Hujan adalah nyanyian terindah alam, yang mampu menyembunyikan lukaku karnamu.
☆Azzura an_Najah☆
°
°
°
°Pagi yang indah, dengan aroma tanah khas hujan. Ya!! Hujan yang selalu menjadi canduku, yang selalu menjadi rinduku.
Hingga aku di anggap gila oleh mereka, mereka yang menganggap hujan sebagai luka.
Bahkan mereka mengira jika aku mendewakan hujan."Azzura.... berhentilah bermain hujan!!!"
Teriak bundaku dari dalam rumah.
"Sebentar lagi ....." suaraku yang mencoba menerjang hujan.Beginilah diriku, bagiku hujan adalah nyanyian terindah alam.
Bersamanya kutumpahkan segala resah.21:30
Angka penghitung waktuku sudah menunjukkan jam malam, bahkan bunda dan yang lainnya sudah terlelap sejak sejam yang lalu.
"Masih belum tidur??" Tanya ayah yang tiba tiba muncul di balik pintu.
Aku menggelengkan kepala dengan sedikit memperlihatkan mata kantukku.
"Kenapa??" Sambung ayah.
"Karna lagi hujan" jawabku seadanya.
Ayah terkekeh mendengar jawabanku.
"Ada yang salah?" Tanyaku kemudian.
"Tidak, hanya saja kau juga butuh istirahat. Bukankah besok sudah kembali ke pesantren?"
Aku mengangguk, mengiyakan pertanyaan ayah.
Ayah beranjak dari duduknya , mengusap puncak kepalaku kemudian keluar dari kamar.Hujan semakin keras bernyanyi, seakan tak ingin menyisakan ruang bunyi untuk yang lain.
Hayalku masih menari di tengah hujan. Membayangkan jika airnya menyapa tubuhku.Hingga hari semakin larut, mataku sudah tak lagi mampu menemani rintik hujan malam ini.
Untuk saat ini aku memilih berdamai dengan saran ayah.
Menarik selimut tebal dan bergulung di dalamnya.Don't forget leave your vomment
Thanks......😉😉😉
KAMU SEDANG MEMBACA
HUJAN TADI MALAM
Krótkie Opowiadania"Apakah tadi malam hujan?" Tanyaku. Si Tua mengangguk sembari tersenyum. "Mengapa tidak membangunkanku?" "Tidurmu terlalu lelap, tak tega jika membangunkanmu" Kali ini si Tua bersuara. _Ketika aku menjadi alasan turunnya hujan_