2. venusa

35 1 0
                                    

Happy reading 🖤

"Bunn, bundaaa?"

"Bunda dimana? yuhuuuu bunda."

"Aduh nak kenapa teriak teriak bunda lagi nyiram bunga di belakang tadi." Wanita paruh baya tersebut menghampiri anaknya, usianya kira-kira sudah berkepala empat.

"Kenapa sih bang? kelihatannya lagi senang banget." Tanya wanita tersebut di iringi senyum manis dari bibirnya.

"Bun, Juna keterima di Universitas Garuda." Senyum merekah terbit dari bibir pria tersebut, dia memeluk sang ibu saking bahagianya.

"Alhamdulillah bang, Bunda senang dengarnya." Dia bahagia sekaligus bangga melihat anaknya sekarang yang sudah banyak berubah.

Arjuna Ardelio Venusa, lelaki yang dikenal sebagai brandalan sekolah semasa SMA. Semenjak sekolah menengah atas dia dikenal playboy, namanya sudah dicap buruk di kalangan anak perempuan di sekolahnya. Meskipun demikian Arjuna Termasuk orang yang mudah bersosialisasi sehingga mudah baginya untuk mendapatkan teman baru. Dia juga aktif di organisasi manapun, jangan tanya berapa banyak hati wanita yang sudah ia patahkan, puluhan mungkin. Hari ini pengumuman kelulusan mahasiswa baru di salah satu universitas. Dan beruntungnya Arjuna lulus sebagai mahasiswa baru jurusan Arsitektur.

"Yasudah sekarang Juna makan dulu ya nak, bunda tadi udah masakin makanan kesukaan kamu." ujar Arumi. Arjuna membalas senyum hangat ibunya, ayah Arjuna sudah meninggal beberapa tahun yang lalu. Sekarang dia hanya tinggal bersama ibunya Lara Arumi.

********

"Qinan?"panggil seseorang.

Qinan merasa ada yang memanggil namanya menoleh kearah sumber suara. Qinan melihat seorang laki-laki berperawakan tinggi tersenyum ke arahnya menampilkan gigi putih dan rapi.

"eh ada kala, ngapain disini?" Tanya Qinan pada lelaki tersebut. Saat ini Qinan sedang berada disebuah toko buku. Qinan sedang mencari sebuah novel incarannya.

"Oh ini aku lagi nyari beberapa buku buat tugas kuliah." Gadis itu hanya mengangguk mendengar jawaban Kala.

Kala Adam rigel, seseorang yang berarti dalam hidup seorang Qinan Dandeliona. Umur mereka yang hanya selisih setahun sering membuat mereka nyaman satu sama lain tanpa rasa canggung, Qinan yang hanya memanggil Kala dengan namanya saja tanpa embel-embel kak didepannya. Awal mula bertemu yaitu 2 tahun yang lalu ketika Qinan masih duduk di bangku sekolah menengah atas. Pertama memang sulit bagi Kala untuk dekat dengan seorang Qinan, karna Qinan merupakan sosok yang tertutup. Tapi seiring berjalannya waktu Kala makin terbiasa dengan sikap Qinan, sebenarnya Qinan gadis yang unik menurutnya, hanya saja gadis itu terlalu menutup dirinya.

"Qinan temenin Kala makan yok, lapar banget soalnya."

Kala memasang wajah memelasnya, Qinan hanya terkekeh melihat wajah Kala yang sungguh aneh karna dibuat-buat semenyedihkan itu.

"Kala bisa nggak sih muka nya biasa aja, mau muntah Qinan liatnya." Ucap Qinan tanpa dosa.

"Gapapa nanti aku cariin kantong plastik, mau yang size berapa?" Adam tersenyum melihat wajah kesal Qinan.

"Jadi apa nggak ni makan nya Kal, ngebacot mulu heran deh."omel Qinan

"Ya jadilah masa nggak jadi, lets go!" Kala dengan muka semangatnya langsung mengambil motornya yang terparkir rapi di parkiran.

"Sini deketan!" Kala menyuruh Qinan untuk mendekatinya. Gadis itu menaikkan alisnya tanda bertanya.

"Udah sini cepetan Qi, ngapain Cuma naikin alis nggak paham abang sama bahasa bidadari." Qinan mendengus kesal mendengarnya. Tanpa banyak bertanya Qinan mendekat kearah nya.

"Biar aman hehehe." Kala tersenyum sangat manis, Qinan terkejut karna tiba-tiba laki-laki itu memakaikan helm kepadanya, jangan tanyakan kondisi jantung Qinan sekarang, sepertinya dia harus segera check ke dokter kenapa jantungnya mengalami Takikardia akhir-akhir ini.

Sesampainya di tempat makan mereka langsung memesan makanan, Kala dan Qinan memilih makan di pinggir jalan.

"Ini mas makanannya."

"Makasih pak." Kata mereka bersamaan di iringi dengan sebuah senyum ramah.

"MasyaAllah mas geulis pisan pacarnya" puji penjual itu yang mampu membuat Qinan tersedak air liur sendiri, Kala yang mendengar itu langsung menyahut

"Yoi pak pacar saya emang gemesin xixi" Qinan yang mendengar itu memutar bola mata jengah, penjual tersebut hanya mampu geleng-geleng kepala melihat tingkat dua pasangan muda di depannya.

Sepanjang menikmati makanan Qinan dan Kala banyak bercerita tentang bagaimana awal mula mereka bertemu, Qinan yang selalu marah ketika Kala menjahili nya, Kala yang suka membacakan cerita untuk Qinan dan masih banyak lagi kisah yang telah mereka lalui selama 2 tahun ini.

TBC

DANDELIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang