Sama-sama, Rindu.

Bagian 3

Berapa lama waktu yang kamu butuhkan untuk mampu melupakan semua kenangan yang sudah kita lalui bersama. Kenangan dimana hanya ada kamu dan aku sehingga yang lain seolah tidak terlihat. Kenangan dimana tumbuh nya benih-benih rindu jika salah satu diantara kita memilih untuk pergi. Jujur saja, tidak mudah melupakan semua kenangan itu. Bagaimana mungkin bisa aku melupakan semua kenangan yang sudah kita lalui bersama selama itu dalam waktu sekejap saja. Mungkin sampai sekarang pun masih membekas di dalam sudut ingatanku.

Berapa banyak cara yang sudah kamu coba ? Apa itu semua berhasil ? Pertanyaan macam itu sering kali terlintas di kepalaku. Kadang juga aku hanya bisa berdiam diri dan menahan semua rasa sakit ini sendiri. Karna percuma saja semua. Hanya ada dua cara yang bisa kita lakukan. Antara bertahan dengan semua perih. Atau berpisah karna kenyataan yang cukup pahit ini.

Kurasa bukan cuma aku saja yang memberikan semua benih itu. Kita sama-sama mencoba menanamnya. Jelas sekali karna kamu juga sangat bersemangat untuk meluluhkanku. Tatapan matamu saja sudah tidak bisa membohongi diriku seakan kamu mencoba membuatku nyaman. Tingkah mu yang kadang konyol itu juga masih bisa kamu sebut tidak ada usahamu untuk membuatku tertarik padamu ? Parfum di badan mu saja sudah cukup jelas menandakan bahwa kamu itu mendengar ucapanku. Aku pernah dengan terang menyebut kalau aku tertarik pada pria yang cukup harum wangi badan nya.

Aku tidak terlalu suka bermewah-mewah. Aku tidak suka meminta sesuatu hal yang susah. Hanya satu yang sering aku minta. Pertemuan kita. Seperti yang biasa kamu lakukan pada hari di tanggal-tanggal spesial kita. Entah antara kamu yang menghampiriku. Atau aku yang dengan semangat untuk bertemu denganmu. Bersandar di bahumu. Menciumi wangi harum parfummu yang sangat khas. Semua terasa begitu nyaman. Sampai-sampai waktu saja cemburu. Seakan mempercepat pertemuan hangat yang baru kita mulai.