"VROOM - VROOM", pagi dimulai dengan suara motor Bobi yang sangat berisik.
"WOI BERISIK!!!"
Banyak tetangganya yang tidak suka dengan kebiasaan Bobi di pagi hari. Yang seharusnya pagi mereka diawali dengan suara burung yang merdu dan udara sejuk, dikacaukan oleh suara motor Bobi yang berisik.
Bobi selalu tidak puas terhadap suara motornya, walaupun suaranya sangat berisik dan mengganggu orang-orang.
"Ni motor lemah bet dahh!" Kata Bobi sambil mengendarai motornya, "Gua harus ganti knalpot lagi nihh."
Sesampainya di sekolah, Bobi disambut oleh teman-teman satu tongkrongannya.
"Bob, makin kece ae motor lu!" Kata salah satu teman tongkrongannya.
"Apa-apaan, motor cacat gitu," kata Bobi.
"Hahaha, sa ae lu!" Kata teman tongkrongannya.
Tak lama, bel sekolah berbunyi. Waktunya masuk ke kelas. Kelasnya Bobi sangatlah ramai, murid-murid di kelasnya saling mengobrol dengan suara yang lantang, akan tetapi suara mereka dikalahkan oleh suara motor yang lebih berisik daripada suara motor Bobi. Murid-murid di kelas Bobi langsung terdiam dan dengan tergesa ingin melihat ke jendela.
Rupanya ada seorang laki-laki berseragam yang tidak dikenali oleh murid-murid di sekolah tersebut. Tak lama setelah itu, anak yang tidak dikenali tersebut pergi menuju ruang guru. Bobi terheran-heran, mengapa ada motor yang lebih lantang daripada motornya.
Lalu guru pun datang bersama anak yang tidak dikenali tersebut. Rupanya ia adalah anak baru yang bernama Eiko.
"Anak-anak, perkenalkan. Namanya Eiko. Dia pindahan dari Semarang," kata ibu guru, "Eiko, silahkan duduk."
Eiko pun duduk dibelakang Bobi dan langsung mengeluarkan buku. Bobi yang penasaran dengan Eiko langsung menanyakan beberapa hal tentangnya.
"Cuyy! Kenalin, Bobi, " kata Bobi.
"Ohh, hi Bob! Gua Eiko," kata Eiko.
"Ngomong-ngomong, yang bawa motor tadi itu elu?" Tanya Bobi.
"Iya Bob, itu motor gua," kata Eiko, "Motornya ganggu yak?"
"Ohh engga kok. Motor lu kece Ko!" Seru Bobi.
Lalu mereka saling berteman dan makin lama menjadi dekat.
Beberapa Minggu kemudian, Bobi sudah muak dengan suara motornya yang "katanya" kurang berisik. Ia ingin segera membeli knalpot baru, akan tetapi ia tidak memiliki uang untuk membelinya, sehingga ia menanyakan beberapa temannya untuk meminjamkan Bobi uang. Akan tetapi teman-temannya tidak ada yang mau meminjamkan uang, kecuali Eiko. Walaupun ia sudah beberapa bulan berteman dengan Bobi, ia belum mengenal Bobi sepenuhnya. Tanpa berpikir dua kali, ia langsung meminjamkan uang kepada Bobi.
*Percakapan dalam WhatsApp
"Ko, gua boleh pinjem 15 juta ga ko?" Tanya Bobi.
"Hah?!?! 15 juta?" Tanya Eiko sambil terheran-heran.
"Iya 15 juta, nanti dua bulan lagi gw balikin dah," jawab Bobi.
"Hmm, bener ya dua bulan lagi duit gua balik?" Tanya Eiko dengan nada yang tidak yakin.
"Iyeeee," balas Bobi.
"Oke deh, norek lu berapa?" Tanya Eiko.
Setelah itu, Eiko pun mengirim uang sebesar 15 juta kepada Bobi.
Dua bulan kemudian, uang yang dipinjamkan Eiko belum dikembalikan oleh Bobi, sedangkan Bobi sedang bersenang-senang sambil menikmati suara knalpot barunya.
Saat Bobi sedang jalan-jalan mengendarai motornya, ia mendapat pesan dari Eiko.
