Bagaimana rasanya orang yang kau sayangi perlahan pergi ketika kau jatuh?
______________Afeksi_______________
They not understand
"Taehyung-ssi!"Taehyung menolehkan kepalanya ke arah sumber suara, netranya menangkap sosok pria paruh baya yang tengah memperlihatkan seulas senyum kepadanya.
"Iya,Ssaem?"
"Ah, kebetulan sekali... Tolong berikan surat himbauan ini kepada Jeon Jungkook"
Taehyung memelototkan matanya. "J-Jeon Jungkook?",ulangnya.
"Iya"
"A-ah baiklah"
Taehyung mengambil surat tersebut dan membungkuk hormat kepada gurunya. Ia lantas berbalik dan berlari meninggalkan sang guru.
Taehyung mengetik satu persatu huruf dengan cepat, matanya tetap terfokus pada layar laptop dihadapannya. Mengabaikan rasa lelah yang menyerang tubuhnya.
'Tring-tring-tring'
Suara dering telepon menghentikan kegiatannya, jari-jari yang lincah menekan huruf kini diam. Matanya yang semula terfokus pada layar laptop kini teralihkan oleh nama 'Eomma' yang muncul di layar ponselnya. Taehyung mengambil ponselnya, jempolnya menggeser ikon telepon ke garis hijau dan mendaratkan ponsel tersebut ke telinga.
"Iya, Eomma?"
'Mau sampai kapan kau sibuk seperti ini?'
Taehyung menghela nafas "Aku-
'Eomma menyuruhmu untuk tidak mengikuti organisasi itu! Dan kau sekarang melupakan prestasimu, kesehatanmu, kau melupakan Eomma', perkataan Taehyung terpotong oleh suara Ny.Kim di seberang sana.
"Tapi, Eomma. Aku ketuanya, dan aku harus bertanggung jawab", ujar Taehyung.
'Dan kau terjebak oleh temanmu Sehun kan? Apa Sehun membantumu sekarang?!'
'Fikirkan masa depanmu,Taehyung!'
'Kau melupakan semuanya!'
"Eomma tidak mengerti", lirihnya.
Hening sejenak, tak ada yang melontarkan kata-kata lagi. Karena mereka tahu apa yang akan terjadi setelahnya ketika mereka mementingkan egonya masing-masing.
'Jangan lupa makan'
Kata-kata terakhir sebelum Ny.Kim mengakhiri telepon ini secara sepihak.
Taehyung meneteskan air matanya, menatap lapangan kosong tanpa petugas kebersihan yang biasanya ada disana untuk sekedar melihat-lihat atau mematikan lampu.
Saat itu Taehyung dipilih untuk menjadi ketua OSIS, ia menolak karena orangtuanya tidak mengizinkan. Disisi lain Taehyung haus akan jabatan, karena menurutnya menjadi ketua OSIS adalah hal yang menyenangkan. Namun, tetap saja Taehyung menolak. Ia ingin menjadi wakil saja, tanpa mengetahui apa yang akan terjadi setelahnya.
Taehyung yang bekerja keras, namun yang dikenal itu bukan Taehyung, yang diapresiasi bukan Taehyung, tetap saja mereka beranggapan bahwa semuanya adalah hasil ketua, bukan wakil.
Sore itu, Taehyung tengah mengerjakan tugas bersama sang ketua osis, Park Chanyeol. Mereka berdua sibuk dengan tugasnya masing-masing. Hingga dirasa lelah sudah melanda, Chanyeol berpikir untuk menyudahi pekerjaannya.
"Kita sudahi saja"
Taehyung menolehkan kepalanya, melihat Chanyeol yang tengah menatapnya. Hingga pandangan Chanyeol tertuju pada sebuah jam dinding, Taehyung mengikuti arah pandang rekannya. Jam dinding menunjukkan pukul 18.12, itu artinya mereka telah melewati batas waktu yang seharusnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Afeksi (KookV)
FanfictionTaehyung tak akan pernah menyerah, ia hanya ingin kembali mengambil apa yang dulu menjadi miliknya. Namun, kasih sayang yang selama ini ia berikan hanya dianggap angin lalu bagi Jeon Jungkook. -Pairing KookTae/KookV -Taehyung: Bot -Jungkook: Top