Bagian 17

30.3K 1.9K 65
                                    

Sudah menjadi sebuah keharusan Bima untuk menjemput Aca sebelum berangkat sekolah dan berangkat bersama, terkadang Bima yang biasa bangun pagi dan berangkat pagipun harus rela menunggu Aca yang bahkan belum bangun saat Bima mendatangi rumahnya.

Dan seperti biasa, mereka menjadi pusat perhatian setiap kali kendaraan yang di tumpangi keduanya memasuki area sekolah. Dan spekulasi buruk tentang Aca tak pernah padam, mengingat Aca adalah mantan dari kakak seorang Bima yang kini menjadi tunangannya. Terlebih keduanya adalah putra dari pemilik sekolah, membuat nama Aca selalu terseret dan masuk pada daftar salah satu perempuan matre yang mengincar harta.

Jauh dari pada itu, Aca sudah memiliki harta berlimpah mengingat ia anak tunggal dari keluarganya yang memang dari keluarga berada. Dan Aca membiarkannya, toh ini hidupnya, kisah cintanya. Dan untuk apa ia memusingkan orang-orang yang katanya membencinya tapi malah seperti sangat memperhatikannya.

Aca membuka helm nya dan menyerahkannya pada Bima, Bima menerimanya dengan senang hati dan menyimpannya di atas motornya. Sepertinya Aca sudah mulai terbiasa menaiki motoe, berkat Bima yang sering sekali membawa motor saat menjemputnya dan apa Bima sudah punya SIM? Anak itu baru kelas 1 SMA.

"Istirahat aku harus ke sekolah tetangga buat technical meeting, takut lama. Kalau pulang gak aku antar gak papa kan?" Aca mendongak menataplelaki jangkung di hadapannya lalu menganggu.

"Kamu kabar-kabar aja ya, biar aku gak nunggu."

"Oke." Dan tanpa disangka Bima menarik kepala Aca dan mencium puncak kepala gadis itu.

"Yaudah, aku kekelas." Aca mengangguk dan mereka berjalan berlainan arahkarna bangunankelas mereka juga berbeda.

Aca berjalan menyusuri koridor sekolah, tersenyum menyapa beberapa orang dan menjawab sapaan. Pagi ini entah kenapa mood nya lumayan baik karena sikap Bima padanya, Bima selalu saja bisa membuat Aca tersenyum tak henti-hentinya.

Aca berbelok memasuki kelas yang sudah cukup ramai dan ia melihat Billa tengah mengobrol dengan Silfi, sebentar! Kenapa ada yang janggal? Bukannya kemarin Billa bahkan terlihat sangat membenci Silfi?

Aca mendudukan dirinya di kurinya lalu melirik Billa yang terlihat sangat asik dengan Silfi hingga Billa menengok kearahnya dan tersenyum lalu menghampiri Aca.

"Baru dating lo? Tumben siangan?"

"Hehe, gue kesiangan."

"Dasar lo! Eh-" Billa melirik kearah Silfi lalu melambaikan tangannya.

"Sini Sil, gabung yuk. Kita ngerumpi."

Oke ini salah, ada apa dengan Billa? Kenapa anak itu malah mengajak Silfi bergabung? Bukannya Billa tahu jika Aca sangat tidak menyukai Silfi? Ada apa ini?

Aca melihat Silfi berjalan kearah mereka dan membuat Aca reflek berdiri membuat Billa menatap sahabatnya itu bingung.

"Lo kenapa Ac?"

"Bill, lo sadar sama apa yang lo lakuin kan?"

Billa mengangkat sebelah alisnya, sadar? Billa sadar 100% dan dia tak melindur. Lalu apa yang salah?

"Billa, gue gak suka sama dia! Kenapa lo ajak dia gabung hah?"

"Ca, sebenernya gue gak suka hubungan persahabatan kita pecah gitu aja karna cowo. Jadi apa salahnya kita memperbaiki hubungan persahabatan kita?"

Aca terkekeh geli mendengar penjelasan Billa, apa katanya? Memperbaiki hubungan persahabatan? Yang benar saja, bahkan Aca lupa jika ia pernah memiliki sahabat seperti Silfi.

"Nggak, gue bahkan lupa kalau gue punya sahabat kayak dia!"

"Ca! Silfi gak salah, lo harusnya denger penjelasan Silfi."

Betrayal of Love [LENGKAP☑️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang