Teman Baru

61 7 2
                                    

Jam sudah menunjukan jam 2 siang. Vella merapikan alat alat tulis nya dan bergegas ke kantin sesuai dengan janji yanh di buat nya dengan Acha tadi.

Ia berjalan dan akan melewati pintu tetapi jalannya terhalang oleh 2 orang perempuan yang berpenampilan badai.

"Eh lo, anak baru kan? lo gausah deket deket cowok gue ngerti?" Ketus Nadia dengan nada tinggi

"E-emang gue ada deketin cowo lo?"

"Pake nanya segala bocah, lo duduk sama Raya. Asal lo tau Raya itu pa--"

"Sejak kapan? Lo siapa gue? gue ga kenal sama lo." Kata Raya dengan nada dingin.

"Lo gausah ngaku ngaku." Sambung Raya ia berjalan menabrak Nadia dengan kasar sehingga Nadia terdorong sedikit.

Acha berlari dengan kencang dari kejauhan ia baru saja menyaksikan kejadian itu.

"PELLA AYO CEPETAN." Teriak Acha

"I-IYA." Balas Vella. Ia berlari ke arah Acha

***

"GAIS INI ORANGNYA!"

Vella kaget mendengar perkataan Acha ia merasa menjadi sebagai tersangka disini

"Oh dia? kamu yang nabrak tadi kan?" Tanya Reza

"Cih udeh pake aku kamu aja lo." Sahut Clara

"Sewot amat lu nyed."

Vella hanya diam seperti orang yang terperangkap dalam satu ruangan yang sempit yang bisa bergerak hanya mata nya.

"Jawab lo, gue tanya."

Vella mengangguk pelan

"Galak amat lu." Sahut Clara lagi

"Gilik imit li. Udeh gausah banyak bicara." Balas Reza

"Apasih kalian ga jelas. Gini ya jadi namanya Arvella, dia baru pindah ke sekolah ini gitu. Jadi gue inisiatif aja ngajak dia siapa tau bisa nambah geng kan." Ucap Acha dengan Jelas

"Boleh tuh. Sini neng kenalan." Kekeh Revan

Plaakk-!

Pukulan mendarat ke tangan Revan

"Kebiasaan lo." Ketus Raya

"Gini biar orang cantik yang memperjelaskan silsilah RT ini. Jadi yang disana namanya Clara, dia satu angkatan sama kita cuman beda kelas." Kata Acha sambil menunjuk Clara.

"Trus yang itu sama itu namanya Reza sama Raya. Namanya mirip mukanya lumayan mirip cuman sifat mereka beda banget. trus yang Reza udah kelas akhir bentar lagi musnah." Sambung Acha

"Yang disana Revan, Trus ada Dea, Disana ada Ruru sama yang terakhir ada Caca."
Sambung Reza

"Aelah bagian gue itu." Balas Acha

"Hm."

"Udah ya Vella nya jangan di beda bedain."
-Acha

"EH TUNGGU." Semua mata menatap ke arah Clara

"Itu di tas lo gantungan Straykids bukan?"
Tanya Clara

"I-iya. kenapa?"

"OMG AKU KETEMU SATU SUKU YANG SAMA KAYA AKU AKHIRNYA."

"YE KE? YAAMPUN CLARA JUGA STAY."

Clara dan Vella berpelukan seperti anak kecil yang mengikuti gaya teletabis

Tanpa sadar kedua sudut bibir Revan mengembang. Hal itu di sadari Dea namun Dea hanya diam mengamatinya.

"Udah ah capek peluk pelukan pel." Ucap Clara sambil ter engah engah

"Iya lu abisnya isi lompat lompat." Kekeh Vella

"Gini nih kalo bocah bocah di satuin." Sindir Revan

Kedua mata Clara dan Vella menatap tajam Revan.

"Ampun becanda nyai becanda aelah." Kekeh Revan.

"Yodah lo semua besok kumpul lagi disini besok. Kita mulai susun rencana nya. Vel minta ID line lo nanti gue masukin GC nya." Ucap Dea

"Ga sekarang aja?" Sahut Vella

"Hp gue di kelas tadi lupa ambil."

"Pake HP gue aja." Sahut Raya

Raya mengeluarkan ponselnya dari sakunya dan mulai bersiap mengetik.

"Apa ID nya?" Ucap Raya dengan dingin

"Gue aja yang ngetik soalnya susah."

Raya memberikan Hp nya ke Vella Hanya dengan hitungan 5 detik ia selesai melakukan nya dan mengembalikan HP nya kembali

Babygirlminhooo

Raya tertawa dalam hati melihat ID Vella yang begitu Alay

Reza menepuk pundak Vella

"Pel? pulang sama siapa?" -Reza

"Mulai lo mulai mulai." Ketus Clara

"Brisik lo bocah."

"Pulang sama..." Vella baru ingat ia pulang dengan siapa?

"Gue pulang ama siapa nyed? Gue naik apaan?"

"Ee pulang nya sama kaki." Sambung Vella

"Ga jauh? mau gue anter?" -Reza

"Ngga usah." Balas Vella

Mereka akhirnya membubarkan perundingan meja kotak yang tidak berfaedah itu

"Vella! Tunggu!" Teriak Revan

Vella menoleh ke belakang dengan tatapan bertanya tanya

"Lo pulang sama gue aja, kebetulan rumah gue sama lo kan satu arah."

"Lah iya? tau dari mana?"

"Dari mana mana." Kekeh Revan

"Benerin ih." Vella mengeluarkan tatapan malas kepada Revan

"Tau lah, gue liat tadi ga sengaja di ruang guru."

Vella menganguk setuju ia berpikir lebih baik ikut dengan Revan dari pada ia harus berjalan panas panas begini.

****

Yaelah maap aneh ges :") maap klo ada typo :(

ArvellaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang