Spesial tgl 14/02/20
Selamat membaca na....
Mean melepas kasar dasinya yang terikat rapi dan membiarkan menggantung disana dengan berantakan. Berdebat dengan Plan hal yang menyenangkan untuk seperti hubungan mereka terasa cukup dekat tapi perdebatan mereka tadi tidak bisa dibilang membuat mereka dekat malah semakin jauh jarak yang mereka miliki.
Tok! Tok!
"maaf pak, untuk mengingatkan rapat lanjutan akan diadakan jam 3 nanti di Green Garden sekalian pihak insvetor ingin mempelajari lebih jauh kondisi lokasi" sang sekretaris yang baik kembali mengingatkan bos yang terlihat sangat badmood.
"batalkan" ucap Mean kesal
"tap..baiklah pak, permisi" sang sekretaris tidak akan berdebat
"tunggu" Mean bediri dan menghampiri sang sekretaris "Green Garden?" tanya Mean untuk memastikan jika pendengarnnya tidak salah
"ia pak..rapat akan diadakan pukul 3 di Green Garden"
"baiklah saya akan berangkat" putus Mean berlalu. Ia baru teringat jika Plan pasti sedang berada disana tempat yang bisa anak itu kunjungi sementara hanya P Un. Mean sudah memikirkan apapun yang terjadi mereka harus berbicara lebih dulu. Atau setidaknya Mean akan meminta maaf.
"Plan disini?" Mean langsung masuk dan bertanya pada P Un langsung yang sedang mencoba berfikir antara akan berbaik hati pada Mean atau tidak
"aku tidak bisa menjawab" P Un tipe orang yang baik hati Plan sudah berpesan untuk tidak menemui siapapun dan pasti orang yang disebut adalah Mean walaupun Mean kini termasuk salah satu donatur terbesar di Green Garden P Un tidak akan menghianati Plan orang yang sudah ia kenali dari jauh.
"aku yakin Plan ada disini tapi tidak ada di dua kamar biasanya. Dimana Plan sebenarnya?" Tanya Mean bergegas setelah memeriksa dua kamar yang dimaksud Mean tidak ingin membuat keributan dengan memeriksa kamar satu persatu selagi P Un bisa diajak kerjsama
"dia berpesan padaku untuk tidak menemui siapapun jika kau yakin dia ada disini maka kau bisa mencari keseluruh ruangan" P Un masih tetap pada pendirian untuk tidak memberitahu keberadaan Plan sebenaranya
"kau harus menjaga kata-katamu" setelah mengatakan itu Mean tidak tinggal diam pergi kesetiap kamar dan mengetuknya paksa. Keributan mulai terjadi setelah para pemilik kamar mengadu atas ketidaknyamanan terhadap layanan yang diberikan pada konsumen akhirnya P Un menyerah pada laki-laki gila itu yang sebenarnya sudah menjadi bosnya
Seharus Mean tahu jika Plan akan melarikan diri ketempat yang tak akan ada dipikirannya. Mean pelan mendorong pintu yang tidak terkunci itu ruangan sempit dengan banyak pakaianya yang bergantungan. Sedikit kotor dan beraroma laki-laki persis seperti penghuninya. Mean melirik ketempat tidur paling pojok Pla sedang memejamkan matanya.
Mean mendekat pelan. Plan tertidur dengan kondisi mata yang membengkak juga masih ada jejak air mata disana artinya Plan sudah lama menangis dan berhenti saat ia mengantuk dan tertidur sendiri. Mean tidak akan menganggu Plan yang terlihat sangat damai sepeti bayi pikir Mean. Dan meninggalkan ruangan dengan hati lega karena Plan baik-baik saja.
Setelah membersihkan diri Plan keluar untuk membantu P Un bukan bekerja mendapatkan uang tapi untuk mengalihkan pikiran dari kesedihannya dan rasa kesal.
"kau sudah bangun?"
Plan mengangguk
"kalau kau ingin bercerita aku bisa mendengarkan tapi aku tidak bisa mengizinkan kau untuk membantu pekerjaan disini"
"aku tidak apa-apa P. Kenapa aku tidak bisa melakukan pekerjaan?"
"donaturku memberikan pelayanan khusus untukmu dia hanya ingin kau tinggal disini dengan nyaman"
"siapa donatur aneh itu?"
"kau mengenalnya" ucap P Un
Orang kayak yang dikena Plan hanya Mean disini jadi orang yang dimaksud P Un mungkin Mean.
"jangan bilang itu....sejak kapan kalian menjadi dekat?!"
P Un mengangkat bahunya "kami tidak dekat tapi kami berbisnis. Dia baru saja dari sini dan sekarang sedang rapat untuk renovasi beberapa bangunan, dia orang hebat." Puji P Un
"teruslah memujinya sampai kau puas" ucap Plan kemudia. Rasa kesel itu kembali
"eh...kemana?"
"aku harus pergi ketika tidak dibutuhkan"
"apa yang kau bicarakan? Mean datang kesini dengan tergesa-gesa hanya untuk menemuimu setidaknya berbicaralah dulu padanya. Jangan biarkan kesalahpahaman terlalu lama nanti akan semakin sulit untuk dijelaskan" ucap P Un dan pergi saat Mean muncul setelah beberapa jam
"bicara padaku"
Plan menghembus nafasnya baiklah kali ini biarkan Plan mendengar kata-kata P Un dan pergi kekursi untuk bicara
"aku minta maaf"
"dimaafkan. Tidak ada lagikan?"
"aku benar-benar minta maaf"
"jadi dulu kau tidak benar-benar meminta maaf itu hanya bualan?"
"aku tidak pernah bermain-main"
"aku tidak menyalahkanmu jadi tidak perlu cemas terkadang pura-pura lupa lebih baik" ucap Plan yang langsung pada inti pembicaraan mereka membuat Mean terdiam
"Plan...aku minta maaf" Plan terkejut karena Mean berlutut didepannya seperti pasanngan yang sedang membujuk pacarnya
Plan melihat kesekitar P Un juga para karyawan melihat mereka Plan tidak suka situasi seperti ini
"apa yang kau lakukan, bangun!"
Mean tidak bergerak
"aku sudah memaafkanmu jadi bangunlah"
"benarkan?"
Plan mengangguk
Mean bangun dan langsung memeluk Plan hatinya senang tidak terkira sampai memeluk Plan seperti itu kelegaan yang diungkapnkan Mean "terimakasih terimakasih aku janji aku akan bersikap baik"
Plan mendorong bahu Mean "aku tidak ingin mendengar janjimu" ucap Plan dingin
"tapi aku benar-benar...."
"aku tidak ingin mendengarnya" ucap Plan penuh tekanan
Janji akan membuat orang tertekan dan berpotensi untuk mengingkarinya lebih baik buktikan saja langsung. Sudah banyak janji tanpa pembuktian.
Bersambung..
See u guys...
Follow my instagram @busamvung_id
KAMU SEDANG MEMBACA
MEANPLAN II KENALI AKU ✅
Fanfic#8 MEANPLAN 16/02/20 'tak kenal maka tak sayang' Perjalanan hidup tidak selalu manis. Kebahagiaan Meanplan renggang begitu saja saat seseorang dari masalalu kembali dan menawarkan kebahagian lain. Ketika rahasia satu persatu terungkap. Apa pilihan y...