Ketika berada di halte bus laki laki itu terdiam menikmati derasnya hujan dan waktu itu sudah hampir cukup larut malam..
"aduh hujan nya deras sekali, jika aku pergi dari sini sekarang, aku bisa sakit dan aku harus berhutang lagi untuk membeli obat obatan nenek, yaampun" laki laki itu pun memutuskan untuk diam di halte bus
Tring.. Tring..
Suara nada ponsel laki laki itu berbunyi, ketika membuka ponselnya terdapat sebuah notifikasi pesan untuk laki laki itu, dan dia adalah seorang adik perempuan, ya laki laki itu hanya memiliki satu adik kandung namanya ziaIsi pesan zia:
"kak aku benci kakak, kenapa kakak harus memiliki hutang disana sini? kenapa aku yang harus menanggung semua malunya kakak, kak aku baru saja diterima jadi seorang doktor junior disini, aku mohon jangan pernah mempermalukan aku, kali ini rentenir itu datang ke rumah sakit untuk mencari kakak, semua orang mulai mengejekku, apa kakak tidak kasihan padaku? Kalau begitu jangan temui aku lagi kakak hanya membuat aku malu saja"Laki laki itupun hanya membaca pesan tanpa membalas, dia memasukan ponselnya ke saku celana jeansnya.
"padahal aku baru saja kemarin membayar setengahnya, apa apaan ini rentenir gila itu"
"siallll awassss kauuuu rentenir gilaaa bajingan" ucap laki laki itu kesaldipenglihatan matanya, hujan masih belum reda masih deras, dia pun bediri dan mulai tidak peduli pada diri, dia juga tak peduli hujan turun pada bajunya dan bahkan terkena wajahnya yang lebam keungguan di sebelah bibirnya, dia pun berlari kencang.
Dia pergi meninggalkan halte bus itu, dia terus berlari ketempat dimana orang orang rentenir itu biasanya berkumpul, setelah sampai dia melirik kesana kemari mencari cari keberadaan rentenir itu dalam keadaan hujan deras, seluruh tubuhnya sudah basah terkena air hujan
"payah, dimana mereka? berengsek, oh ya tempat minum"
Laki laki itu pergi mencari orang orang rentenir di restoran terbuka, restoran terbuka itu biasanya menyediakan minuman
Ketika laki laki itu menemukan orang orang rentenir, hujannya mulai gerimis
Laki laki itu mulai berdiri tegak sambil mengepal tanggan keduanya karena rasa sakit dihatinya, matanya agak sedikit tajam, laki laki itu mulai melihat mereka para rentenir itu."hey kau gendut"
"hey kau botak, so banget sih pake anting kayak perempuan aja" sambil tertawa sinis
"eh oh ya, kau bewok sesekali cukur tuh kumisnya kayak sarang lebah tau gak, hahaha" laki laki itu mulai tertawa layak menghina orang lain
"dan kau terakhir si so banyak gaya, kalau kamu punya keberanian sama laki laki dong jangan sama perempuan, udah so gaya mentalmu kayak perempuan, hadeuuuhhhh... Yaampun cape dehhhhh!!"
Ucap laki laki itu, kedua tangan yang tadinya dikepal karena kesal, berubah jadi dilipat dan disimpan diantara perut dan dada sambil tertawa sinis.Orang orang yang diucapkan laki laki itu yang tadinya sedang duduk santai langsung berdiri dan mulai mendekati kearah laki laki itu
"hey hey bocah bajingan ini, dulu aja so minjem duit sekarang, malah menghina aja, ini nih orang yang kurang berterimakasih, dasar kaki lumpuh, dulu aja kakimu lumpuh dan meminta minta minjem duit, sekarang mau so jagoan" ucap laki laki so gaya itu, dia bernama mr babe
"hey dengar mr babe, dulu aku sopan karena kau orang yang lebih tua tapi kau terus tidak menghargainnya dan aku kemarin sudah bayar setengahnya kenapa kau malah mengganggu adik ku, kau ini kurang ajar atau mau ku hajar, dan apa semua rentenir juga begini kurang ajar?"
"apa kau bilang?" ucap laki laki botak
"dengar bocah kau harus ingat gara gara kamu juga nenek keluar dari tim rentenir kita, dan yang kau bilang sudah bayar setengahnya itu hanya baru bunga dengar kau bayar lama sekali ketika kamu bayar lama, maka bunga hutangmu akan terus mekar"
"mr babe mencari uang itu butuh waktu bukan hanya asal petik daun dari pohon" ucap laki laki itu
"aku tidak peduli, dan itu bukan urusanku, yang penting kau harus bayar hutangmu dan termasuk nenek tua dan pikun itu" mr babe yang sambil memegang bajunya yang basah laki laki itu
"dengar nenek keluar karena atas kemauannya ini bukan salahku bangsat, dan aku tidak suka kau menghina nenek" laki laki itu mulai agak berontak
"apa kau bilang pada bos kami" ucap si bewok
"yasudah aku akan bayar semuanya, tapi sekarang aku hanya ingin kau minta maaf sekarang juga pada adik perempuanku dan nenek atas ketidak sopanannya"
"apa kau sudah tidak waras? Dengar kau ini sampah mau so belaga jadi pahlawan, jika aku tidak mau minta maaf bagaimana?" saut mr babe
"sialll....."laki laki itu langsung memukul wajah mr babe sekencang mungkin wajah mr babe mulai agak lebam diarea pipinya dan hidungnya mulai mimisan
"sial apa apan kau pada bos kami" ucap laki laki gendut
Semua orang yang sedang bersama mr babe pada saat itu langsung menghajar sana sini ke arah laki laki itu, laki laki itu melawan dan berontak cuman sebentar, setelah itu dia malah dihajar habis habisan
"dengar mr babe ayo sekarang minta maaf"
Ucapnya sambil dipukul habis habisan sana sini"haha, jangan mimpi kamu melihat aku meminta maaf" ucap mr babe
Laki laki itu terus dipukuli habis habisan dia mulai berdarah dimana mana bahkan wajahnya yang tampan mulai terhalang oleh bercak bercak darah dan perutnya yang mulai agak kesakitan, laki laki itu mulai agak sekarat dan akhinya dia dibuang ketempat yang sepi dan agak gelap, ya dia dibuang disebuah gang yang sepi dan gelap.
"ayo kita pergi dari sini, kita biarkan saja dia sampai sekarat disini" saut mr babe
"yu cabut" ucap semua komplotan mr babe
Mereka pun pergi dari tempat itu meninggalkan laki laki itu
"ahhhh...perutku, uhuk.. uhuk.. Tolong"
Ucap laki laki itu dalam kegelapan dan kesunyian, didalam hatinya dia adalah orang yang gagal membujuk seorang rentenir untuk meminta maaf kepada adik dan neneknya atas penghinaannya, dan dia juga orang yang gagal membahagiakan adiknya dan nenek, dia hanya berfikir jadi orang yang menyusahkan orang saja, dia mulai berfikir untuk mati saja daripada hidup."apa aku memang seorang sampah dimata orang lain?" ucapnya didalam hatinya sambil menangis
KAMU SEDANG MEMBACA
Matahari gelap
Romancesetelah kehilangan orangtuanya dalam sebuah kejadian yang tidak seharusnya terjadi, bangunan tinggi yang dulu roboh kini selalu menjadi ancaman bagi penglihatannya, zain kehilangan semangat hidup dan melalui hidupnya yang kacau hari demi hari yang e...