemudian refleks tersenyum sumringah lalu bangkit dari posisinya.
Jung Jaehyun, si pemilik senyum berlesung pipit bergegas menghampiri pintu utama yang masih terkunci rapat. Sebab belum satu jam berlalu sejak ia dan anggota NCT127 lainnya terbebas dari jeratan kasur dan selimut di kamar masing-masing. Beruntung mereka memiliki Bibi Kim, yang dengan sepenuh hati membuat sarapan lezat lalu membangunkan satu persatu penghuni rumah.
Ketika pintu dihadapannya terbuka, kedua iris cokelat gelap Jaehyun semakin berbinar bak gemerlap bintang. Jantung dibalik rongga dadanya berdebar kencang, menggebu-gebu seolah ingin keluar dari balik baju. Mungkin ia akan disangka terlalu mendramatisir, namun ini lah realita yang ia alami. Bertemu kembali dengan sosok yang amat ia rindukan membuatnya seakan tenggelam dalam lautan bunga bersama kupu-kupu yang kemudian beterbangan dalam perutnya.
"Jaehyun Hyung, can I?" Mark yang berdiri di samping Taeyong menunjuk jalan masuknya yang terhalangiㅡoleh Jaehyunㅡdengan dagu.
Paham dengan kode Mark, Jaehyun pun menggeser langkah guna memberi jalan bagi lelaki yang lebih muda. Dengan wajah letihnya, pemilik nama asli Lee Minhyung itu menyeret koper ke dalam rumah sekaligus dorm mereka. Tak lupa pula ia berucap, "Thanks, Hyung." Sebelum meninggalkan sepasang kekasih yang saling berbagi tatapan sarat akan kerinduan. Seolah mereka baru saja bertemu setelah terpisahkan dari planet berbeda sekian abad silam.
Padahal faktanya, Jaehyun dan Taeyong hanya terpisah jarak antar benua sekian Minggu karena tour SuperM. Tapi sepasang kekasih itu tetap saja saling merindu bagai bulan dan matahari yang akhirnya bertemu.
Ya, Jung Jaehyun dan Leeㅡsoon to be JungㅡTaeyong.
Merentangkan tangan, Jaehyun kemudian memejamkan mata sejenak. Bersiap menerima dekapan hangat dari kekasihnya. Namun ketika suara serak Taeyong berdawai dan mengucapkan kalimat. "Biarkan aku masuk dulu, Jaehyun," Ia seketika memanyunkan bibir seraya memberi jalan untuk lelaki yang lebih tua.
"Biarkan aku yang membawa kopermu." Jaehyun buru-buru menyeret barang bawaan kekasihnyaㅡhingga masuk ke dalam rumahㅡsebelum sang empu meraih gagang benda itu.
Setelah menutup pintu, Jaehyun berbalik dan mendapati Taeyong berdiri dihadapannya. Dalam jarak yang sangat minim, ia bisa melihat dengan jelas raut kelelahan di wajah kekasihnya. Tak jauh berbeda dengan Mark tadi. Sorot mata rusa Taeyong tak lagi berbinar seperti biasa. Senyum nya pun tak merekah dengan sempurna. Bahkan napas sang leader seolah menginterpretasikan jika yang ia butuhkan saat ini hanya lah kasur, selimut, lalu tidur.
"Kau butuh istirahat." Jaehyun mengusap pipi kanan Taeyong dengan ibu jari. "Apa kau sudah sarapan?"
Taeyong mengangguk pelan. "Bagaimana dengan yang lain? Apa mereka bahkan sudah bangun?"
Jaehyun tersenyum. "Ya, mereka ada di ruang tengah." Katanya. "Kalau begitu masuk lah ke kamarmu. Aku akan membawa kopermu nanti."
"Ku pikir kau ingin memelukku tadi." Taeyong menyindir si lelaki berlesung pipi. "Apa aku melewatkan sesuatu?"
Menggeleng, Jaehyun lantas menarik tubuh ringkih Taeyong ke dalam dekapannya. Menenggelamkan wajah pada pundak lelaki yang lebih tua sembari bergumam. "Aku merindukanmu."
"Kau selalu mengatakannya berulang kali setiap mengirim pesan atau menelpon ku, Jung Jaehyun." Taeyong terkekeh.
"Tapi aku benar-benar merindukanmu, Hyung."
KAMU SEDANG MEMBACA
Wish List | Jaeyong ✓
Fanfiction❝Taeyong asked Jaehyun to write his wish list❞ ONESHOT | SPECIAL JAEHYUN BIRTHDAY | FLUFF | PG15 Taeyong tidak ingin membuat Jaehyun kecewa menjelang hari ulang tahunnya yang ke-23. Alhasil, ia kemudian menyuruh Jaehyun untuk menulis daftar keingina...