Bab 4

527 38 0
                                    

Baekhyun mencoba membuat dirinya kesal dengan teman seapartemennya yang baru tapi dirinya malah tersenyum seperti orang idiot. "Dasar sombong." Masih Chanyeol yang sama seperti dulu.

Ia menggelengkan kepalanya dan kembali mencari baju renangnya.

"Aha! Aku menemukanmu, anak nakal." Diangkatnya pakaian yang ia beli karena paksaan Luhan untuk liburan mereka, Baekhyun mengernyit. Tidakkah ini terlalu berlebihan?

Dia menyukai warna biru keabuannya dengan motif sulur berwarna biru muda, tapi dia berharap sisinya tidak memiliki potongan setinggi ini. Potongan di kakinya setinggi tulang pinggulnya.

Luhan mengklaim bahwa potongan itu akan menonjolkan pinggangnya, dan potongan leher yang rendah seharusnya menciptakan ilusi dada yang lebih besar. Ia mengangguk dengan patuh kepada nasehat tentang fashion dari sahabatnya, tapi memiliki keragu-raguan yang amat sangat bahwa sesuatu dapat ditonjolkan dari dirinya.

Liburan mereka dibatalkan di menit terakhir saat satu kasus yang Luhan pegang di bawa ke ruang sidang secara tiba-tiba, jadi dia sangat bersyukur tak perlu mengenakan pakaian renang itu.

Baekhyun mendesah dan berganti pakaian. Setidaknya pakaian renang itusatu set, yang mana bisa dikatakan pakaian itu terlalu berlebihan dibandingkan apapun yang Luhan pakai di sekitar kolam atau pantai.

Semenit kemudian ia berdiri dihadapan cermin miliknya yang tinggi, menutup matanya, dan mencoba mengabaikan darah yang mengalir deras ke telinganya saat ia memanggil Chanyeol.

Pintu terbuka dengan suara derit kecil, tapi pria itu tak membuat suara saat ia bergerak diatas lantai. Keheningan membuat mulut gadis itu kering dan jemarinya berkedut di sisi tubuhnya.

Dimana dia? Apakah dia mencoba untuk tidak tertawa? Oh Tuhan, mengapa dia membiarkan pria itu membuatnya melakukan semua ini?

Tiba-tiba ia merasakan panas tubuh pria itu terasa di punggungnya. Dia dekat. Sangat dekat. Deru nafasnya menggelitik rambut yang di sampirkan di telinganya, dan saat ia bicara, getaran dari suaranya berdesir di sekitar lehernya. "Buka matamu, sayang."

Dengan sengaja Baekhyun membuka pelan kedua kelopak matanya hingga sekali lagi ia menatap pantulan dirinya di cermin dengan Chanyeol berdiri di belakangnya.

Tubuh pria itu membuat tubuhnya terlihat ramping kalau dibandingkan dengannya. Dia tahu seluruh ukuran tubuh pria itu dari menonton pertandingannya. Enam kaki tiga inchi (190 cm), dua ratus lima pound (93 kg), sedikit lagi agar ia tak perlu menurunkan beratnya untuk pertandingan, dengan jangkauan tangan tujuhpuluh-enam inchi.

Bagian atas bahu Baekhyun sedikit dibawah ketiak Chanyeol, dan jika ia membiarkan kepalanya jatuh kebelakang, kepalanya akan bersandar dengan nyaman di lengkung leher pria itu.

"Sekarang," kata Chanyeol, membawanya keluar dari observasi khayalannya.

"Katakan padaku apa yang kau lihat."

"Bahu yang kuat. Dada yang kokoh. Lengan yang terbalut otot yang sangat sempurna dan membuatnya terlihat super seksi..."

Pria itu menyeringai pada pantulannya di cermin dan suaranya berubah menjadi gemuruh rendah yang memberi getaran langsung ke putingnya. "Kau pikir lenganku seksi, Baek?"

"Mmm-hmmm." Mengapa dirinya terlihat seperti menyunggingkan senyum bodoh di wajahnya? Tentu saja ekspresi itu tidak seperti dirinya.

"Terima kasih. Aku akan berkata jujur padamu bahwa tak pernah ada seorang pun mengatakan hal itu padaku."

Well itu sangat memalukan. Ia baru saja akan memberitahukan padanya saat ia secara tiba-tiba memotong pikirannya.

"Maksudku, katakan apa yang kau lihat dalam dirimu, Baekhyun."

(Chanbaek GS) Seducing CinderellaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang