Marahan

313 23 14
                                    

-Kalau nemuin Typo, harap koment ya?-





Brugh!!

"Ma-maaf Le..."

Hening, seketika koridor itu menjadi hening saat seorang cowok dari kelas sebelah bercanda dengan temannya dan tidak sengaja menabrak Leo pagi itu.

Cowok itu tidak berani menatap Leo barang sebentar saja.

"Ambil!" desis Leo karena tas punggungnya jatuh di lantai.

Sigap, cowok itu mengulurkan tangannya meraih tas Leo. Tapi....
Leo menendang tasnya menjauh dari jangkauan, membuat cowok itu terkesiap dan mendongak menatap Leo.

"Apa hah!"

Leo membentak, matanya merahnya seolah akan keluar dari tempatnya.
Semua orang berbisik-bisik menyayangkan prilaku Leo.

Wajah cowok itu langsung pucat, ia tau perangai Leo yang suka memukul. Gadis yang menakutkan.

"Berani benar lo nabrak gue! MATA LO MASIH BISA BERFUNGSI GAK HUH!?"

Kali ini suaranya semakin lantang.

Cowok itu gemetar, tak dapat menjawab pertanyaan Leo. Diakui mamang ini salahnya, berlari keluar kelas tanpa melihat dan menabrak Leo. Dan inilah hasilnya.

"Aw..."

Tanpa ampun Leo mencengkram kerah baju cowok itu.

"Lo cari masalah ama gue hm?" Leo menyeringai.

Pagi itu suasana menjadi riuh atas tindakan Leo, semua anak hanya menonton tanpa melerai. Hanya tatapan iba saja.

"Le, lepasin. Apaan sih lo pagi-pagi udah buat huru hara?" tutur Jeni yang  datang tiba-tiba untuk menengahi.

"Bu-kan urusan lo Jen!" saut Leo menekan tiap kata masih dengan gigi mengerat.

Jeni tersentak, baru kali ini ia di perlakukan seperti itu oleh Leo.
Jeni kasian melihat cowok yang masih dalam cengkraman Leo.

"Ini tas kamu Le,"

Gita bersuara lembut sambil mengulurkan tas Leo yang tadi ia tendang.

Leo menoleh, menatap tajam Gita. Ia teringat ucapan Gita jika, dia sudah mengakhiri pertemanannya karna Leo seorang pecandu narkoba.

Leo melepas cengkramannya dengan cara mendorongnya sampai pria itu hampir terjengkang. Setelahnya ia beranjak pergi.

Dengan kasar Leo mengambil tasnya. Baru beberapa langkah ia berjalan, langkahnya terhenti.

"Le, Jangan lakukan lagi," beo Gita namun Leo mendengarnya.

Leo menoleh ke arah Gita yang menatapnya. Pandangan mereka beradu. Leo memincingkan senyumnya sinis. Melempar tasnya ke Jeni, Jeni menangkapnya. Lalu melangkah mendekati Gita.

"Apa!? Lo gak suka liat gue barusan hah!" serunya membentak. Gita memang sering di bentak Leo, namun kali ini cukup menyakitkan.

Jeni tersentak melihat Leo memperlakukan Gita. Mengingat Gita adalah sosok yang sering Leo lindungi, tapi pagi ini? Leo seperti kesetanan.

Gita menggeleng, menggigit bibir bawahnya karna di perlakukan seperti itu. Ia menatap wajah Leo yang nampak frustasi. Mungkin masih dalam pengaruh narkoba.

"Le bukan itu-?"

"Gak usah sok perduli ama gue, MUKA CACAT!" kata Leo sarkas sambil menyibakkan rambut Gita yang menutupi wajahnya yang rusak.

"Liat wajahnya yang buruk," tunjuknya mengitari tubuh Gita, "Begitu menjijikkan!"

Leo menyeringai.

"Lo apa-apaan sih Le?" ujar Jeni mulai kesal dengan sikap Leo.

Aku si pecandu [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang