Pagi ini aku sudah siap untuk berangkat sekolah, tetapi para saudaraku hmmm entahlah. Mereka masih saja asik dengan dunia mereka sendiri, tidak tahu apa kalau adiknya ini sudah lelah menanti. Sekarang sudah pukul 6.30 tapi mereka masih enggan beranjak, sudah sejak tadi aku memanggil mereka. Tetapi jahatnya aku dikacangin dong, apa segitu tak pentingnya aku sampai gak di hiraukan gitu. Sudah lah dari pada aku nanti telat gara - gara mereka kan, mendingan aku berangkat sendiri saja.
"KAK MAU BERANGKAT GAK SIH!" aku sudah terlalu lelah dengan mereka ini dan liat tidak di gubris dong teriakan ku ini dengan mereka. "UDAH LAH AKU BERANGKAT SENDIRI AJA, BYE." ucapku lalu langsung mengambil tas di meja makan dan hendak pergi keluar, tetapi langsung berhenti begitu saja karena "GAK BOLEH!" aku terkejut karena teriakan tiga saudara laki lakiku ini. Giliran begini saja baru mereka kompak, ngeselin banget sih. "Ya makanya ayo berangkat sekarang, udah telat ini" ucapku gusar, tidak paham lagi aku dengan mereka ini.
"Jam berapa sih emangnya?" tanya kak Laxy kepadaku, kak Laxy adalah kakak pertamaku, Galaxy Kayana Aldari. "kakak mau tau sekarang jam berapa?" tanya ku frustasi. "iya" jawabnya tenang. "sekarang itu sudah jam 6.35, dan aku jamin kita pasti bakal telat kalo gak berangkat sekarang" ucapku lelah.
"ay gila sih dek, gak ngomong dari tadi kamu ini" aku hanya menatap sinis mereka yang sekarang seperti orang kalang kabut, jelas jelas aku sudah teriak teriak dari tadi. Emang dasar merekanya saja yang tidak menghiraukan aku, huft.
"DEKKKKK, KUNCI MOTOR DIMANA??" apalagi coba kak Xander ini, kak Xander adalah kakak keduaku, Xander Abinaya Achiles . Kakak yang paling teledor, lihat saja dia bahkan lupa menaruh kunci motor nya. "makan" jawab kak Xavier, dia adalah kembaran dari kak Xander, Xavier Abinaya Achiles. Dia ini yang paling irit bicaranya, begitu dia marah sudah lah bisa tamat kita. Karena kalo dia marah bisa lebih seram daripada harimau atau beruang sekalipun.
"Apaansih vier, jawab tuh yang lengkap dikit" ucap kak Xander kesal. "meja makan" jawab kak Xavier sambil memutar bola matanya. Dan akhirnya, sekarang kita semua akan berangkat. Kami semua berangkat menggunakan motor, kak Laxy sendiri, kak Xander dan kak Xavier juga sendiri, aku dengan Regan, Regan Oliver Tristan adalah kembaranku. Setelah mengunci pintu rumah dan pagar kami semua langsung menuju sekolah. Tentu saja itu tidak mudah karena sekarang hanya tersisa waktu sebanyak 15 menit. Tetapi nyatanya tidak semudah itu, karena sekarang sudah siang yang menyebabkan macet dimana mana dan ketika sudah berhasil melewati macet berkat keahlian para saudaraku ini yang membawa motornya seperti akan mendekatkan kita semua ke malaikat maut, kita malah dipertemukan dengan kereta babaranjang.
"REGAN, GIMANA NIH?" teriak ku dari belakang yang sudah gelisah karena kami pasti akan telat jika begini. "UDAH TENANG AJA, KAK LAXY KAN KETOS" jawabnya yang juga dengan teriak. Memang benar bahwa kak Laxy adalah ketos di sekolah kami yang baru ini, walaupun sebentar lagi mungkin akan digantikan karena dia kan sudah kelas 12 sekarang.
Aku melihat jam yang bertengger di pergelangan tanganku, sudah jam 06.58 sekarang. Dan artinya kami semua hanya punya waktu dua menit lagi. Aku sudah pasrah karena kami sudah pasti akan telat, sebenarnya aku tidak ingin telat karena tidak ingin memberikan kesan yang buruk di awal masuk sekolah ini. Akhirnya selama 2 menit yang tersisa kami hanya menunggu kereta babaranjang itu lewat. Sekarang sudah pukul 7 tepat dan kami baru saja melewati kereta sialan itu.
Kak Laxy, Xander, dan kak Xavier sudah hilang entah kemana. Teganya mereka meninggalkan kami berdua ini, tapi yasudahlah toh kalo kami di hukum mereka juga pasti akan di hukum bukan. Walaupun ketos sekalipun, jika telat pasti di hukum kan. Jadi, yasudahlah tidak masalah juga kalo misalnya di hukum. Karena kan aku di hukum bersama dengan saudara saudaraku.
Tiba - tiba ponselku bergetar, aku langsung mengambil dan melihat ponselku. Ternyata ada line dari Papi
KELUARGA ELIT
KAMU SEDANG MEMBACA
My Story
Teen FictionCerita tentang aku yang hanya lah seorang gadis biasa, yang belum tahu apa yang akan terjadi di kehidupanku ini.