Seven

196 66 36
                                    

But I knowyeongweonhi geureol suneun eopneun geolsumeoyaman haneun geolchuhan nanikka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

But I know
yeongweonhi geureol suneun eopneun geol
sumeoyaman haneun geol
chuhan nanikka

nan duryeoun geol
chorahae
I'm so afraid
gyeolgugen neodo nal tto tteonabeorilkka
tto gamyeoneul sseugo neol mannareo ga

hal su itneun geon
jeongwone
i sesange
yeppeun neoreul dalmeun kkocheul piun daeum
niga aneun naro sumshwineun geot
But I still want you
I still want you
🎶🎶🎶🎶🎶🎶🎶🎶🎶🎶🎶
▫️
▫️
▫️

Melamun merasakan beban yang seakan menghujaninya secara bertubi-tubi. Seketika Juni memperkecil volume earphonenya dan terlihat bahagia saat melihat mobil BMW M4 Coupe Merah itu tiba. Raut wajahnya tiba-tiba berubah saat Rey berputar dan membuka sisi lain pintu mobilnya. Terlihat seorang gadis cantik keluar dari pintu mobil yang dibukakan oleh Rey.

"Siapa perempuan itu?" tanya Juni pada dirinya sendiri sambil melepaskan earphone dengan mata yang masih terfokus pada kedua orang itu.

Mereka berdua masuk ke dalam rumah. Bercanda dan terlihat akrab, pemandangan itu membuat kening Juni mengkerut.

Deg,deg,deg,deg...

"Perasaaan apa ini? kenapa aku tidak begitu senang melihat Rey bersama perempuan itu," batinnya sambil mengelus dada.

'Tak lama kemudian Rey kembali keluar rumah dan menoleh ke arah balkon, di saat itu pula Juni dengan cepat mengalikan pandangannya dengan mengelus-elus terali balkon rumahnya itu.

"Juni!!" sapa Rey sambil melambaikan tangannya.

"Oh? Hai Rey. Mau kemana? (Aduh, kenapa aku malah bertanya sih)."

"Beli cemilan, ada tamu."

Hm, aku punya ide.

"Bagaimana kalau aku saja yang membuatkan cemilannya?" Juni menawarkan diri dengan semangat.

"Oh, tentu. Itu bagus. Aku tunggu di rumah, yah."

"Yes!" berbisik sambil berlari menuju kamar untuk merias wajahnya dengan make up tipis.
.
.
.

Tok,tok,tok!!

"Masuk saja Juni!" pekik Rey yang masih berada di dalam rumah.

"Apa susahnya sih membukakan pintu, uh." batinnya menggerutu.

Semangat yang menggebu-gebu itu seketika lenyap saat melihat perempuan itu dengan jarak yang cukup dekat. Juni terperanga, nyalinya menciut.

"Juni, kenalkan ini teman kampusku."

"Hai, aku Angel." Perempuan itu mengulurkan tangannya.

"Aku Juni." Bersalaman.

"Aduh, dapur sajalah... dapur!" batinnya.

I'm sorry [Complete ✓️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang