Gue mengedarkan pandangan dan menemukan sosok yang gue cari sejak acara malam ini berlangsung. Siapa lagi kalau bukan akang Pacar yang ternyata berdiri di sudut ruangan. Dia berdiri diam. Menggunakan celana, kemeja dan jas fit body yang membuat tubuh tinggi dan tegapnya menjulang sempurna. Setengah wajahnya tertutupi bayangan dari pilar yang menaunginya sehingga gue nggak bisa melihat penuh ekspresinya. Tetapi matanya menyirat tajam ke arah panggung di mana Syakira dan Bang David berdiri.
Bang David sedang menyambut Syakira. Berharap perusahaan akan maju berkembang dan bla bla bla lainnya. Hal yang wajar dilakukan Bang David karena posisinya sebagai penerus Batik Sadewa.
"Kay ke toilet dulu ya." Bisik gue ke Papi yang masih terlihat bangga melihat putra sulungnya di depan sana. Papi mengangguk tanpa memperhatikan. Gue segera menelusup, bergabung ke keramaian dan berusaha menggapai tempat Genta berdiri. Mata gue masih mengamati Genta yang tetap bergeming dengan pandangan yang nggak lolos dari Syakira.
Apa dia cemburu dengan kedekatan Bang David dan Syakira?
Apa dia marah karena Syakira ada di sini?
Apa dia mengira kalau gue memang sedang mau menjebak dia di sini?
PIkiran gue menjadi resah. Apalagi melihat raut wajah Genta yang terlihat seperti itu. Duh, kan bukan salah gue. Seharusnya, gue lah yang marah ke dia.
"Genta," Gue berucap ketika berada di depan dia.
Dia menjulang tinggi di depan gue. Genta yang biasa gue kenal selalu menampakan wajah tengil dengan senyum menyebalkan di bibirnya. Genta nggak menjawab sapaan gue. Dia menyipit menatap gue dan mendengus.
"Lo- Lo dari tadi di- sini?"Gue menelan ludah susah payah.
Genta maju selangkah yang membuat gue mundur karena insting pertahanan diri. Gue nggak sengaja atau berusaha melukai dia tetapi sepertinya secara nggak langsung gue melakukannya.
Genta menghela napas. "Gue pergi."
Dia nggak menunggu gue menjawab karena dengan langkah panjang, Genta beranjak dari sana. Seperti diguyur oleh air dingin, gue berusaha mengikutinya. Cukup kewalahan karena saat ini gue menggunakan Christian Louboutin gue yang berwarna hitam.
"Genta tunggu!" Gue mulai berteriak karena sadar bahwa sudah berada jauh dari hall tempat pesta dilaksanakan. Semilir angin dari halaman samping mulai terasa dan membuat gue menggigil.
"Genta! Lo mau kabur ya? Karena lo takut kan?"
Genta tetap nggak memelankan langkahnya.
"Lo takut kan karena pacar dan selingkuhan lo ada dalam satu gedung yang sama?!" Gue menjerit. Nggak tahan karena sikap brengsek Genta yang tiba-tiba datang dan pergi mirip Jelangkung. Dia memang titisan dedemit, tapi nggak Jelangkung juga!
Gue hampir menabrak punggung Genta karena dia berhenti mendadak.
"Jadi itu rencana lo? Bawa gue ke tempat dia, dan lo coba untuk mempermalukan gue dan Syakira?" Genta berbalik dan mendesis. Matanya berkilat sampai-sampai gue yakin, jika tatapan bisa membunuh, gue pasti tercabik-cabik dalam puluhan bagian.
Gue nggak tahu kalau Syakira bakalan jadi Brand Ambassador Batik Sadewa. Harusnya itu yang gue ucapkan. Tetapi gue mengangkat dagu dengan tinggi, menantang Genta dengan segala kekuatan.
"Iya! Karena gue tahu lo bakal melakukan apa saja buat dia. Untuk menjaga nama baik dia dan melindungi dia! Itu kan tujuan lo yang sebenarnya dengan memacari gue!"
Genta mendengus. "Lo yang nembak gue duluan!"
"Tapi lo nggak mau waktu gue putusin!" Gue menjerit kesal. "Kalau lo memang segitu cintanya sama Syakira! Lo harusnya nggak bersikap brengsek dengan menduakannya! Lo-" Gue menelan ludah susah payah. "Lo bahkan cium-cium gue!"
KAMU SEDANG MEMBACA
RUMBLING
ЧиклитKayara tipikal anak manja dengan parfum Les Exclusifs De Chanel. Percaya dengan fairy tale dan cinta pada pandangan pertama. Kayara telah menunggu moment love at first sight seumur hidupnya. Merasa berdebar-debar dan terbang melayang ketika melihat...