Hari sudah gelap ketika rombongan Joohyun sampai di penginapan.
Sebelum memasuki kota, kereta kuda sudah ditempatkan di kandang kuda. Semua orang membawa barangnya masing2 dan pergi ke lantai atas mencari kamar mereka."Sekarang waktunya bagi kamar. Sudah pasti Guru Lee sendiri satu kamar, aku sama Seungwan satu kamar, dan Joohyun-nie sama Seulgi eonnie satu kamar!" Sooyoung sudah membagi kamar setiap orang, dan tidak peduli apakah mereka setuju atau tidak, langsung mendorong Seungwan masuk ke kamar mereka.
"Baiklah! Kalian juga cepat tidur, besok pagi kalian boleh main2 dulu di sini, siang kita baru berangkat lagi," Lee Sooman juga masuk ke kamarnya, meninggalkan Joohyun dan Seulgi yang masih bengong di tempat.
Seungwan yang sudah didorong masuk ke kamar ingin melihat bagaimana dengan mereka berdua yang sering berantam dibagikan dalam satu kamar, tapi langsung ditarik kembali oleh Sooyoung.
"Sudahlah Seungwan, Seulgi eonnie bisa urus sendiri," ucapnya sambil tersenyum."Kamu rasa Seulgi dan Joohyun bisa saling menyukai?" tanya Seungwan.
"Hm... Tidak tahu juga sih! Biarkan saja!"
"Kamu nih, main asal2an saja."
"Hehe, jangan begitu lah! Walaupun bukan demi masalah ini, pembagian kamar juga tetap sama! Memangnya kamu tidak mau sekamar denganku?" Sooyoung menganjurkan bibirnya, bertanya kepada Seungwan.
Seungwan terseyum pasrah dan tidak mengatakan apa2, lagian mereka pasti tahu jawabannya.
Seungwan menarik Sooyoung ke pelukannya, mereka saling berpelukan. Sooyoung suka Seungwan yang menyayangi dirinya, sedangkan Seungwan juga suka Sooyoung yang berkepribadian nakal tapi sebenarnya berhati baik."Kira2 apa yang terjadi di kamar mereka ya?" Sooyoung tak bisa menahan rasa penasarannya dan bertanya lagi.
"Bukannya tadi kamu sudah bilang biarkan saja?" Setelah itu, Seungwan langsung mengecup bibir Sooyoung untuk mengakhiri percakapan.Dan situasi yang sebenarnya di kamar Seulgi dan Joohyun adalah....
"...."
"...."
Keduanya hanya diam.Saat mandi sunyi, saat membereskan pakaian juga sunyi.
Mereka juga bukan lagi perang dingin atau lain sebagainya, hanya saja Joohyun tidak terbiasa sekamar dan sekasur dengan orang lain. Begitu juga dengan Seulgi, apalagi orang itu adalah orang yang sering bertengkar dengan dirinya.
Jadi tidak ada yang berbicara lebih dulu. Setelah mereka menyelesaikan urusan masing2 baru naik ke kasur untuk tidur."Kamu minggir sedikit!"
"Tempatku sudah sempit! Bisa jatuh kalau aku geser lagi!""Yah! Kasih aku selimutnya juga!"
"Jangan rebut! Nanti aku juga tidak dapat selimutnya!"
"Salah siapa!"
"Salah selimut ini terlalu kecil!"Selain bertengkar saat pagi, sebelum tidur mereka juga bertengkar.
Seolah2 dulu hubungan mereka yang harmonis tidak ada, hanya ada pertengkaran di antara mereka berdua.Cahaya bulan redup, keheningan mulai menyelimuti malam, Joohyun menatap atap tidak bisa tertidur.
Dia melihat Seulgi yang membelakanginya sepertinya sudah berlayar ke pulau kapuk, Joohyun merasa sedikit kesepian karena tidak ada yang menemaninya. Walaupun hanya bertengkar, setidaknya tidak begitu sepi.
Dulu, Joohyun selalu menghabiskan malam hari sendirian, satu2nya waktu ada seseorang yang menemaninya adalah dia berbaring di tengah orang tuanya saat berusia 8 tahun, dan ada dua tangan hangat yang memeluknya.
Namun, sejak malam itu, orang tuanya tidak berkunjung pulang, Joohyun kecil yang menunggu sendirian di kamar. Tiba2, suara ambulan dan dua jantung yang berhenti berdetak memecahkan keheningan, menuliskan prolog kesepian milik Joohyun.Malam sangat gelap, siapa yang selalu tidak bisa tidur di bawah cahaya bulan?
Setelah kuliah, kadang2 lembur untuk mengerjakan laporan, tanpa sadar Joohyun sudah mengembangkan kebiasaan minum kopi, dan hatinya sudah mati rasa dengan setiap bergadang pada malam hari. Apalah sendirian! Apalah kesepian! Semuanya akan hilang di bawah segelas kopi. Ketika melepaskan pena di tangan, dia akan tertidur lelap, tidak takut lagi akan insomnia.
Lalu, bagaimana dengan malam ini? Kenapa dia tidak bisa tidur?
Joohyun melirik orang yang ada di sampingnya, sepertinya dirinya mengetahui sesuatu.
Eh, sepertinya semua gara2 orang ini.Dia membalikkan badan tidak melihat Seulgi lagi, lalu menciut di atas kasur, menghela napas, menunggu malam panjang membawa pergi kesadarannya.
"Eomma... Appa..." Setetes air mata jatuh, kesepian yang sudah lama tidak pernah ia rasakan kini datang lagi.Di malam hari, sepasang mata memejam, menghilangkan ketidakberdayaan.
Di malam hari, sepasang mata terbuka, memperlihatkan rasa akan kekhawatiran.TBC
Pandemi ini sudah makin meluas di tanah air kita, jadi kita baca wattpad di rumah saja, jangan keluar rumah ya hehehe
Btw ad gk tmn yg pro ngedit gk di sini? Pengen minta bikinkan cover cerita ini wkwkwk
Jangan lupa vote dan komennya ya tmn"😁
KAMU SEDANG MEMBACA
SeulRene | Seribu Tahun (✔️)
FantasíaPada suatu hari, seorang gadis kota bernama Bae Joohyun tertidur di sebuah kuil kuno. Namun, ketika dia terbangun dari tidurnya, dia sudah berada di masa seribu tahun yang lalu. Dia bertemu dengan banyak orang di sini, salah satunya adalah Kang Seul...