*Percakapan dalam WhatsApp
"Bob!!! Duit gua kok blom balik?!?!" Tanya Eiko dengan sangat marah.
"Iyeee sabar elah, besok lah gua kirim," jawab Bobi dengan santainya.
"Bener lu ye?!?! Awas ae besok gua blom nerima duit gua. Gua laporin lu Bob!!!" Balas Eiko.
"Iyeeee Ko, santai napa?" Balas Bobi dengan sangat santainya.
Hari pun berlalu dan hari esok telah tiba. Bobi yang tidak ingin membayar hutangnya, kabur entah kemana agar Eiko tidak dapat menyusulnya.
Eiko yang kesal dengan tingkah laku Bobi, melaporkan Bobi ke polisi atas tindakan penipuan. Eiko dan pihak kepolisian membuat rencana agar dapat menangkap Bobi. Eiko pun memiliki ide untuk menanyakan lokasi Bobi berada melalui akun sosial media milik teman satu tongkrongan mereka.
Eiko langsung menghubungi temannya tsb untuk menanyakan lokasi Bobi berada saat itu.
*Percakapan dalam telepon
"Le, gua butuh bantuan lu le," kata Eiko.
"Apaan ko?" Tanya Pale, teman satu tongkrongan Eiko dan Bobi.
"Jadi si Bobi minjem duit gua 15 juta, terus sampe sekarang kagak dibalikin. Nahh tadi gua chat kagak dibales, gua minta tolong lu tanyain dia dimana. Kalo udah kabarin gua, nanti gua ama bapak-bapak polisi bakal jemput lu buat ikut kita nangkep Bobi," jelas Eiko.
"Yaampun Bob, ada-ada ae kelakuan lu Bob. Yauda gua tanyain dulu ye. Kalo udh nanti gua kabarin Ko!" Balas Pale.
"Siap Le! Makasi ya Le."
"Yoi Ko!" Jawab Pale sambil mengakhiri percakapan.
Tak lama kemudian, Pale memberi kabar bahwa Bobi ada di Bandung, tepatnya di trans studio mall. Setelah mendapat kabar tersebut, Eiko bersama pihak kepolisian langsung menjemput Pale lalu menuju Bandung.
Sesampainya di tempat Bobi berada, para polisi menyamar sebagai orang biasa dan langsung mengambil posisi agar dapat menangkap Bobi.
Saat Bobi tengah duduk sambil minum kopi, Pale bersama Eiko menghampiri Bobi. Betapa terkejutnya Bobi karena ia mengira hanya Pale yang akan datang.
"Lah Ko?!?!" Bobi terheran-heran.
"Sekarang lu ga bisa kabur lagi Bob!!! Sekarang mana duit gua?!?!" Tanya Eiko.
"Umm itu Ko,"
"Apa?!?!"
Tiba-tiba, Bobi langsung berlari terbirit-birit agar dapat kabur dari Eiko akan tetapi Bobi dicegat oleh para polisi. Bobi tidak dapat kemana-mana dan akhirnya tertangkap. Motor milik Bobi yang baru saja ganti knalpotnya, disita oleh pihak kepolisian bukan karena ia tidak membayar hutang, akan tetapi karena tidak memenuhi standar berkendara dijalan.
Setelah tertangkap, Bobi dibawa ke pusat pembinaan remaja milik pemerintah dan setelah ia dibina, ia menyesali perbuatannya dan meminta maaf kepada Eiko.
Tanpa Bobi ketahui, ayahnya sudah diberi tahu Eiko bahwa Bobi meminjam uang untuk membeli knalpot, akan tetapi ayahnya tidak mau bilang kepada Bobi agar ia dapat tanggung jawab kepada Eiko.
Pada akhirnya, ayahnya Bobi tetap tidak ingin membayar hutang anaknya. Ia malah menyuruh Bobi mencari uang sendiri untuk membayar hutangnya dan Bobi tidak diizinkan untuk tinggal di rumah sampai ia melunasi hutangnya tersebut.
TAMAT.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bobi Sihutang
General FictionMenceritakan tentang remaja yang ingin gaya tapi tidak punya uang, sehingga ia berhutang kepada temannya sendiri. Pada akhirnya ia ditangkap dan disuruh ayahnya untuk melunasi hutang-hutangnya.