Prolog

11 2 5
                                    

🎶OST for Book 2 - Pinwheel🎶

"Woozi mau kemana?" tanya gadis kecil yang berdiri di depan gue.

"Papa di pindah tugas di luar, Yeon. Jadi aku harus ikut" kata gue menjawab pertanyaan dia yang sekarang uda gak mau liat ke arah gue.

"Terus kapan baliknya?" Tanya dia lagi, gadis di hadapan gue itu sudah menahan tangisnya yang hampir pecah.

"Aku belum tahu, tapi aku pasti pulang secepatnya"

"Kenapa?.." Kata dia yang air matanya sudah mengalir dari kedua pelupuk matanya

"Maksudnya?" Tanya gue balik, tidak mengerti dengan pertanyaan dia yang udah menangis kencang.

"Kenapa baru bilang sekarang? Kenapa Jiyeon baru di kasih tau sekarang? Woozi sengaja?" Tanya dia dengan tangisnya yang semakin keras.

"Maaf.. maaf.. tapi semuanya emang mendadak, Yeon." Kata gue berbohong. Padahal gue cuma nggak mau berkata jujur tentang kepergian gue sama dia dari awal.

"Kapan perginya?" Tanya dia lagi, masih dengan isakannya.

"Lusa.." kata gue lemah. Dan langsung mendekat kearah dia. Menarik gadis kecil itu ke dalam pelukan gue dan memeluk dia erat. Membiarkan tangis gadis itu pecah di dalam pelukan gue.

"Aku janji bakal balik, jadi please jangan nangis ya"

"Woozi.. jahat.." kata dia sambil memukul- mukul lengan gue seiring dengan isakannya yang semakin keras

"Maaf.. aku pasti balik, buat kamu.."

Dia menangis semaleman di pelukan gue. Dia nggak ngijinin gue pergi walau gua uda minta dan janji bakal balik buat dia. Tapi pada akhirnya gue nggak bisa menetap. Gue uda janji sama papa mama buat ikut dan bisa sekolah di tempat yang gue pengen.

Gue ngambil keputusan ini bukan dalam satu dua hari, tapi 3 bulan. Gue cuma punya 2 pilihan, ikut papa mama ke London dan wujudin mimpi gue tapi gue harus ninggalin Jiyeon di sini, atau tetap di sini sama Jiyeon dan ngebuang semua mimpi gue.

Gue saat itu masih kecil, gue nggak tau saat itu akan jadi seperti apa kalau gue harus nyerah sama mimpi gue. Jadi gue milih ikut papa mama ke London. Bukan berarti gue gak mau stay sama Jiyeon. Tapi ini kesempatan gue buat buktiin sama orang tua gue kalo gue serius sama mimpi konyol yang sering mereka bilang.

Dan satu- satunya orang yang percaya sama mimpi gue, cuma gadis kecil yang selalu ada di samping gue. Gue ngelepasin dia dari sisi gue, untuk gue bisa ngeraih hal yang pengen gue tunjukin ke orang tua gue. Gue nggak pernah tau akibatnya akan sampai mana. Tapi gue beneran pergi, gue ninggalin dia. Gue pergi untuk ninggalin mimpi besar gue sesungguhnya.

🍚


Gue di sini, di London, dapet semua yang gue pengen. Dengan papa mama yang sedikit demi sedikit mulai support apa yang gue mau. Tapi di sini gaada dia. Walau gue uda bisa wujudin semuanya tapi gue tetep ngerasa kosong. Dia nggak ada dan gue nggak bisa apa-apa.

Setiap gue kangen dia, gue cuma bisa baca ulang semua yang Jeonghan tulis tentang dia dan nanyain kapan gue bakal balik. Jujur gue juga nggak tau kapan gue bisa balik. Gue terlalu takut buat ngeliat dia lagi, gue takut dia benci sama gue. Dan gue nggak tau harus ngelakuin apa kalau semua itu beneran terjadi.

Sampai suatu hari, pas gue baru aja kelar ngerjain dateline tugas, gue dapet email masuk yang asing buat gue.

from : ktigerfire@*********
subject : apa kabar?
Oi Ji! Gimana London? Pasti seru banget sampe lo gak mau pulang kaya gini. Nama lo sekarang trending terus di sini. Tapi lo nggak pernah bisa di hubungin. Balik dong lo, katanya kalau uda sampai di titik ini lo mau balik? Jangan suka ingkar janji. Gue tau lo bukan tipe yang kaya gitu. Gue tunggu lo balik dalam sebulan ya Ji. Kalo nggak gue yakinin lo nyesel selamanya karena uda milih pergi. See you in a month:)
KSY

Soonyoung, iya itu email dari Soonyoung. Dan gue tau, kalau kabar udah berasal dari Soonyoung itu berarti gue beneran harus cepat pulang. Tapi study gue masih mengharuskan gue untuk stay di sini setahun lagi. Dan gue cuma bisa minta bantuan Soonyoung buat undur semuanya biar gue gak nyesel saat gue balik kesana.

🍚

Selama setahun, gue lalui dengan gue yang sudah sangat merindukan seorang gadis disana. Dengan semua cerita Jeonghan dan Soonyoung yang semakin membebani gue buat cepat-cepat menyelesaikan study gue disini.

Dan ya, Soonyoung dan Jeonghan beneran nepatin janjinya sama gue. Gue nggak di buat menyesal saat gue balik ke sini. Karena gadis kecil yang sekarang ada di pelukan gue, masih gadis kecil yang sama seperti apa yang gue tinggalkan 5 tahun yang lalu. Yang berubah hanya tinggi badan dan tubuhnya yang jadi lebih kurus. Selebihnya dia masih Jiyeon yang sama.

Tapi emang segala hal yang kita lakukan pasti ada sebab dan akibatnya. Gue nggak akan kabur dari apa yang telah gue sebabkan karena gue pasti bakal tamggung jawab dan menerima semua akibatnya.

Tapi hal yang gue nggak sangka, kenapa semuanya terjadi secepat ini. Gue bahkan belum genap 3 bulan ada di sini. Tapi akibat yang Soonyoung pernah beritahu pada gue beneran terjadi.

Gue bukannya mau jadi orang yang suka adu domba teman- teman gue. Tapi gue beneran harus kasih tau ini sama lo, Ji. Kalau lo emang mau Jiyeon lepas gitu aja, mending lo nggak usah balik. Walau gue tau, Jeonghan pasti marah banget kalo Jiyeon sama cowok lain dan bukan lo, tapi gue gaakan bantu kalo itu sampe kejadian. Karena cowok lain itu sahabat gue juga. Dan gue nggak mau jadi orang yang berat sebelah di antara sahabat gue. Jadi, gue harap lo bisa balik secepatnya, Ji. Or karma will hit you perfectly after this.

Gue tau, Soonyoung benar. Tapi gue beneran belum siap untuk liat semua perkataan Soonyoung jadi nyata di depan mata kepala gue sendiri. Di saat Jiyeon ngaku kalau dia suka sama Wonwoo, di saat dia nangis karena Jeonghan beneran nentang semuanya. Dan hal yang bisa gue lakuin cuma menghentikan Jeonghan dan mendukung Jiyeon dan segala rasanya.

Membuang ego gue untuk nggak lari dari sana dan malah memeluk Jiyeon erat sambil mendukung rasanya. Membiarkan hati gue hancur lebur sendirian disaat gue bahkan sedang memeluk gadis itu erat di dada gue.

Gue nggak pernah menyangka, merelakan gadis kecil gue buat mencintai orang lain bakal sesakit itu rasanya. Bahkan gue ngerasa gue udah nggak sanggup buat lanjutin semuanya lagi.

Jeonghan marah, marah besar. Benar- benar marah pada gue serta Jiyeon dan juga Wonwoo. Tapi jujur, memaksakan rasa di saat Jiyeon dan Wonwoo merasakan hal yang sama adalah sebuah kejahatan yang nggak akan pernah bisa gue lakuin. Jadi gue cuma bisa diam, menjaga dan mencinta lewat diam.

Jiyeon nggak perlu tau tentang gue. Tentang rasa dan asa yang ada pada gue. Jiyeon cuma perlu tau, gue selalu ada sekarang, gue nggak akan pernah pergi lagi kalau bukan dia yang nyuruh gue pergi. Gue bisa halau sakitnya buat dia. Gue bakal tetap tinggal sampai hanya sakit yang tersisa.

🐳

seperti yang ku janjikan, kalau book sebelah sudah sampai di presentase story yang ku inginkan untuk di sambung ke story ini, aku pasti bakal keluarin book ini. And this is the story of Woozi🥰🥰 hope all of you like it and see u on the next chapter ❤️

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 18, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Book 2 : what kind of future - Lee JihoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang