Chapter 8 * What the...?

612 53 2
                                    

Diingatkan vote terlebih dahulu sebelum membaca, biar sama-sama nyaman.








Hari semakin sibuk dengan aktivitas para mahasiswa/i yang tengah mengerjakan tugas-tugasnya yang menumpuk.

Salah satunya Jennie gadis bermata kucing ini tengah berada di perpustakaan membaca bukunya apalagi kalau bukan membaca buku tentang kedokteran.

Tak terasa sudah sebulan Jennie menempuh pendidikan di universitas ini sebagai mahasiswa baru. Dan untuk pertama kalinya Jennie akan melakukan praktek. Ia sangat gigih dan bertekad untuk mengejar cita-citanya menjadi dokter.

Jennie sendirian tanpa ditemani siapapun di perpustakaan karena sahabatnya, Lisa dan Rose saat ini juga lagi sibuk-sibuknya. Sedangkan kakaknya Jisya sedang mempersiapkan untuk acara organisasi karena dia adalah anggota BEM.

Jisya juga selalu bilang kepada Jennie untuk selalu berhati-hati agar pacar Arno dan kelompoknya itu tidak mengganggunya, walaupun Jennie belum tahu dan belum pernah melihat wajah kekasih Arno itu.

Ya karena selama sebulan ini Arno semakin gencar mendekati Jennie dengan menchatting bahkan mengajaknya jalan, makan berdua atau pergi berdua padahal dia sudah mempunyai kekasih. Tetapi Jennie tidak pernah merespon, Jennie selalu menghindar jika Arno ingin menemuinya.

Pernah Arno menemui Jennie disaat ia sedang bersama Jisya, Lisa dan Rose. Tanpa babibubebo Jisya langsung memukuli Arno habis- habisan dan berkata jangan pernah mendekati Jennie lagi atau ia akan melakukannya lebih daripada ini dengan memukulinya.

Flashback.

"Kalau sampe Lo deketin Ade gue lagi dan cewe Lo itu ngelabrak Ade gue sambil marah-marah ga jelas, gue bales Lo dengan cara yang lebih kejem! Ngerti ga!" Omel Jisya.

"Awhhh...awh...sakit Jis. Ampun."

Jennie, Lisa dan Rose hanya tercengang melihat Jisya yang memukuli punggung, tangan sesekali mencubit dan menjambak rambut Arno yang sebenarnya hanya pukulan-pukulan ringan yang tidak ada apa apanya, karena Jisya perempuan.

Flashback end.



Merasa sudah mantap dan yakin dengan semua pemikiran yang ada diotak pintarnya, Jennie pun bergegas merapihkan barang-barangnya dan keluar dari perpustakaan.

Baru beberapa langkah Jennie keluar dari perpustakaan. Namun terhenti ketika ada sebuah tangan yang menepuk pundaknya. Jennie pun langsung menoleh.

"Lo yang namanya Jennie?" Tanya gadis itu.

"Iya gue Jennie, kenapa ya?"

"Bisa ikut gue sebentar? Ada sesuatu yang pengen gue tunjukkin." Balas gadis itu.

"Maaf, tapi kemana?"

Tiba-tiba gadis itu menarik tangan Jennie kasar dan menyuruh untuk mengikutinya.

Jennie dibawa ketempat yang begitu sepi dimana jarang para mahasiswa/i yang melintas.

Jennie meronta meminta dilepaskan dan langsung menghempaskan tangan gadis yang tadi menariknya.

"Maaf saya tidak tahu siapa anda tiba-tiba menarik tangan saya dengan kasar. Apa bisa anda agak sopan sedikit walaupun anda senior disini." Suara Jennie menggunakan bahasa formal dengan tegasnya.

"Lo berani sama gue?" Marah gadis itu.

"Saya tidak takut dengan anda karena sama-sama memakan nasi, saya takut dengan Tuhan."

In The DarkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang