Kata andai sering kita jadikan sebagai rasa penyesalan yang tidak berujung tapi kata andai juga sebagai pembuktian tentang angan yang tanpa sadar membuat kita tergerak maju***
Al & Ar
SUDAH terhitung lima hari Arya pergi ke-Sulawesi untuk melanjutkan pekerjaannya disana.
Arya Kusuma adalah seorang arsitek terkenal yang sudah tidak diragukan lagi dalam urusan bangun pembangunan,sudah tidak terhitung lagi berapa gedung dan bangunan megah yang berhasil dia rancang.
Sejak muda dia sudah serius untuk melanjutkan cita-citanya ini,dia sadar bahwa dia bukan lahir dari keluarga yang mampu tapi karena tekat dan kerja keras akhirnya setelah merampungkan S1 dia mulai serius dalam bisnisnya ini hingga mampu mengubah hunian masa kecilnya yang sangat kumuh menjadi megah bak istana diSulawesi sana.Ditempat lain.......
Naya semakin bingung tidak mengerti dengan sikap ibunya yang semakin hari semakin dingin tidak tersentuh,dia semakin sering dimarah walau hanya kesalahan kecil yang bahkan dia sendiri terkadang tidak menyadarinya.
Sekarang dia sudah hafal, ibunya akan berbicara padanya jika dia melakukan kesalahan,ralat maksudnya bukan berbicara melainkan memarahi dan selebihnya yaa dia akan didiamkan seperti kehadirannya tidak ada dirumah ini. Tapi tidak apa yang penting ibunya masih mau bertatap muka dengannya walaupun dia harus terkena omel yang terkadang melukai hatinya.Naya terbangun dari tidurnya dimalam hari kala merasakan tenggorokannya kering,dia meraba gelas diatas nakas yang seingatnya sudah dia isi air.
Dia menghela nafas merasakan gelas tersebut kosong,lalu dia bangkit dan menuruni tangga menunju dapur.Tapi langkahnya berhenti seketika mendengar suara rintihan ibunya dari dalam kamar.
Dengan ragu dia membukanya,dan ternyata dugaannya benar ibunya sedang meringkuk gemetar menahan rasa dingin, bibirnya pucat dan gemetar begitu juga dengan tubuhnya."Mama,"pekiknya yang langsung berlari menghampiri mamanya diatas tempat tidur.
Diletakkan gelas yang tadi dia bawa diatas meja rias sang mama.
"Mama kenapa?"tanyanya seraya menyentuh dahi,Naya menjauhkan tangannya kaget merasakan tubuh sang ibu sangat panas dan keringat yang sudah membasahi bajunya.
"Mama bangun dulu ma, Naya ganti bajunya biar nggak masuk angin,"ujarnya seraya menggoyangkan lengan sang ibu,tapi ibunya seperti sudah tidak sadar matanya terus terpejam dan bibirnya masih gemetar dan merintih tidak jelas.
Dengan susah payah akhirnya dia berhasil melakukannya walau menguras tenaga dalam,dia berjalan menuju dapur mengambil mangkuk besar yang berisi air hangat dan handuk tak lupa juga segelas air hangat.
"Minum dulu ya ma,"ujarnya sambil memapah bahu Sidar, walau tidak bisa setidaknya sudah masuk beberapa tetes air guna menghangatkan tubuh sang mama.
Setelah mengkompres,Naya langsung keluar memanggil Nara yang masih tertidur diatas sana.
Tok tok
"Ra bangun mama sakit,"panggilnya dengan terus mengetok pintu kamarnya.
"NARAAA BANGUN,"teriaknya karena tidak kunjung mendapat jawaban dari dalam.
Baru saja tangganya akan mengetuk lagi, pintu sudah terbuka,"apa?"tanya Nara dengan muka kusutnya.
"Mama sakit ayo kebawah nemenin mama,"jawabnya yang langsung menarik tangan Nara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alnaya ✓
Teen Fiction[ SELESAI ] Alnaya Hanslay Ayuningtyas dan Annara Hanslay Sidharta mereka kembar tapi berbeda,bisa dikatakan sangat sulit untuk membedakan keduanya,tapi siapa sangka justru kasih sayang yang mereka dapatkanlah yang berbeda. Seingat Naya sejak dia mu...