prolog.

109 11 0
                                    

Assalamualaikum guys.....

Work pertama aku, tolong jangan dihujat ya😊.

Budayakan voment yuk.
*********

Seorang gadis remaja sedang duduk dikamar sebuah Rumah Sakit di Jakarta. Dia terus menatap wanita paruh baya yang terbaring lemas dikasur rumah sakit lengkap dengan pakaiannya sekaligus. Wanita itu biasa ia panggil dengan sebutan...Mama.

Jarum infus menancap ditangan kanan mamanya, dan disamping kirinya ada alat untuk mengatur oksigen yang selangnya masuk ke dalam saluran pernapasan wanita itu.

Dia terus menatap mamanya dengan ekspresi nanar, bahkan sesekali mengelus puncuk kepalanya. Gadis itu memutar kembali ingatannya, sudah lama sekali ia tidak melihat mamanya memasakkan sesuatu untuknya, membacakan cerita setiap malam ataupun memberikan ekspresi bahagianya yang membuat anaknya menjadi senang.

Dia rindu..rindu dengan semua itu.

Setelah ayahnya meninggalkan mamanya dan berpindah kepada wanita lain, kehidupan keluarga gadis itu menjadi sangat menyedihkan. Ketika ayahnya bersenang-senang dengan wanita lain, ada rasa sakit didalam hatinya yang tak bisa diungkapkan dan hanya bisa mereka berdua pendam. Kejadian itu berlangsung sekitar 3 tahun yang lalu. Kejadian itu pula yang membuat mamanya menjadi stres hingga menderita penyakit berbahaya seperti sekarang.

Diumur 17 tahun ini, harusnya itu menjadi kehidupan yang manis bagi kalangan gadis seperti dirinya.Mereka bisa berkumpul bareng teman, hang out , dinner dengan pasangan, dan lain sebagainya. Tapi tidak dengan gadis yang satu ini. Di umurnya yang sekarang, dia harus membanting tulang agar bisa memenuhi kebutuhan hidupnya. Sebagai anak satu-satunya dari keluarga, dialah yang masih bisa diberi harapan untuk menggantikan ayahnya sebagai kepala keluarga.

Gadis itu menundukkan pandangannya dan menggenggam tangan mamanya erat erat.

" A-Aisha janji, akan membuat mama kembali lagi seperti dulu. Aisha mau melakukannya! demi mama! Aisha rela mengorbankan milik Aisha kalau memang itu membuat mama sembuh seperti sedia kala." katanya.

Mendengar anaknya berbicara, mama pun menoleh ke arah kanannya. Disana ada putrinya yang sedang menangis tersendu-sendu. Dengan susah payah ia menggerakkan tangannya agar bisa mengelus kepala putrinya, akhirnya tangan mama mendarat tepat di puncuk kepala Aisha.

"m-maafin mama nak." ucap mamanya.

"bukan! hiks! itu bukan salah mama.....apapun keadaan mama sekarang, Mama harus terima dan selalu optimis kalau mama akan mendapat kesembuhan dari penyakit mama." kata aisha dengan nafas yang sesenggukan.

Mamanya tersenyum kecil, ia sangat bahagia melihat anaknya sekarang. Anaknya yang kuat menghadapi berbagai masalah dikehidupannya, anaknya yang selalu tabah dan sabar dalam menerima keadaannya sekarang.

**********

Aisha sekarang berada di ruang dokter yang melayani mamanya sakit dengan khusus. Ia mendapat segala informasi tetang mamanya dari dokter yang ada dihadapannya, Dr.Silva.

Aisha duduk berhadap2an dengan dokter untuk melihat perkembangan penyakit mamanya.

"Bagaimana dok? Apa langkah selanjutnya yang harus mama saya tempuh?" kata Aisha dengan penasaran.

Dr. Silva membaca hasil lab, lalu menghela nafasnya pelan. Dr.silva melihat ke arah Aisha yang penuh dengan kecemasan.

"Kankernya semakin berkembang pesat di tubuhnya. Bahkan sekarang sudah menyebar ke paru parunya."

Aisha menatap Dr. Silva dengan serius. Sekarang, dia hanya berharap kalau yang dibilang dokter adalah imajinasi belaka.

"Dan yang penting.... Persentase kemungkinan mama kamu untuk sehat kembali adalah 45%"

Dada Aisha serasa sesak seperti dijatuhkan batu berukuran raksasa. Ia tidak menyangka dalam waktu kurang dari 3 bulan terakhir kanker mamanya bisa menyebar ke paru paru.

"Saya akan kasih formulir untuk izin melakukan operasi pada mama kamu. Jika kamu setuju, maka kami akan mengambil sel kankernya dan menghambat pertumbuhan sel nya." kata dr. Silva

Dr. Silva langsung mengeluarkan 2 kertas yang harus ditandatangani oleh pihak pasien.

"Saya tau ini menyakitkan bagi kamu. tapi ini kenyataan yang ga bisa dihindari. Aisha kan udah besar, pasti aisha bisa menjalani semua ini. Dokter tau, menjadi satu satunya orang yang diharapkan itu berat. Tapi, kamu harus yakin bahwa dibalik masalah, ada berkah.

Aisha tersenyum tipis. Lalu ia mengambil kertasnya dan membaca satu satu.

Matanya terbuka lebar saat ia membaca tepat di angka 120 juta.

"Seratus dua puluh juta? Dari mana gue dapat uang segini banyaknya ya Allah."

***********

PromiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang