2

976 48 1
                                    

- Nio Pov

Aku terbangun karena kaget dengan suara teriakan wanita disampingku ini. Ada apa dengan dia?

Aku cukup kesal karena dia terus berteriak. Aku bangun dan mencari handphoneku. Aku tahu dia memperhatikanku. Aku sebenarnya cukup malu saat berdiri dan sadar aku tidak berpakaian. Tapi ya sudahlah toh semalam kami sudah melihat tubuh polos kami. Aku tersenyum kecil saat dia melihat kebawah selimutnya dan sangat kaget. Lalu menarik selimut menutupi seluruh tubuhnya.

Aku memakai celanaku dan mencari kaosku dilantai. Saat ketemu aku mendekatinya ingin memberikannya kaos itu untuknya tapi dia malah menghindariku.

Drrt drrt

Aku merasakan getaran dari handphoneku.

"  Kamu bisa pakai bajuku. Dresmu sudah kotor. " Ucapku.

" Apa yang terjadi semalam? Apa kita melakukan itu? " Mukanya memerah saat dia mengatakan itu. Lucu sekali.

" Menurutmu? "

Aku meninggalkannya dikamar dan keluar dari kamar. Asistenku sudah sampai. Aku tadi memintanya membawa baju olahraga dan uang tunai untukku.

" James, naik saja ke lantai 22. " Ucapku ditelepon dan kemudian mematikannya.

Aku menunggunya didepan lift. Aku tidak ingin dia tahu nomor kamarku. Entahlah aku juga tidak tahu kenapa.

Tak lama kemudian dia muncul membawa pesananku. Dan pergi lagi. Aku tidak terlalu dekat dengannya. Atau lebih tepatnya aku tidak pernah dekat dengan siapapun selain keluargaku.

Aku kembali kedalam kamar dan melihat kamar kosong. Dia tidak ada disini. Lalu aku melihat tasnya yang masih ada diatas meja. Dia belum pergi. Aku menarik nafas panjang. Apa aku tadi menahan nafasku? Buat apa?

Aku mengetuk pintu kamar mandi dan benar dia ada didalam kamar mandi. Cukup lama dia dikamar mandi dan aku sungguh tidak ingin menunggu lagi. Jadi aku mengetuk lagi.

Tok tok tok

" Ini pakaian untukmu. Buka pintunya " Ucapku didepan pintu.

Tidak ada jawaban. Tapi pintu terbuka sedikit. Wajahnya muncul diselah pintu.

Aku menyerahkan kantong pakaian kepadanya yang diterima dengan cepat. Dan pintu tertutup lagi.

Aku menatap amplop ditanganku. Isinya cukup tebal. Apa ini cukup?

Aku melihat kearah kamar mandi saat mendengar pintu dibuka. Dia keluar dan aku hampir tertawa kencang saat melihatnya. Pakaianku seperti menelan dirinya. Kedua tangannya tidak terlihat karena lengan bajuku lebih panjang dari tangannya. Begitupun dengan kakinya.

" Terima kasih bajunya. Aku akan mengembalikan padamu secepatnya. " Dia berkata cepat. Tangannya sibuk menarik lengan bajuku. Dia mengambil tasnya dan mengecek isinya.

" Ini untukmu. " Aku menyerahkan amplop tebal itu.

Dia menatapku bingung.

" Buat apa itu? "

" Bayaranmu untuk semalam. " jawabku singkat. Bukankah memang begitu? Setelah tidur bersama pria akan memberikan uang kepada wanita yang ditidurinya.

Dia mengambil amplop itu dan membukanya.

" Jadi kamu membayarku karena aku tidur denganmu? " Ucapnya pelan tanpa menatapku.

" Tentu saja. Apa itu tidak cukup? Aku akan menambahkannya lagi. Berapa nomor reke.. "

Boom

Aku shock saat isi amplop itu dilempar kedepan wajahku. Semua uang itu berhamburan dimana-mana. Aku menatapnya tidak percaya. Apa salahku? Kalau memang uangnya tidak cukup bilang saja. Aku akan menambahkannya.

DESTINY ( Nio And Victoria )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang