Mark

2.1K 182 54
                                    

Mark sedang bermain di taman komplek dengan 2 orang seumuran nya. Yang perempuan namanya yeri, yang laki-laki namanya Hendery. Mereka bertiga teman satu komplek pada awalnya, hingga suatu hari Hendery dan Yeri dilarang orang tua mereka untuk berteman dengan Mark karena Mark tidak punya ibu.

"Dery dorongnya yang kencang dong!" seru Yeri kecil.

"Ini sudah kencang tau! Ayunannya tidak melambung tinggi karena kau gendut!" Balas Hendery sambil mengayunkan lebih kencang lagi.

"Huwee mama~ Dery jahat"

"Cengeng huuu~"

"Kau tidak boleh menghina orang lain Dery" suara lain menyahut percakapan dua anak tersebut, dia mark.

"Aku tidak menghina! Yeri kan memang gendut seperti ibunya" kata Dery membela diri.

"Kau juga tipis seperti ibumu" balas Yeri.

Mark terdiam.

"Oh iya Mark kenapa kau tidak punya ibu?" Tanya yeri tiba-tiba. Mungkin dia ingat perkataan mamanya.

"Em aku tak tau" jawab Mark singkat.

"Kata ibuku dan mamanya Yeri, kita tidak boleh bermain denganmu karna kau tidak punya ibu" Hendery pun jadi teringat kata ibunya.

"Kenapa? Apa yang salah kalau tidak punya ibu?" Tanya Mark dengan suara bergetar menahan tangis, matanya sudah berkaca-kaca.

"Aku tidak tau. Ayo yeri kita main di rumahmu saja" ajak Hendery. mereka pun meninggalkan Mark yang sudah menangis sendirian.

"Hikss~ aku harus minta mama pada papa" Mark berlari kencang ke rumahnya.






©©©





Taeyong sedang melanjutkan pekerjaannya di rumah. Ya begitulah rutinitas taeyong, ia tidak bisa sepanjang hari di kantor karena di rumah ada anaknya yang harus dia urus. Taeyong mendapatkan ijin bekerja di rumah karena CEO perusahaan itu adalah pamannya dan owner serta pemegang saham terbesar di perusahaan itu adalah ayahnya. Taeyong mendapatkan Mark saat ia berusia satu Minggu, mark tiba-tiba ada di depan pintu apartemennya dengan botol susu disisinya, susu bayi dan surat dari ibunya.

Taeyong, ini anakmu. Namanya Mark, beri dia marga mu. Dia lahir satu Minggu yang lalu. Aku tidak bisa mengurusnya diumur ku yang masih muda dan masih ingin mengejar mimpiku. Tolong jaga dia, aku tak berbohong, Mark benar benar anakmu, silahkan lakukan tes DNA padanya. Maaf aku tak bisa menjadi ibunya. Semoga kau bisa mendapatkan ibu yang baik untuk Mark. Sekali lagi maafkan aku dan jangan cari aku.

-C



Karena taeyong tak mau percaya begitu saja, ia langsung ke rumah sakit hari itu juga. Pasalnya banyak sekali wanita yang sudah dia masuki tapi taeyong rasanya tidak pernah lupa untuk memakai pengaman. Satu Minggu setelahnya, hasil tes DNA keluar dan memang Mark adalah anak taeyong. Ibu dah ayah taeyong sudah tau soal Mark karena taeyong tak faham cara mengurus bayi, jadilah ia meminta bantuan orang tuanya.

Taeyong mendapatkan beberapa pukulan dari ayahnya karena kelakuan nya itu. Tapi mau bagaimana lagi, Mark cucu mereka, mereka pasti menerima Mark.

Sedang fokus dengan pekerjaannya. Tiba-tiba pintu utama dibuka dengan kasar oleh Mark. Dan menampilkan ia yang menangis keras dan berlari ke pangkuan ayahnya.

"Kenapa sayang? Jatuh?" Tanya taeyong lembut sambil mengelus punggung anaknya.

"Tidak" Mark menjawab terbata dan menggelengkan kepalanya. Taeyong mengernyit heran.

TAETEN IN DA HAUSE🌚Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang