{Sudah setahun berlalu
Tidak ada cerita atau pun kabar yang sama
Hanya aku yang takkan pernah bisa mengasingkan dirinya dari hidupku
Harusnya aku tidak menaruh apa-apa dimata mu
Harusnya ini sudah berlalu
Tapi ada rindu yang dari dulu belum sempat ku sudahi
Tapi kau segera membawanya pergi
Entahlah mungkin alam tidak pernah sepakat untuk kita terus bersama
Kalau diingat waktu aku mendapatkan mu
Aku bahagia sekali, aku bahagia mendengarkan ceritamu yang berulang-ulang
Aku bahagia menemanimu sepanjang hari
Meski hanya melakukan hal-hal yang konyol yang tidak bisa dinikmati orang lain
Aku bahagia setelah seharian mencari tau kabarmu, dan aku tau kalau kamu baik-baik saja
Aku bahagia karena telah mengantarmu pulang sekolah atau darimana pun
Aku bahagia mendengarkan mimpi-mimpi mu meski tak ada satupun mimpi pun yang menyebutkanku di dalamnya
Tapi rasanya tidak adil sekarang seperti sepasang sayap yang berusaha terbang tinggi sayangnya kau malah singgah sebelum kita benar-benar tinggi...
Kita adalah dua orang yang rumit aku senang sekali bertanya kepada semesta bagaimana bisa aku dicampakkan hanya karena dia.
Seserius ini kah kau menukarnya
"Kita gak cocok kita lebih baik pisah" itu katamu.
Seketika kau buat impianku terbengkalai, jauh sebelum ini mungkin kau lupa kita adalah kumpulan mimpi-mimpi yang membentuk pelangi 🌈
Entah apa yang terjadi aku tidak ingat jelas, yang aku tau setelah kau mengatakan itu aku ikut hanyut bersama derasnya hujan dikala malam
Dengan waktu yang lama...
Aku ibarat payung, kau tau gunanya payung?
Payung dipakai saat hujan dan panas kalau gak ada hujan dan panas gaada gunanya.
Ya, sama seperti aku ada banyak hal di dunia ini yang selalu menjadi misteri.
Hal yang kadang gak bisa kita tebak ada juga hal-hal yang awalnya begitu menyenangkan namun berakhir menyakitkan...
Perpisahan dan patah hati misalnya
Menulis tentang mu adalah caraku untuk menyembunyikan mu sebenarnya.
Aku ingin sekali mengajakmu pulang
Tapi aku tau kamu tidak bisa memaksakan orang yang sudah terlalu pergi jauh untuk kembali
Kembali lah padaku ketika kamu bosan berjuang demi siapapun
Aku akan tetap sebodoh ini}...Pagi ini Valen sangat bahagia karena hari ini ia akan bertemu dengan seseorang yang sangat disukainya. Ia turun dari mobil setelah berpamitan kepada orang tuanya ia langsung masuk ke kelasnya untuk belajar.
"Selamat pagi anak-anak, hari ini kalian akan belajar tentang pentingnya agama sebagai pondasi hidup... Sebelumnya bapak absen dulu ya... Agnesia..." Ucap pak Daniel
"Hadir pak" jawab Agnesia cepat.
"Anastasya Friska" ucap pak Daniel lagi
"Hadir pak" ucap Anastasya Friska.
"Valencia Anantara.." ucap pak saya Daniel.
"Saya pak" ucap Valen sambil ngos-ngosan.
"Kenapa kamu ngos-ngosan seperti itu Valen? Apa ada sesuatu terjadi?"
"Bukan apa-apa pak, cuma tadi ada sekelibat yang lewat aja" ucap Valen.
"Kurang-kurangi nonton drama atau film horornya Valen" perintah pak Daniel.
Valen memang bisa merasakan bahkan melihat dengan jelas makhluk yang kasat mata, itu diturunkan dari kakek dan neneknya yang indigo sejak lahir.
Tak terasa akhirnya bel pulang berbunyi dengan langkah cepat Valen keluar dari kelasnya.
"Kak Stefanus tunggu" ucap Valen sambil berlari kearah Stefanus.
"Loh Valen kok lari-lari sih?" Tanya Stefanus khawatir.
Stefanus Yugo adalah kakak kelas Valen sudah bukan rahasia lagi jika semua orang tau Valen sangat menyukai Stefanus.
"Apa kabar kak?" Ucap Valen basa-basi.
"Baik, kenapa sampe lari-lari sih?kayak di kejar apa aja" canda Stefanus.
'emang dikejar kak' ucap Valen dalam hati.
"Mau pulang bareng?" Ajak Stefanus
"Boleh kak?" Tanya Valen speechless.
"Ayo" ajak Stefanus sambil menggenggam erat tangan Valen.