Bab 4
Ruang tunggu kantor presiden sangat indah . dekorasinya dengan gaya sederhana hitam dan putih sangat elegan . LcD besar tertanam di dinding . lombinasi audio kelas atas , meja bar kecil , kulkas pintar tertanam di dinding . dan yang paling mencolok adalah tempat tidur besar yang nyaman dengan nuansa hitam putih juga .
Zhou Qian di tinggal sendirian . dan akhirnya memiloih untuk duduk di sofa tunggal dekat jendela.
Dia melepas sepatu hak tingginya . itu di kenakan saat dia bekerja . lalu menekuk kakinya , meringkuk di sofa besar dan menlihat pemandangan dengan tenang .
Awan berkibar di tiup angina di luar jendela , warnanya berubah dari biru menjado orange . tampak ada puluhan ribu pertanyaan yang menunggu untuk di klarifikasi dalam benaknya.
Tapi... setiap pertanyaan melibatkan hal-hal yang secara emosional menyusahkan . jadi tidak bisa berpikir akan menemukan jawabannya .
Song Yi mengakhiri konferensi video internasionalnya , membuat dua keputusan besar , mendengarkan asisten kususnya dan menjelaskan beberapa hal padanya sebelum kembali ke ruang tunggu . dia terkejut saat masuk , ruangan itu gelap.
Di sofa dekat jendela , dia menemukan wanita mungil itu tertidur .
Dia menyalakan lampu meja di sudut dan menatap wajahnya yang tertidur dalam cahaya redup .
Wajah mungilnya dengan hidungnya yang tinggi , bibirnya yang merah sedikit terbuka , tulang pipinya sedikit memerah dan rambut panjangnya yang indah mengecilkan seluruh wajahnya dengan halus . sepertinya itu membuat orang ingin menggertaknya.
Tangannya menyentuh rambut di telinganya, kemudian pindah ke mulut kecilnya . meyentuhnya dengan lembut .
Ini adalah wajah kecil yang tenang . aroma yang tenang dari dirinya... tidak tahu mengapa , selama dia berada disana , hatinya sangat tenang . bahkan jika ada lebih banyak pekerjaan dan tekanan , dia merasa nyaman .
Merasa baik jika dekat dengannya . dia ingin wanita ini menjadi miliknya sepenuhnya . dan sejauh ini semua berjalan lancar .
''Um... '' Zhou Qian membuka matanya sedikit bingung . melihat pria itu duduk di lengan sofa . dia langsung duduk tegak dan tersipu malu ''Aku ketiduran ''
''Ya , kamu tertidur '' Song Yi tersenyum .
''Aku tidak tahu mengapa aku tertidur '' dia menggosok sudut matanya , gerakannya sedikit ceroboh tapi imut .
'' Tidak apa-apa , tidak masalah '' lalu dia mengaitkan dagunya dan membungkuk untuk menciumnya bibirnya .
Manis , lembut dan hangat ... rasanya membuatnya ketagihan dan tak kenal lelah .
Zhou Qian terengah-engah lagi setelah ciumannya . dia menyukainya . dan lidah kecilnya melekat padanya . sambil menghisap lidahnya ''Apa kamu lapar ?'' Song Yi bertanya dengan suara serak , dengan bibir masih bertumpu pada bibirnya yang lembut .
''Hmm...'' Zhou Qian bergumam dan menggelengkan kepalanya .
''Aku lapar ....'' Song Yi menghela napas , memegangi wajahnya dengan tangannya dan meletakan dahinya ke dahi Zhou Qian .
''Ah ...ayo kita makan ... jam berapa sekaarang ? kamu sudah bekerja begitu lama , kamu pasti sangat lapar .''
Zhou Qian mendorongnya . dia kawatir Song Yi terlalu lapar dan akan mempengaruhi kesehatannya. Tapi Song Yi tidak mau bergerak .
"Yi ...'' Zhou Qian berkedip heran .
''Aku lapar ... Aku ingin memakanmu ''
Mendengar pengumuman lelaki itu , pipi Zhou Qian merona . tiba-tiba dia menjerit karena Song Yi mengangkatnya ke tempat tidur besar .