Younghyun menghela napas frustasi. Ia kembali mencoret tulisannya dan meremas kertas "kegagalan"nya.
Suasana di luar sudah gelap. Bulan sabit menggantung di langit, ditemani ratusan bintang yang sayangnya tak terlihat dari kota yang penuh kesibukan ini. Jae dan Younghyun tak mempedulikan suasana di luar ataupun waktu yang ditunjukkan jaruj-jarum jam dinding. Mereka harus sudah menyelesaikan semuanya besok siang.
Jae yang semula memetik gitar di atas sofa mengalihkan pandangannya dari catatan chord gitar yang sedang ia coba.
"Mau kubuatkan teh?" Tawarnya pada Younghyun.
Younghyun membalasnya dengan gelengan kecil, lalu mengambil kertas baru yang masih bersih.
Jae menaruh gitarnya, lalu turun untuk duduk di sebelah kekasihnya. "Bagian mana yang kurang?"
Younghyun menenggelamkan wajahnya di bahu Jae dan berbisik, "Lirik chorus. Susah menyesuaikannya dengan melodi yang kita buat."
Jae memungut beberapa kertas yang Younghyun remas sejak tadi. Ia membacanya satu-persatu dengan teliti, sambil menyanyikannya sesuai dengan melodi yang ia mainkan tadi. "Um ... bagaimana jika lirik yang ini kita ganti dengan bagian yang tadi kau coret? Sepertinya pas."
Younghyun menggeleng, "Perasaan yang ada di liriknya kurang tersampaikan kalau begitu." Tanpa berpindah sedikitpun, Younghyun meraih kertas yang berada di genggaman Jae. Younghyun kembali menghela napas. "Besok kita harus sudah siap menyanyikannya dengan Wonpil," ia mengacak rambutnya.
Jae menepuk punggung kekasihnya pelan. "Masih ada waktu. Ayo kita coba lagi," katanya tenang sambil mendorong bahu Younghyun.
Younghyun menatap wajah Jae. "Kau kelihatan lelah," komentarnya.
"Wajahmu saat ini juga tidak lebih baik, Kang Younghyun." Jae mengusap wajahnya, lalu mengambil karet untuk mengikat poninya yang mulai panjang. "Kalau untuk chorusnya begini, bagaimana?" Jae menyanyikan ide yang sejak tadi ia coba.
Younghyun memperhatikan Jae baik-baik. Setelah Jae selesai menyanyikannya, ia langsung mencatat lirik yang Jae nyanyikan.
Semuanya beres. Younghyun memeluk Jae erat sampai mereka berdua terjatuh ke lantai.
"Kang Younghyun, kau berat! Lepaskaaaaan!" Jae berusaha bangun dan melepaskan Younghyun, tapi usahanya sia-sia. Younghyun mengecup pipi kekasihnya. "Terima kasih, sayang. Akhirnya bisa selesai lebih awal."
Jae terdiam karena tingkah Younghyun yang tiba-tiba berubah. Sejak kapan ia berkata manis atau mengucapkan sayang seperti itu?
Terdengar sedikit aneh dan menggelikan.
Tapi tak apa, ia bersyukur bisa mendengar kata-kata seperti itu dari kekasihnya.
"Tidak perlu berterima kasih, ini kan tugas kita berdua. Ayo, pindah ke kamarmu. Kau harus istirahat sebelum besok bertemu Wonpil."
Jae bangkit dari posisinya semula di lantai.
"Jae, hari ini menginap disini saja~" Younghyun bangun dan memeluk tubuh Jae dari belakang.
Sebelum Jae bisa berkata tidak, Younghyun sudah mengangkatnya sambil berjalan menuju kamar.
KAMU SEDANG MEMBACA
farewell stop. | DAY6
Fanfiction| A resting place before you bid the last goodbye. Kumpulan fanfiction oneshot dengan cast member DAY6. Rumah penulis untuk menuangkan ide apapun yang ada di kepalanya. Berminat untuk mampir sebelum pergi? disclaimer: buku ini mengandung konten BxB...