9

7.4K 391 30
                                    

"Cukup na." Ujar Type lemah, tangannya bergetar mengusap lengan berotot Tharn. Kepalanya sangat pening. Pandangannya telah buram.

"Type? Sayang? Sadarlah na, aku disini." Tharn berujar sangat lembut sembari mencium pipi basah Type. Type hanya tersenyum lemah, kesadarannya semakin diambang batas.

"Aku ba-ik." Tepat setelah berucap demikian Type terkulai lemah di pelukan Tharn.

"Type!!"

SKIP TIME

Type tengah beristirahat di ruangannya. Ruang VVIP di salah satu Rumah Sakit Universitas mereka, Tharn dengan segala kepanikannya menggila menggendong Type hingga membuat Perth harus menyadarkannya dengan memukul kepala Tharn.

Ae dan Pete sudah pulang duluan mengingat besok masuk. Tinggallah Tharn No dan Kenkla. Ya Kenkla langsung datang sejenak tak lama setelah Ae menghubunginya.

"Tharn pulanglah. Istirahatkan badanmu. Aku dan Kenkla akan berjaga disini." Ujar No pelan pada Tharn. Kini No dan Kenkla tengah duduk di sofa yang tersedia di kamar itu, sedangkan Tharn duduk di sebelah bangsal Type.

"Tak apa. Kalian pulanglah. Aku tak akan meninggalkan Type." Balas Tharn datar. Matanya fokus menatap wajah damai Type. Tangannya menggenggam lembut jemari Type.

"Tapi-"

"Pulanglah No." Potong Tharn datar.

"Setidaknya pakailah ini Phi. Kami akan pulang. Jika ada apa-apa segera hubungi na. Tenang saja pria itu sudah ku urus bersama Perth." Ujar Kenkla sembari memberi Hoodie nya pada Tharn yang masih bertelanjang dada. Luka-lukanya memang sudah di obati suster tadi.

"Terima kasih na." Balas Tharn pelan. Mengambil Hoodie itu dari tangan Kenkla.

"Jaga sahabatku na Tharn." Lirih No yang kini mengusap lembut rambut Type.

"Pasti."

No dan Kenkla pun keluar. Membiarkan Tharn dan Type didalam.

Sejenak No dan Kenkla telah keluar, Tharn kembali memfokuskan pandangannya pada Type. Leher Type banyak bercak merah yang dibuat God. Pergelangan tangannya yang memerah lecet, serta bekas lakban tadi.

"Maafkan aku. Maaf. Maaf." Lirih Tharn parau. Wajahnya menunduk, mencium penuh kasih sayang pergelangan tangan Type yang tidak berinfus.

Tharn menangis dalam diam. Ia merasa gagal menjaga Type, permatanya. Tharn tak bisa memaafkan dirinya. Tharn hanya terisak diam hingga ia tertidur. Dengan kepala yang terbaring disisi Type, juga tangan yang menggenggam erat tangan Type.

SKIP TIME

Pagi pun menyapa. Silau cahaya mengganggu tidur Type. Ia mengerjapkan matanya, menyesuaikan cahaya yang masuk.

"Eunghhh." Type melenguh pelan. Hidungnya kembang kempis mencium aroma obat. Kembali membuat kepalanya pening setelah sadar ini dirumah sakit.

Type menoleh ke samping, ia tersenyum kecil melihat Tharn. Tangan kirinya terulur mengelus rambut Tharn, tangan kanannya masih digenggam erat oleh Tharn. Mengingat masih jam 6 pagi, tentu saja Tharn belum terjaga.

Ingatan Type kembali pada kejadian tadi malam. Sontak ia memegang lehernya, pandangannya memburam. Ingatan masa lalu itu kembali muncul.

"Hiks tidak. Tidak. Hiksmmph." Isak Type pelan, membekap mulutnya agar tidak membangunkan Tharn. Juga menggelengkan kepalanya berharap bayangan itu pergi.

Namun tak kunjung bisa pergi, malah bayangan itu berputar seperti kaset rusak. Kepala Type semakin pening.

"Tidak hiks pergi hikssmmmpp." Type menggigit tangannya agar teriakannya teredam.

TharnType Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang