Prolog

84 10 1
                                    

"Heh manusia kek lo hidup juga ya ternyata"

"Ga guna lo bangsat mati aja lo"

"A*jing bisanya nangis doang, drama banget sih biar orang kasian yah sama lu, hidih ngennes banget sih hidup lo!"

"Dasar l*nte"

"Manusia ga tau diuntung bisanya nyusahin aja lu"

"Coba aja lu pergi dari sini dari dulu mungkin lu ga bakal kaya gini deh jd bahan bullyan kesian banget sih deh loh hahaha"

"Heh j*lang masih hidup loh ternyata hah"

"Masih punya muka lo dateng ke sekolah? Hah?!"

"Heh lo yah dasar ga punya malu banget sih udah untung kita terima lu disini a*jing masih berlagak sok lagih"

"Tauk tuh enak bener dah hidup lo yah tinggal numpang doang belagu huh dasar bi*dab"

Kira-kira seperti itulah kata-kata yang dia dengar setiap kali dia masuk area sekolah.

'Dia' diam. Meski diperlakukan seperti itu adanya. Memang 'dia' bisa apa? Melawan? Menatap mereka saja 'dia' takut.

Menangis? Adalah kebiasaan nya. Tersenyum? Adalah senjatanya untuk menutupi lukanya. Diam? Adalah bahasa.

'Dia' normal, hanya saja dia tak sanggup berkata jika sudah diperlakukan seperti itu, ya 'dia' adalah korban bullying disekolahnya.

Hanyalah sebuah cerita yang menceritakan tentang pahitnya dunia, jeritan hati seorang anak, dan perundungan.

Menggunakan bahasa tidak baku, maaf! Terdapat bahasa yang kurang sopan dan terkesan kasar! Juga ada sedikit tindakan kekerasan!

Harap pembaca pandai menilai!
Thanks yang udah baca jangan lupa voment ya! Oh ya disini aku cuma menulis tentang apa yang aku alami beneran tapi juga ada campuran sedikit fiksi biar ga terlalu nyata oke 😁

Oleh kav!
Jumat, 21-02-2020.

Aku dan duniaku (depresi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang