Chapter 4
"Ikannya enak?", tanya Maou.
Tear yang ada dipangkuannya mengangguk dengan pipi yang membulat. Tear mengacungkan kayu yang berisi ikan itu ke arah Maou.
"Makanlah, itu untukmu", kata Maou santai sambil melihat Tear makan dengan lahap.
'Kenapa aku tidak merasa lapar ya? Padahal aku sudah seharian berjalan, tapi tidak sedikit pun aku merasa lapar atau lelah, Hmm Tear yang mazoku saja merasa lapar, apakah karena aku Maou karena itu tingkatan pertahananku lebih tinggi? Ya... untuk sementara biarkan saja dulu, sudah malam sudah waktunya tidur, bicara masalah tidur, aku juga tidak merasa mengantuk...'
"Tear, sudah malam sudah waktunya tidur"
Tear memandang Maou sambil memiringkan kepalanya.
"Tidur", kata maou dengan lebih jelas.
"Mazoku... tidur.. tidak"
"Hmm? Mazoku tidak tidur?"
Tear mengangguk membuat Maou menjadi lebih bingung.
'Mazoku tidak tidur, karena itu kah aku tidak merasa mengantuk? Tapi... kalau mereka tidak tidur kapan mereka istirahat, lagipula Tear juga hanya setengah Mazoku, benarkah setengah bagian dari dirinya pun tak butuh tidur'
"Hmm... Tear, tidur itu penting lho buat pertumbuhanmu, kalau tidak kau tidak akan tambah tinggi lho"
"!!", wajah Tear terkejut saat dibilang dia takkan tambah tinggi.
"Tidur!", serunya.
"Ahahaha, kemarilah akan kudongengkan cerita untukmu agar kau bisa tidur", kata Maou sambil menepuk-nepuk selimut yang dia gelar disampingnya.
Tear membaringkan dirinya di sebelah Maou, dan Maou menepuk-nepuk kepalanya sambil mendongengkan cerita yang sering dia lakukan bersama Ryuuta sebelum mereka tidur. Tear seru mendengarkannya dan belum juga memejamkan matanya, sampai akhirnya Maou merapalkan mantra untuk membuatnya tertidur dengan sihir.
"Sirene", kata Maou lembut
Suara lantunan lagu terngiang di telinga Tear dan tidak lama dia mengantuk dan memejamkan matanya. Maou menarik selimut Tear sampai menutupi bahunya dan kembali menatap langit.
'Ryuuta, tenang saja kakak pasti akan menunggumu sampai kau datang menemuiku'
***
"Haa.... setelah sekian lama, akhirnya aku melihat peradaban.... bukan... bekas peradaban lebih tepatnya"
Setelah berjalan beberapa minggu akhirnya Maou sampai di tempat yang mungkin dulunya bekas istana. Pilar-pilar berwarna ungu kehitaman terbaring dia atas lantai batu kelabu, kerikil – kerikil reruntuhan berserakan di sana sini.
Tear yang sedari tadi berjalan di depan Maou menengadahkan kepalanya dengan mulut yang membentuk "o" dan melihat atap kaca warna warni yang sebagian kacanya sudah hilang.
Karena terlalu seru melihat atap itu Tear kehilangan keseimbangan dan terjungkal kebelakang, dengan siap Maou menadah kepala Tear.
"Bahaya lho", kata Maou santai.
"O...", jawab Tear masih terpana dengan atap kaca yang menyinari tempat itu.
Melihat Tear yang masih terpana dengan struktur bangunan, Maou memutuskan untuk menggendongnya dan menjelajah lebih ke dalam. Didalam tidak jauh berbeda dengan di luar, hampir semua bagian dari bangunan itu hancur dan tidak ada tanda-tanda kehidupan di dalamnya. Sampai Maou mendengar suara dari tempat yang paling dalam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Isekai For my brother I'll become a demon lord
AventuraMalaikat maut yang sedang training salah mencabut nyawa?! Pilihan Kanato hanya dua, dikirim ke surga atau dilahikan kembali Tapi harapan Kanato hanya satu, bertemu kembali dengan adiknya, yang ternyata....... Cerita pertamaku, jika berkenan tolong b...