Kita tidak pernah tahu masa depan, yang kita tahu hanyalah menjalani kehidupan dengan sebaik mungkin. Awalnya, aku pikir hal-hal yang mustahil terjadi memang tidak akan pernah terjadi, namun semua itu berubah saat musim semi di bulan Desember menjadi nyata.
29 Maret 2019
Kicauan burung menjadi musik pagi, sinar sang surya menyinari langkahnya, hari yang begitu cerah untuk memulai aktivitas, kini Sohyun berdiri di depan sebuah gedung mewah yang telah menjadi tempatnya menimba ilmu selama 2 tahun terakhir. Menjadi salah seorang mahasiswi di sebuah perguruan tinggi swasta dan kerap kali menjadi objek pandangan mahasiswa lain adalah kesehariannya.
"Sohyun!"
Teriakan yang cukup memekakkan telinga dan Sohyun tahu siapa yang melakukannya. Sudah menjadi rutinitasnya melakukan hal tersebut di pagi hari.
"Ara ... sudah berapa kali ku katakan untuk tidak berteriak eoh." ucapnya sambil memukul kepala Ara pelan.
"Mianhe eonni ... hehe."
"Sohyun ... Ara!"Satu lagi teman Sohyun yang hobi berteriak, ia hanya dapat menggelengkan kepalanya.
"Kalian belum masuk kelas?" tanya yeri
"Kami menunggumu." Jawab Sohyun sambil tersenyumSetelahnya mereka segera beranjak menuju kelas Karena pelajaran pagi itu akan segera di mulai. Pagi itu suasana kelas begitu ramai, Sohyun memandang bingung dan tidak mengerti apa yang sedang mereka bicarakan.
"Kalian sedang membicarakan apa?" tanya Yeri pada Yura
"Kabarnya akan ada mahasiswa pindahan baru dan dia dari YUAN UNIVERSITY."
Sohyun mengangguk paham, rupanya hal ini yang menjadi perbincangan para teman sekelasnya. Hal yang wajar mengingat mahasiswa pindahan tersebut adalah seorang pria dari Universita terkenal."Selamat pagi."
"selamat pagi sir.""Baiklah hari ini saya akan memperkenalkan murid pindahan yang akan menjadi teman sekelas kalian, namanya Sungjae ... saya harap kalian bisa saling mengakrabkan diri." Pria itu hanya tersenyum simpul kearah depan seolah memandang satu persatu mahasiswa yang ada di sana.
Sohyun tidak pernah menyangka bahwa ini adalah awal dari takdir yang tidak pernah ia pikirkan sebelumnya. Awal dari musim semi di bulan desember yang menjadi nyata.
"Boleh aku duduk di sini?" tanya Sungjae pada Sohyun, ia hanya mengangguk tanda setuju sambil tersenyum simpul. Sungjae mengulurkan tangannya dan memperkenalkan diri, tentu Sohyun membalasnya dengan ramah.
20 September 2019
Waktu berlalu seakan begitu cepat, pertemanan antara Sohyun dan Sungjae semakin dekat, bahkan boleh dikatakan mereka sudah menjadi sahabat.
"Yura, apa kau yakin dengan perasaanmu?" tanya Sohyun pada Yura.
"Aku yakin Sohyun ... tapi aku takut jika dia tidak memiliki perasaan yang sama." jawab Yura sendu.Saat ini mereka sedang berada di taman kampus, membicarakan tentang perasaan Yura terhadap Sungjae. Sungguh Sohyun mengerti mengapa Yura bisa jatuh hati, Sungjae adalah pria yang baik, meskipun mereka baru mengenal namun Sohyun dan Sungjae sudah menjadi teman yang cukup akrab. Hingga kini ia seperti menjadi peri cinta untuk Yura dan Sungjae.
"Yura, dengarkan aku ... aku yakin Sungjae juga memiliki perasaan yang sama denganmu, jadi kau jangan pesimis," ucap Sohyun berusaha menenangkan Yura
"Lebih baik sekarang kau pulang, tenangkan pikiranmu." lanjutnya
"Baiklah Sohyun, terima kasih telah mendengarkan cerita ku ...." Sohyun hanya tersenyum simpul sambil memandang kepergian Yura.Dia memeriksa kotak pesan di smartphonenya dan Sohyun hanya bisa tersenyum miris melihat pesan yang belum di balas oleh seseorang yang beberapa bulan ini menjadi pemilik hatinya. Mungkin ini alasan mengapa Ara dan Yeri mengatakan Sohyun adalah wanita yang bodoh, Ia masih bertahan di sisi pria yang bahkan tidak tau, ia menganggapnya ada atau tidak.
YOU ARE READING
FATE
Romancebagaimana jika kau berada dalam posisi yang sulit, bagaimana jika tanpa sadar 2 insan saling menyakiti diri sendiri demi menjaga agar semua tetap pada tempatnya. semua terasa seperti benang kusut yang sulit di urai, akankah ada bahasa indah untuk k...