13. Sweet Pain

10.6K 1K 198
                                    

LoveUWithMax



HAPPY READING

Ten berjalan dengan pandangan tajam, ia melewati keryawan yang memberi hormat tanpa melirik sedikitpun. Padahal biasanya Ten masih menanggapi mereka walau dengan senyum tipis.

Kali ini tidak, ada hal dalam pikirannya yang membuat mood Ten berantakan. Pembicaraannya dengan Seokwoo barusan menyita pikirannya.

Kim Doyoung.

"Kim Doyoung tidak lagi mengenakan setelan mahal di tubuhnya, masih ku pertanyakan kenapa dia masih begitu menarik. Memang sulit untuk menolak pesonanya."

Perkataan Seokwoo terngiang di kepala Ten. Ia pun heran dimana letak istimewa Doyoung hingga orang terjerat dan sulit melupakannya. Tidak dipungkiri itu juga berlaku untuk Jung Jaehyun.

Ten memejamkan matanya saat ingatan bagaimana Jaehyun menggumamkan nama Kim Doyoung malam itu. Jika bukan untuk membalas sakit hatinya, Ten lebih baik melepas Jaehyun.

Ten memandang pantulan dirinya di jendela kaca. "Aku terlihat lebih baik darimu. Kau tidak istimewa, Kim Doyoung."

Membenarkan penampilan sebelum memasuki ruangan pemilik kedudukan tertinggi. Ten harus tetap menarik di hadapan Jaehyun. Ia tidak akan terang-terangan mengatakan pembalasan sakit hatinya ke Doyoung walaupun Jaehyun juga melakukan itu menggunakan dirinya.

Dia tidak akan bekerjasama dengan Jaehyun.

"Selamat siang, sayang. Aku mengganggu?" Ten membuka pintu disertai senyum lebar, ia melangkah kepada Jaehyun.

Jaehyun melengkungkan senyumnya, "oh, selamat siang, dear."  tangannya dibentang menyambut Ten dalam pelukannya. "Kau mana pernah menggangu."

"Aku merindukanmu." Ten mencuri kecupan di pipi kiri Jaehyun.

Jaehyun mengusap rahang Ten lembut. "Kau sibuk dengan film barumu."

Ten menatap lama tepat di mata Jaehyun. "Siapa orang yang paling bisa mencuri perhatian dan pikiranmu."

Dapat disaksikan bola mata Jaehyun bergerak samar saat diberi pertanyaan itu. Tidak lansung menjawab.

"Orang itu harusnya tidak menyakitimu." lanjut Ten.

"Jangan membahasnya." Jaehyun mengalihkan pandangan dari wajah Ten.

"Aku kenal kalian, bagaimana dulu kalian begitu sempurna. Kau selalu menuruti keinginannya. Aku juga tidak percaya kenapa dia bisa berpikir bermain dibekangmu."

"Aku tidak ingin mengingatnya lagi."

"Kau tidak akan melupakannya jika setiap hari bertemu."

"Aku tidak mempedulikannya, anggap saja dia tidak ada."

"Cintamu berubah menjadi kebencian, ya?"

SWEET PAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang