Hujan deras dan payung

16 1 0
                                    


Ketika dia berjalan langit masih terang angin adem sepoy sepoy yang menghampirinya masih terasa sedikit lebih ringan meski dipundaknya begitu sangat berat, laki laki itu menggunakan sebuah kaos hitam dan kemeja kotak kotak dia nampak lusuh dan agak sedikit kotor, wajah tampannya cuman agak sedikit lebam memerah nampak keunguan tepat disebelah bibir nya yang tebal, seperti habis bertengkar dengan orang lain, dia pun berhenti disebuah warung kecil.

"pak" dia pun mengeluarkan uang didalam saku celana jeans-nya

"Y, mau beli apa?" saut bapak penjaga warung kecil

"O, payung satu pak, berapa?"

"Oh 35ribu, nak hutang yang kemarin beli sandal mana nanti saya gak bisa jualan lagi ini?" saut bapak penjaga warung kecil dengan nada mengeluh dan mengerutu

"ahhhh ckk bapak tua ini bisanya hanya mengeluh saja, iyah iyah nih saya bayar sekarang, tolong saya mau payung yang berwarna putih disana" ucap laki laki itu sambil memberikan uang 50ribu

"ehh, nak omong omong kenapa beli payung di cuaca panas begini?" penjaga warung memberikan payung berwarna putih kepadanya

"sebentar lagi ini akan turun hujan" ucapnya sambil pergi meninggalkan warung kecil itu, begitu percaya dirinya laki laki ini ketika membuka payung dan bahkan ketika berjalan wajahnya nampak dingin, dia sangat percaya diri dicuaca panas untuk membuka sebuah payung warna cerahnya.

"apakah benar akan turun hujan? Dasar bocah gila, kenapa aku harus memikirkan nya" ucap penjaga warung ketika laki laki itu pergi meninggalkan warung kecil itu.

Setelah meninggalkan warung kecil laki laki ini berjalan lurus memang ada diantara mereka yang mulai memperhatikan laki laki ini, namun laki laki ini teramat tidak peduli untuk orang orang yang melihat ke arahnya seperti nampak aneh atau membicarakan soal "orang aneh\gila", karena menggunakan payung dicuaca panas, menurutnya bukanlah suatu kesalahan atau dosa.
Beberapa menit kemudian,...
(tes tes tes) suara turun hujan
Dan benar hujan pun turun dengan sangat deras, orang orang berlarian kesana kemari untuk mencari tempat teduh sedangkan laki laki ini hanya tersenyum selintas.

"hem, kan sudah kubilang akan turun hujan" ucap laki laki itu, tangan kanannya yang sedang Memegang payung dan tangan kirinya yang dimasukan ke saku celana jeans membuat dirinya nampak tampan dan sangat percaya diri.

Angin hujan udara hujan yang membuatnya semakin tenang nan rileks, ketika saat beberapa langkah tiba tiba laki laki itu berhenti sejenak dia berbalik berputar kembali ke arah sebelumnya, wajahnya merunduk agak sedikit cemas bola matanya menunjukan dia sedang memikirkan seseorang, bola matanya langsung tertuju ke arah jalan sebelumnya, dia mulai berjalan, dia mulai berjalan agak cepat, dia mulai berjalan sangat cepat tak peduli tetesan air hujan jatuh ke arah bajunya yang lusuh dan kotor itu, dia langsung menutup payungnya dan dia pun mulai berlari sangat kencang, karena hujan jalanan pun licin dan karena laki laki itu terburuburu pun jatuh tergelincir

"ahh, sial" laki laki itu pun langsung bangun kembali tak peduli sesakit apa dia jatuh

Dia berlari kembali, setelah sampai di tempat tujuan, meski memang agak cukup lama

"huh huh huh, jauh sekali aku berlari huh, aku ini bukan huh pelari maraton huh, suaranya yang beradu napas membuat dia duduk terlebih dahulu di sebuah halte bus.

"nihh, apakah sekarang kau puas? huh Membuat aku lelah seperti ini huh setiap saat?" laki laki itu menyodorkan payung kepada soo

"maaf? Maksudnya?" ucap soo

"tunggu, apa kau tidak menganali aku?"

"laki laki tadi yang memberikan tisu, secara tidak sopan?"

"bukan itu, apa kau pernah mendengarkan saya bernyanyi diruangan gelap?" pikiran heran yang dirasakan laki laki itu karena perempuan itu yang merasa baru pertama kalinya bertemu dengannya

"maksudnya? Bernyanyi diruangan gelap?" soo yang kebingungan

"sudahlah kau ini menyusahkan saja, pulanglah sudah hampir larut malam"

Soo pun naik bus yang tiba di halte itu sambil membawa payung yang diberikannya, dan dia terus menatap laki laki itu dengan penuh tanya, laki laki itu masih terdiam di halte bus untuk memastikan soo segera pulang kerumahnya, bus pun pergi membawa soo pulang.

"apakah dia benar benar lupa? Apakah dia sakit?" ucap laki laki itu sambil mengusap kepalanya dengan kedua tanggannya

"ahhhhhhh..... yang benar saja kenapa aku harus memikirkannya"

dan laki laki itu memutuskan duduk di halte bus sampai hujan reda.

Matahari gelapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang