Ingatan

45 5 2
                                    

Levino Thomas Wardinata,

We will find a way
To be honest make no mistake
Sometimes I pray
Tell me how to make you stay
And you always going to be the one for me

-fine today
     Arditho Pramono

Dari sekian banyak lagu yang diputar diradio mobil gue, lagunya Arditho pramono paling sering keluar. Ada satu orang yang bener tergila-gila buat dengerin lagu-lagunya, Aggirestia Lauren Ruasandinata.

"Lev, did you know why I love to hear that song?" ucapnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lev, did you know why I love to hear that song?" ucapnya

"Karna penyanyi nya ganteng?" ucap gue klasik, ya biasa kan, Arditho pramono kan emg ganteng kalo kata anak" muda jaman sekarang, lagunya juga terkenal.

"bukan" ucapnya yang kini ngebuat gua bingung.

"lah terus kenapa kalo bukan ganteng?" tanya gue yang masih tetep ngendarain mobil, sambil melirik dia penuh tanya.

"Gue ngerasa setiap lagunya itu mewakili perasaan setiap orang, termasuk gue" ucapnya sambil tertawa kemudian bernyanyi mengikuti alunan musik dari radio.

Malam itu, Mochi, panggilan gue ke dia, jadi dirinya sendiri, jadi sebebas yang dia ingin, jadi orang yang ga pernah orang lain tau soal dia. Malam itu, cuma ada gue, dia dan suara musik di radio yang jadi ingatan gue sampai hari ini,dan hari-hari berikutnya yang mungkin cuma jadi ingatan dihidup gue, karna sampai saat ini, Mochi, Aggi, orang yang menemani diri gue saat itu, masih belum menerima dirinya sendiri.





Aggirestia Lauren Ruasandinata.

Sampai saat ini, Levino Thomas Wardinata, ga pernah ninggalin gua sendirian, banyak hal yang selalu menjadi alasan gue saat ini untuk menutup diri ,dan masih belum menerima banyak hal disekitar gue. Levin, satu-satunya orang yang tau dimana gue setiap kali gue benci keadaan, setiap kali gue bingung, setiap kali gua butuh seseorang buat menjawab semua pertanyaan yang selalu gue lontarkan ketika gue gatau, harus lanjutin hidup seperti apa.

 Levin, satu-satunya orang yang tau dimana gue setiap kali gue benci keadaan, setiap kali gue bingung, setiap kali gua butuh seseorang buat menjawab semua pertanyaan yang selalu gue lontarkan ketika gue gatau, harus lanjutin hidup seperti apa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Dia, orang yang selalu ngorbanin permainan di komputer nya yang baru aja dia mainin cuma sekadar Nelfon gue buat tanya keadaan gue dan mastiin gue dirumah atau lagi diluar.

Pernah, waktu itu gue harus datang ke rapat osis yang mengharuskan gue datang pagi dihari libur, yang pada akhirnya ngebuat dia dateng kerumah buat nganter gue ke sekolah padahal gue ga nyuruh dia sama sekali buat dateng dan diantar sama Geri, motor Vespa kesayangan nya, hadiah dari papanya 6 tahun yang lalu.

Levino, orang yang selalu ada, dan selalu gue lihat wajahnya ketika gua putus asa sama kehidupan gue saat ini, orang yang selalu bilang kalau gue bisa lebih dari hari ini, orang yang selalu panggil gue dengan hal-hal favorit nya, orang yang selalu nemenin gue, orang yang selalu jadi bahan hiburan gue, orang yang udah ngebuat gue tau, kalau sebenarnya gue udah bergantung hidup sama dia.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Jakarta, 2 april 2016

"mochi" suara nyaring yang hampir membuat telinga budek sebudek-budeknya cuma buat manggil satu orang. Favoritnya.

"berisik banget sih lo, malu dikit napa diliatin sama banyak orang." ucap yang dipanggil sambil menghampiri suara nyaring yang memanggilnya.

"gue takut Lo ga denger makanya gue teriak hehe"

"Lev"

"hm?"

"kayaknya Lo ketinggalan sesuatu deh."

"hah? Apaan? Perasaan gue dateng udh lengkap gini, pulpen, buku tas, komplit nih cek aja!"

"bukan itu"

"terus apa?"

"otak lu ketinggalan dirumah keknya. " jawab seseorang sambil pergi mengambil jus pesanannya

" Aggi"

"hm?"

"lo juga ketinggalan sesuatu deh"

"apanya? Semua udh gue bawa kok, gue kan ga kaya Lo yg cuma bawa satu buku satu pulpen."

"ada, bukan itu."

"terus?"

"Lo lupa bawa gue nih." Levino ga sungkan-sungkan buat ngulurin tangannya biar digandeng, tapi kenyataannya cuma dapet pelototan dari mochinya.



TBC
Terimakasih sudah membaca hari ini, jangan lupa Vote and comment ya, be happy everyone ^^

ComeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang