19. THE REASON

8.4K 1.5K 212
                                    

Hai kangen aku nggak?
Pasti enggak kan, udah jelas kangennya pasti sama Haidar ㅠㅠ
Dirumah aja ya, jaga kesehatan juga ♡

●●●●●●●●●

Hari sabtu.

Dengan menyandarkan punggung ke tembok yang catnya sudah hampir mengelupas semua, Jimmy memandangi Haidar dan Saddam yang asyik beradu argumen tidak penting seperti biasanya. Disebelahnya duduk seorang Juno sambil memantulkan bola pingpong yang dipungutnya di tempat pembuangan sampah tadi saat membuang sampah kelas.

Atap sekolah adalah tempat terbaik yang bisa ditemukan untuk melarikan diri dari neraka kelas. Berhubung hari sabtu banyak sekali jam kosong, dari pada menjamur dan jadi bangkai hidup di kelas terkutuk itu, lebih baik menetap di tempat ini tanpa diketahui orang lain sambil menikmati sepoi angin yang berhembus sejuk menyegarkan. Hitung-hitung refreshing dan cuci otak agar kembali segar. Supaya tidak kusut seperti saat pelajaran matematika tadi pagi yang membahas bab trigonometri.

"Ayam sama telur jelas telur duluan lah Dar!"

"Ayam duluan! Soalnya ayam yang bisa menghasilkan telur! Baru telur jadi ayam!"

"Tapi kan tanpa telur, ayam pertama didunia nggak akan pernah ada! Jadi misteri 'ayam telur siapa yang lebih dulu ada' jawabannya udah pasti telur!"

"Denger ya Saddam anaknya bapak Zulfikar menteri agama yang instagramnya belum ada centang birunya," Haidar memberi jeda, "ayam lebih dulu ada di muka bumi sebelum telur karena Allah menurunkan ayam dalam bentuk binatang utuh secara langsung, bukan dalam bentuk telur! Ingat kuasa Allah, Dam."

"Ya bisa aja Allah menurunkan dalam bentuk butir telur kan nggak tau?! Belum tentu ayam duluan!"

Jimmy menghela nafas pelan, kedua manusia sampah itu lagi-lagi membahas hal yang tidak perlu didebatkan anak SMA kelas duabelas. Pembahasan misteri ayam dan telur adalah level anak paud, Tk dan SD. C'mon mereka sudah kelas tiga, SMA pula, tapi pembahasannya tidak jauh dari hal-hal childish seperti anak berusia lima tahun. Malu sama umur dan uban.

"Jim, sumpel mulut mereka sebelum makin kenceng adu bacotnya." Juno sudah tidak tahan, lama-lama sakit kuping dan kepalanya.

"Lo aja, gue males." jawab Jimmy sambil menguap.

Juno melirik Jimmy sedetik sebelum akhirnya melemparkan bola pingpong dari bak sampah yang dipungutnya itu pada kedua bocah yang masih berdebat perihal ayam dan telur.

"Apa si Jun main lempar aja! Sakit tau!" Saddam mengusap keningnya yang terkena lemparan Juno.

"Makanya diem, sadar nggak si lo brisik banget kaya toa masjid yang akinya rusak." balas Juno kalem.

Haidar beralih pada Jimmy dan duduk di sebelah cowok yang kini dilanda rasa kantuk itu. Berdebat dengan Saddam memang tidak ada gunanya.

"Jim," panggil Haidar membuat Jimmy menoleh pada sosok biang keributan yang sangat amat tidak dia sukai.

"Apa?"

"Brian nyuruh gue putus sama Adara kemarin sore." sesi curhat pun dimulai, Jimmy si ahli masalah percintaan meskipun dia jomblo seumur hidup adalah pakar cinta yang sangat ahli. Petuahnya luar biasa dan masuk akal meskipun tanpa pengalaman.

"Terus?"

"Gue nggak mau lah,"

Jimmy manggut-manggut, "Lagian emang Adara mau sama Brian?" pertanyaan Jimmy yang retoris membuat senyum di wajah Haidar mengembang.

"Enggak si, hehehe."

"Nah, ya udah nggak usah dipikirin. Brian doang, kecil." kata Jimmy.

"Abisnya gue lebih ganteng kan ya?" Haidar cengengesan.

From Me, the Sun [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang