Stif sudah datang kembali sekolah setelah beberapa hari di rawat di rumah sakit, ia berjalan agak pincang karena kakinya yang terkilir akibat jatuh dari motor, hendaknya ia masuk ke dalam kelasnya, namun langkanya terhenti ketika mendengar bias suara seseorang yang sedang menelpon entah siapa Stif tidak tahu lawan bicara itu.
"Bisa gak sih Lo gak usah nelpon-nelpon gue," Ujarnya kesal pada orang yang sedang ia telpon.
"Gue tahu, bokap gue juga udah kasih tahu," ia nampak mematikan panggilannya secara sepihak.
"Kenapa ini harus terjadi setelah gue balik lagi sama Shella, kenapa? Kenapa gue harus balik kalau cuma nyakitin dia," Stif terdiam ketika mendengar nama Shella di sebut, Stif masih diam di persembunyiannya agaknya ia ingin mengetahui apa yang sedang di bicarakan Reyhan.
"Brengsek," Terlihat Reyhan menendang rempat sampah yang berada di dekatnya, ia nampak sangat emosi pada di penelpon.
Stif bergegas pergi, namun langkahnya berhasil di tangkap oleh Reyhan," Stop!" Teriaknya membuat Stif harus berhenti.
"Lo dengar apa?" Reyhan mencengkram kera baju Stif dan menatapnya nyalang.
"Gue gak dengar apa-apa," Guman Stif, ia tidak ingin cari perkara baru dengan Reyhan, bisa-bisa Shella membencinya.
"Bohong Lo," Reyhan semakin mengeratkan pegangannya pada kera baju Stif," kalau Lo kasih ini sama Shella, habis Lo," Reyhan mendorong Stif hingga pria itu terjatuh.
Stif meringis ketika terlempar ke lantai, kakinya yang terkilir kembali sakit karena Reyhan mendorongnya begitu kasar.
"Stif," namun suara itu membuat Reyhan dan Stif mematung, Reyhan yang menjadi pelaku itu gelagapan karena ulahnya sendiri.
"Rey, kenapa? Ada masalah apa? Kalian berantem?" Pertanyaan berutung yang Shella lemparkan kepada Reyhan membayar pria itu itu terdiam terpaku, Ia menatap Stif yang kesakitan di lantai.
"Dia tiba-tiba hajar aku Shell," kebohongan apa ini, Stif menatap Reyhan dengan sorot mata tajam, ia baru sadar ternyata Reyhan juga pengecut tak berani mengakui kesalahannya.
"Stif, Ada masalah apa sih?" Stif terdiam, ia tak punya bukti untuk membela dirinya, Shella akan lebih percaya Reyhan dari padanya, apa untungnya.
"Gue minta maaf," sebilah kalimat itu yang hanya bisa di ucapkan, membiarkan sang pengecut menang.
"Aku bukan pengecut kok, yang gak ngaku kesalahan aku sendiri," Ujar Stif, tatapannya itu sangat dalam pada Shella membuat Reyhan menggeram menahan emosi.
"Aku pamit," Stif berjalan masuk ke dalam kelasnya yang tak jauh dari tempatnya tadi.
"Rey, aku minta maaf soal Stif yah, aku gak tahu dia punya dendam apa ke kamu, bisa bisanya dia begitu," Reyhan tersenyum lalu mengusap Shella lembut, ada rasa bersalah melihat senyum itu. Jika Shella tahu, Shella akan membencinya selamanya.
"Mau makan?" Tawar Reyhan, berusaha mengganti topik pembicaraannya, Shella mengangguk saja.
Ada rasa tidak enak di hatinya, apakah ia harus berbohong seperti ini pada Shella, perempuan itu sangat baik bisa menerimanya kembali kenapa ia harus membohonginya, Reyhan pusing. Jika Shella tahu, ia yakin perempuan itu akan kecewa padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Mantan
Novela JuvenilMohon maaf yah guys, Yang pernah baca dear mantan sebelumnya itu silahkan baca pertama dulu karena aku udah revisi dan mengubah nama tokohnya. FOLLOW DULU SEBELUM BACA GUYS "Gue itu orangnya susah balikan sama mantan" ... "Hal yang susah buat aku lu...