Waktu menunjukkan pukul sepuluh pagi saat Yibo terbangun dari tidurnya. Hari ini dia malas sekali untuk beranjak bangun dari tempat tidurnya. Karena dia tahu hari ini tidak ada yang akan menyambutnya saat keluar dari kamar
Semalam Xiao Zhan sudah mengatakannya jika dia akan pergi ke pantai dengan Alen. Walaupun dia sudah mati-matian melarang supaya Xiao Zhan tidak pergi, namun usahanya itu sia-sia. Orang terkasihnya itu tetap pergi dengan orang yang paling dia benci.
Dia benci sekali pada Alen karena dia tahu pemuda itu berusaha merebut Xiao Zhan, orang yang paling dicintainya. Ingin sekali rasanya dia menyembunyikan Xiao Zhan agar orang lain tak dapat merebut pemuda manis dan imut itu dari dirinya.
Dengan perasaan malas Yibo turun dari tempat tidurnya. Dia menyeret kakinya menuju kamar mandi. Lima belas menit kemudian dia keluar dari kamar mandi, dan setelah berganti pakaian dia segera keluar dari dalam kamar.
"Selamat pagi, Tuan Muda." sapa Pak Lee.
"Hn..."
"Anda mau langsung sarapan?" tanya Pak Lee. "Sebelum pergi tadi Tuan Muda Xiao Zhan membuatkan sarapan untuk Anda."
Yibo reflek memandang ke arah pria separuh baya yang tengah berdiri tak jauh darinya. Yibo menganggukkan kepalanya dengan semangat. Dia tidak mengira Xiao Zhan akan menyempatkan diri membuatkan sarapan untuk dirinya.
Beberapa pelayan datang dengan membawa mangkuk dan piring berisi makanan. Yibo memperhatikan satu demi satu makanan yang diletakkan dimeja makan. Rupanya Xiao Zhan membuatkan sup krim jagung manis dan jamur, garlic bread, dan segelas jus jeruk. Dan tentu saja tak lupa makanan kesukaan Yibo, udang tempura.
"Kau memang calon istri yang baik Zhan Zhan," gumam Yibo sambil tersenyum lebar dan segera melahap semua hidangan yang khusus dibuat oleh Xiao Zhan.
"Wah sepertinya enak sekali makanannya," ujar Nyonya Wang seraya duduk di samping putranya.
"Tentu saja!" sahut Yibo dengan mulut penuh. "Semua ini masakan Zhan Zhan. Sudah pasti enak."
Nyonya Wang hanya tersenyum mendengar perkataan putranya itu. Dengan lembut Nyonya Wang membelai rambut Yibo yang masih asyik melahap makanannya.
"Jangan terlalu banyak makan!"
Terdengar suara Tuan Wang. Nyonya Wang dan Yibo menoleh ke arah asal suara. Tuan Wang tampak melangkah mendekati istri dan anaknya. Dia melirik ke meja makan, dilihatnya semua hidangan di atas meja adalah makanan kesukaan Yibo.
"Kenapa?" tanya Yibo.
"Karena nanti kau harus menemani ayah makan siang di hotel Novotel (ngarang deh gak tahu beneran ada apa gak tuh hotel hehehe)." jawab Tuan Wang. "Tuan Li mengajak ayah makan siang di hotel Novotel."
"Lalu kenapa ayah mengajakku?"
"Ayah ingin semua relasi ayah tahu kelak kau lah pengganti ayah di perusahaan nanti."
"Baiklah," sahut Yibo pelan.
Dengan perasaan kesal Yibo kembali melanjutkan makannya setelah ayahnya pergi dan menghilang dari pandangannya.
===***===
KAMU SEDANG MEMBACA
Kaulah Belahan Jiwa Ku
FantasíaLangsung baca aja ya Jangan lupa komen, kritik, saran, dan votenya ya biar makin semangat bikin ceritanya ^_^