“Duduk aja gak mau pulang?" selalu saja ia kepikiran tentang pria itu, rasanya ia mau mati saja.
"Kayaknya Lo gak suka gue balikan sama Lo," Shella melotot mendengar sekilas bias suara itu, kali ini ucapannya berbeda.
"Maksudnya?" Tanyanya, Shella melotot menunggu jawaban pada pria di depannya itu.
"Lo gak inget?" Shella meringis, ia menghela nafas kasar ketika terbayang mimpi sialannya itu, bisa-bisanya mimpinya itu membuat ia berhalusinasi.
"Makanya banyak mikirin gue, jadinya gini kan, ayo pulang," Reyhan meraih tangan gadis itu yang masih terduduk termenung di bangkunya, repleks Shella menepis tangan kekar itu.
"Reyhan, nyata!" Jeritnya membuat beberapa orang yang lewat di depan kelasnya melirik aneh kepadanya.
"Lo tetap disini atau gue tinggal?" Shella melotot lalu cepat-cepat bergegas mengikuti langkah Reyhan, Kenapa ini semua terasa tidak nyata.
"Rey, Boleh gak pegang tangan gue, ini nyata atau mimpi?" Shella menyodorkan tangannya pada Reyhan yang masih berjalan santai di sampingnya.
"Masih sama aja, kayaknya ini mimpi, sialan," Ujar Shella jengkel, ia menarik tangannya karena tak ada respon, tiba-tiba saja tangannya kembali tertarik dan kini hangat dengan genggaman tangan dari Reyhan, bahkan detak jantung keduanya berirama mengikuti alunan jam yang bersenandung.
"Jangan lepasin gue," Ucapan Reyhan membuat Shella membeku seketika, Reyhan melepas tangan mungil gadis itu lalu bergegas pergi ke parkiran mengambil mobilnya.
Shella seakan ingin meninggal di tempat mendengar ucapan itu, meski tidak seromantis pasangan umumnya, itu dapat membuat hatinya berdebar.
***
Reyhan menghentikan mobilnya di depan rumah Shella, ia keluar dari mobil dan membukakan pintu untuk Shella bak seperti seorang putri sungguhan.
"Kayaknya beneran mimpi," Reyhan mendengar ucapan Shella berdecak kesal, perempuan itu masih menganggap semua perlakuan dan ucapannya adalah sebuah mimpi, yah! Mimpi yang sudah menjadi kenyataan.
"Yah tentu, Reyhan orangnya gak bakal balikan sama mantan, mana mungkin dia balikan sama gue sih," Shella tertawa paksa, ia berusaha menyadarkan dirinya dari semua halusinasi dan mimpi aneh ini.
"Itu khusus untuk mantan gue yang satu ini, jadi Lo gak perlu kepikiran soal itu," Shella menoleh ke arah Reyhan, ia menatap Reyhan dengan tatapan nanar.
"Reyhan mana mungkin bisa seromantik ini sih, Shella mimpi kali ini membuat Lo gila," Reyhan menggeleng sembari tersenyum tipis melihat tatapan tak percaya Shella.
"Nanti malam ada acara? Gue mau ajak pacar gue jalan-jalan" Ujar Reyhan membuat jantung Shella berdetak kencang, ia meremas rok abu-abunya.
"Sekarang Lo bilang seakan, Lo bakal jalan dengan pacar Lo yang baru, Reyhan Lo nyakitin perasaan gue," Lirih Shella membuat Reyhan terdiam, agaknya ia salah menyampaikan.
"Maksudnya gue itu Lo Shell, kapan sadarnya sih Lo," Geram Reyhan, ia menarik hidung perempuan itu agar bisa menyadarkan dirinya dari bayangan halusinasi yang ia pikirkan.
"Sakit!" Jeritnya, membuat Reyhan menghela nafas panjang.
"Shella Lo ada waktu malam ini, gue mau dinner sama Lo, Puas,kan?" Shella terdiam, suara bass itu terdengar besar tapi tidak kasar, hanya mampu membuat jantung Shella berdetak secepat lari maraton.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Mantan
Teen FictionMohon maaf yah guys, Yang pernah baca dear mantan sebelumnya itu silahkan baca pertama dulu karena aku udah revisi dan mengubah nama tokohnya. FOLLOW DULU SEBELUM BACA GUYS "Gue itu orangnya susah balikan sama mantan" ... "Hal yang susah buat aku lu...