RINAI: 18

33 1 0
                                    

Pernah uring-uringan gajelas cuma gara-gara orang yang mungkin lo idup aja dia lupa!

***

"Pokoknya siapapun yang deket sama Ay, Ay harus cerita ke Mom sama Dad! " titah Mily saat keluarga itu berkumpul di ruang keluarga.

"Dad nggak mau tau, pokokknya orang itu harus berani menghadap Dad kalo mau sama kamu! "lanjut Remon.

"Iya iya Dad, " balas Rinai ogah-ogahan sembari melirik tajam Malvin.

"Liat tuh aunt, Ay melotot melotot gitu, "ujar Malvin membuat Rinai yang mendengarnya mendelik.

"Ay, nggak baik ah. Anak cewek harus yang lembut. Ganas bener! " sela Mily.

"Oh iya, Dad kemarin sebelum pulang ke mansion bertemu rekan Dad, dia juga orang sini. " ucap Remon.

"Terus kenapa Dad? Kan banyak rekan Dad yang orang sini" potong Mily.

"Namannya Tio, dia bawa anaknya. Anaknya seumuran sama Ay, dan dia juga udah bisa mimpin perusahaan ayahnya. An-"

"Anaknya ganteng gak Dad? "

Semuanya menatap tajam ke arah Rinai. "Kenapa? Ay cuma nanya"

"Iya, anaknya ganteng Ay. Berwibawa, sopan, bertanggung jawab. " ujar Remon.

"Dad punya fotonya? " sahut Rinai lagi. Dan Malvin malah menyenggol lengan Rinai.

"Ish apaan sih bang, kan Ay mau lihat! " omelnya.

"Bahkan Dad foto bertiga" balas Remon kemudian memanggil salah satu maid. "Tolong ambilkan hp saya" pinta Remon pada seorang maid.

Tak lama maid itu kembali membawa ponsel Remon. "Terimakasih" ucap Remon.

Remon membuka ponselnya dan memperlihatkan sebuah foto pada Rinai.

Rinai yang melihat seorang Pria tampan ditengah tengah ayahnya dan temannya itu pun terkagum. "Duhh handsome nyaa"

"Hehh! Inget yang gue bilang waktu itu! "

"Ck iya iya bang, "

"Yasudah kalian balik ke kamar, nanti jangan lupa turun buat makan malam" ujar Remon.

"Dad, kapan-kapan kenalin Ay sama dia ya? " pinta Rinai sebelum ia menuju kamarnya.

"Iya Ay, " balas Remon. "Uuu maacii Dad! " Rinai memeluk Remon.

"Mom cemburu tau! " sahut Mily.

"Biarin wlee! " Kemudian Rinai berlari menuju kamarnya.

Sesampainya Rinai dikamarnya yang luas itu, ia langsung merebahkan tubuhnya dan meraih ponselnya.

"Kenapa ya Aga sampe sekarang ga ngasih kabar gitu? Ajak jalan kek, duh kesannya kayak gue yang dimainin mah" gumam Rinai.

Namun seketika ia teringat mengenai sepupu Valdo, Andre!

Buru-buru Rinai mengirim pesan kepada seseorang.

Valdo

RINAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang