Q. Tante Merah

1.1K 133 12
                                    

-sending love to voters , viewers , commenters-

🙆‍♀️

❣️










Sehun terkejut. Pemandangan pertama yang ia lihat saat pertama kali keluar dari rumah sore itu adalah dua orang dewasa yang tengah adu mulut.

Tante merah. Batinnya. Dan seorang laki-laki tinggi besar.

Sehun diam ditempatnya sambil mengamati, karena sepertinya dua orang dewasa yang sedang bertengkar disana tidak sadar akan kehadirannya.

"Sayang? Ngapain disitu?"

Sehun tersentak ketika mendengar suara sang mama dari belakang.

"Ngga baik dengerin orang berantem dek, bukan urusan kita." Kata Sena setelah mengamati arah tatapan anaknya.

"Yuk, jalan... Ayah udah nunggu di kantor."

Siang tadi Sena mendapat pesan dari Changmin agar ia dan Sehun menyusul ke kantor karena mobil dinas yang biasa suaminya gunakan untuk bekerja masuk bengkel. Sehingga meminta bantuan Sena untuk menjemput sebelum mereka menghadiri jamuan makan malam dari klien.

Menghirup nafas dalam sebelum Sena melengang melewati dua orang yang tengah berdebat tak jelas itu. Dia heran kenapa wanita itu belum juga pindah rumah setelah kejadian waktu itu. Sedikit melirik si wanita yang biasanya memoles bibirnya dengan gincu warna merah itu, Sena merasa ada yang berbeda. Wajah wanita yang pernah mengganggu rumah tangga nya itu sedikit pucat dan tirus.

Sena juga bahkan sempat-sempatnya melirik si lelaki tinggi besar yang ia perkirakan sedikit berumur lebih tua dibanding si wanita.

"Apa setelah gagal menggoda suamiku dia mencari mangsa lain?" Gumamnya.

"Apa, ma?" Sahut Sehun. Dia merasa mama nya mengatakan sesuatu tapi ia tidak mendengar jelas.

"E-eh, bukan apa-apa dek." Sanggah Sena cepat. Bebarengan dengan ponselnya bergetar dan menampilkan ikon pesan dengan nama suami sebagai pengirimnya. Sejenak ia berhenti untuk membalas pesan.

Sambil menunggu mama nya sibuk dengan benda kotak tipis ditangan, Sehun kembali menatap tante bibir merah yang masih disana tetapi diam saja di marahi om tinggi. Belakangan, tante merah sudah tidak lagi muncul di rumah mencari ayahnya, entah kenapa. Tapi Sehun senang karena mama nya tidak menangis lagi.

Sehun sebenarnya jadi penasaran dan ingin bertanya kenapa, namun selalu saja otaknya mengingat bagaimana tegasnya Sena mewanti-wanti agar tidak berbicara apapun dengan si tante merah. Dan tentu saja ia sebagai anak yang baik dan sayang mama harus patuh.

Kini tante merah itu sudah tidak lagi didepan pintu. Baru saja Sehun melihat tante merah itu masuk bersama dengan om tinggi besar yang tadi. Hal itu semakin membuat Sehun penasaran karena ia pernah dengar kata mama nya Jaehyun kalau wanita tidak boleh masuk ke dalam rumah dan menutup pintu jika hanya berdua dengan laki-laki selain keluarganya.

Sehun hanya tau kalau tante merah itu selalu dirumah sendiri karena tidak pernah ada orang lain yang keluar dari rumah itu selain tante bibir merah.

Lalu, siapa om tinggi besar itu?

Apa tante merah sudah menikah seperti ayah dan mamanya? Tapi kenapa kemarin dia suka mencari ayah? Kan ayah menikahnya dengan mama.

Memikirkan hal yang amat rumit itu membuat Sehun pusing dan tanpa sadar menggelengkan kepala.

"Kenapa dek?" Tanya Sena.

"Engga ma. Hehe."

"Adek pusing?" Tanya Sena lagi.

Dedek SehunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang