Pasangan | UWMA

Eeeeh, tenggelam beneran..

.

.

.

"Hhhhhhhhhh..."

"47."

"Apanya 47?" Ohm nanya ke Prem yang lagi duduk di sofa single di sebelahnya. Gak ada dosen, gak ada bandar togel, anak itu tiba-tiba nyebut angka 47.

"Lo udah ngehela napas 47 kali dalam 2 jam ini, bang."

"Gabut lo, pake acara ngitung gue napas segala!"

Prem ngangkat bahu. Faktanya emang bener dia ngitungin udah berapa kali abangnya itu ngehela napas kasar sejak pertama dia dateng tadi.

Saking banyaknya, Prem sampe ngira Ohm lagi kumat sesek napasnya.

Bentar-bentar..

Kok Prem ada disini?

Apa bakal ada gejala crackpair?

Nggak lah. Mana mau Ohm pacaran sama jiwa tukang malak macem si Prem. Gak sengaja aja sih Prem ada di situ.

Tadi kan ceritanya Prem mau ketempatnya si Boun. Mau nagih hutang, Boun ngutang goceng buat bayar parkiran minggu lalu. Dari tadi Prem gedor-gedor, sama orangnya gak dibukain.

Dan gak berapa lama kemudian, pintu disebelah kamarnya Boun kebuka. Kepalanya Ohm muncul dari situ.

"Gue kira Boun di datengin sama rentenir."

Gitu dah akhirnya kenapa mereka bisa berduaan dikamar kayak gini.

Prem ngeliat bungkus cokelat yang berserakan di lantai bawahnya, terus ngeliat Ohm. Orang itu lagi makan sebungkus cokelat yang.. entah ke berapa.

"Tumben lo makan cokelat, bang."

"Gue butuh asupan gula. Gue lagi galau."

"Hhhhhh..."

Ganti Prem yang menghela napasnya. Sekalinya dia bebas dari manusia gamon macem si Boun, eh, dia malah ketemu sama si Ohm yang kebetulan lagi galau..

Kenapa ya hidup Prem selalu dikelilingi sama orang-orang yang gak pernah bahagia?

"Lo kenapa?"

"Gue putus sama Fluke."

"Oooh... put--HAH!!! KOK BISA?"

"Bisa, dong."

Mana enteng banget itu kalo nyautin.

Prem melotot lebar. Jelas kaget dia, pasangan teradem sekampus menurut BL 69 magazine ini tiba-tiba putus. Gempar lah dunia persilatan.

"Lo diputusin?"

"Gue yang mutusin."

"Gue gak percaya."

"Gue gak nyuruh lo percaya."

"Sumpah?"

"Sumpah, deh."

"Gue tetep gak percaya."

"Itu hak lo."

"Kok bisa lo putusin?"