Kehilangan dia

637 116 31
                                    

Selamat membaca. Jangan lupa vote dan coment ya, biar aku semangat nulisnya👍😊🙏
Mohon maaf bila ada tpyo karena manusia tidak luput dari typo🙏










 Jangan lupa vote dan coment ya, biar aku semangat nulisnya👍😊🙏Mohon maaf bila ada tpyo karena manusia tidak luput dari typo🙏

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.











"Ryujin, sini duduk dulu," ujar ibunya halus.

Ryujin mendecih, lalu berjalan ke kamarnya.

"RYUJIN! SIAPA YANG NGAJARIN KAMU GAK SOPAN SAMA ORANG TUA?" teriak ayahnya.

Ryujin membalikkan badannya, lalu menghampiri ibunya dan duduk di sebelahnya. "Kenapa?"

"Kamu marah sama Ibu?"

"Pikir aja sama Ibu!"

Ayah Ryujin baru saja ingin membuka mulutnya, tapi sang istri menatapnya sambil menggelengkan kepalanya.

"Maafin Ibu ya, Ibu jarang ada waktu buat kamu," ucap Ibu Ryujin sambil mengelus kepala Ryujin.

Ryujin rasanya ingin meneteskan air mata. Tapi, gengsi Ryujin lebih gede dari pada keinginannya itu.

Ryujin menepis pelan tangan ibunya, lalu beranjak dari duduknya menuju kamarnya.

"Dasar ya, makin kesini making ngebangkang aja anak itu," pekik ayahnya.

"Udah lah Yah, Ryujin kaya gitu karena dia kurang kasih sayang kita. Aku ngerti. Cuma, emang aku gak ada waktu buat dia." Ayah Ryujin memeluk istrinya.

Di dalam kamar Ryujin, ia menangis sejadi-jadinya. Jujur, ia sangat rindu dengan pelukan ibu, masakan ibu, perhatian yang selalu ibunya berikan. Tapi, saat kakeknya meninggal dan Ibu Ryujin yang harus mengurus semua perusahaannya, kasih sayang ibunya mulai berkurang.

Jika boleh kembali ke masa lalu, Ryujin sangat ingin pergi ke masa yang saat ia sedih, orang tuanya selalu ada. Saat ia kesepian mereka selalu menghiburnya. Kini, semua itu tidak ada. Saat Ryujin kecelakaan bus pun, orang tuanya hanya menanyakan kabarnya lewat telpon saja.

Dan saat itu, saat Ryujin lelah, saat Ryujin mulai ingin menghabisi hidupnya, datang lah Jaemin yang selalu menghiburnya di saat Ryujin kesepian. Minuman yang selalu ada saat dia stress, rokok yang selalu ia hisap saat ia butuh pendengar curhat, dan Jaemin yang selalu membuatnya merasa aman.

Tapi, orang tua dan sahabatnya, mengira kalau Jaemin adalah orang yang sudah membuat Ryujin menjadi berandalan seperti ini. Mereka sama sekali tidak mendukung hubungannya dengan Jaemin. Sahabatnya pun, menjauhi dia, karena ia masih berhubungan dengan Jaemin.

"Jaem," isak Ryujin saat sambungan telponnya di angkat.

"Kamu nangis? Kenapa?" panik Jaemin.

"Boleh jemput aku? Aku gak mau di rumah," ucap Ryujin.

"Maafin aku, aku lagi ada urusan Ryu," jawab Jaemin.

Dengan Caraku [HWANGSHIN] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang