DUAPULUHDELAPAN

1.1K 23 1
                                    

~°SELAMAT MEMBACA°~

Masa-masa indah yang di jalani Balqis sekarang membuat wanita itu sering menampakan senyum diwajah dinginnya. Apa lagi menanti buah hati yang sebentar lagi lahir Nahtan yang selalu menempel di sisi Balqis layaknya bayi besar yang membutuhkan ibunya selalu.

tangan menggenggam telapak tangan Balqis, ia tak berdua saja ada cindy dan Petter. Nathan dan petter menemani istri mereka berjalan-jalan santai untuk melangcarkan persalinan nantinya.

"Ih itu pengen eskrim.."rengek Cindy melihat anak kecil yang memengang cup eskrim. "Bentar yah aku beliin"

"Aku gak mau yang baru, aku mau yang itu pet!"

Petter mematung bagaimana cindy membentaknya hanya sekedar persoalan sepele. "Iya.. tapi itu kan punya dia,masa mau di ambil aja gitu"

"Nanti anak lo ileran aja, lo yang malu"gumam Nathan yang selalu di ancam kalimat demikian oleh balqis. Balqis yang sadar menatap Nathan tajam.

"Yaudah iya aku mintain ya, tunggu sini aja ya"

Petter berjalan sedikit berlari lalu berjongkok di depan anak kecil yang sibuk dengan balon nya. "Dek, om minta eskrim nya boleh?"

Anak itu langsung menangis kencang Petter panik dan menyuruh anak itu diam sementara Nathan tertawa terbahak-bahak. Seorang pria kekar berotot yang memiliki tato di lengannya menghampiri petter sambil memasang wajah marah. "Lo apain anak gue hah?!"

"Eh engga mas, saya cuma mau minta eskrim nya,itu istri saya ngidam dia pengen yang ini gak mau saya belikn yang baru"tunjuk Petter ke Cindy.

"Enak aja lo, ini punya anak gue tau! Sana lo ah nganggu aja."

Petter mendecak lalu kembali menghampiri cindy. "Mau gue yang ambilin?"tawar balqis.

Nathan langsung menarik lengan balqis karna tau wanita nya akan menggunakan cara kekerasan. "gak"

"gladiz sama angel lagi bulan madu ke prancis, di sini aku hamil dan kamh ga perhatian"cibir Cindy memasang wajah sedih.

Petter hanya diam mendengar ocehan istrinya. Nathan yang memanas- manasin membuat petter kesel.  "ga usah kompor lu" kesal petter.

🍁🍁🍁

Dion memberanikan diri berdiri bersama kakaknya di depan rumah Audyta untuk melamarnya, mereka memang belum berpacaran. Tapi Dion tidak ingin membuat hubungan dosa ia hanga ingin Langsung menikah dengan orang yang ia suka."ehemk, jangan gugup santai aja"

"ah, siapa juga yang gugup" suaranya gemetar membuat lawan bicaranya mendecak. "terserah lo deh" jawabnya.

Dion mengetuk pintu tidak lama pintu terbuka menampilkan wnaita dengan dress biru dengan tas pinggang yang di lengannya. "dion, oh masuk"

Mereka berbasa-basi lalu Kakak Dion yang kesal karna Dion belum mengutarakan niatnya pun angkat suara. "begini maksud kedatangan saya ingin meminang mba untuk ade saya,dion"

Dion langsung diam menatap lantai tak berani menatap Audyta. "tapi saya anak yatim piatu kak, apa keluarga, berkesan menerima? "

Dion menyentuh telapak tangan Audyta wajah nya tegas dan mengeras. "kita menikah juga keluarga ku akan menjadi keluargamu"

Hati Audyta tersentuh mendengar kalimat yang di lontarkan Dion benar adanya Audyta menginginkan keluarga yang harmonis.
Audyta mengangguk mengiyakan ajakan lamaran Dion. Ia pun memeluk audyta kakanya langsung menarik Dion "belum sah..." senyum kakanya.

🍁🍁🍁

Perjalanan bulan madu Gladiz tak seperti yang Pengantin baru layaknya, mereka Sekarang tinggal berdua di apartement milik jack, dan bukannya menikmati waktu berduaan mereka malah bekerja terus dan terus. Sementara itu Angel dan Maxi sama hal nya dengan Gladiz mereka juga menikah di hari yang sama tepat ulangtahun Gladiz dan Angel.

Mereka berdua selalu bercanda tawa layak nya anak kecil berbeda dengan Gladiz dan Jack.

Angel berjalan menghampiri Maxi yang duduk di meja makan hanya dengan memakai handuk di pinggang nya menutupi kemaluan pria itu Angel duduk di atas nya membuat Maxi menyerigit, "hei, kau yang memulainya yah" smirk Maxi, pria itu memeluk istrinya lalu Angel menyuapi Maxi.

Rasa aneh yang mengelajar di perut Angel ia mual dan berlari ke wesfafel
M

axi yang kebingungan langsung berlari dan mengelus kepala Angel.

"hei..honey kau kenapa? " angel menggeleng mencoba untuk tak membuat maxi mengkhawatir nya. Sesaat angel terdiam lalu berlari mengecek handphone nya. "max..."

"iya honey kau kenapa?"wajah khawatir maxi tak bisa di tutupi. 

Mereka pun memutus kan untuk memeriksa kan kondisi angel, bau obat obatan yang pekat dan bau rumah sakit yang familiar di indra penciuman membuat Angel tak kuasa menahan mual nya lagi ia kembali merasa mual dan tangannya berkeringat maxi memeluk tubuh istri dengan hangat menenangkan wanita itu sambil menunggu giliran mereka untuk masuk. "angellinna Queen Gilliano"

Ketika mendengar nama istrinya sudah di panggil Maxi ngenggotong tubuh Angel yang saat ini tengah lemah tak bisa banyak bergerak. Ia masuk Maxi langsung mengerutkan keningnya melihat bahwa dokter kali ini pria bukan wanita. "kau keluar " desis Maxi kepada pria berjas putih panjang itu. "saya dokter di sini, jika anda tidak berkenan membiarkan istri anda saya periksa, silakan keluar dari rumah sakit ini"

Perawat itu berusaha membungkam mulut dokter itu, dokter itu malah menepis lengan perawat tersebut.

"pak saya mohon maaf atas nama dokter " maxi mengembangkan senyum sinis di wajahnya lalu menyuruh perawat itu memanggil maneger rumah sakit itu.

Setelah maxi bicara empat mata dnegan maneger rumah sakit itu maneger itu langsung menyuruh dokter tersebut pulang, tak main main ia malah di pecat. "PAK MANEGER APA MAKSUD BAPAK MEMECAT SAYA?! "

"anda baru saja bertengkar dengan pemenggang saham terbesar di rumah sakit ini, ayah beliau juga yang sudah membangun rumah sakit ini"wajah masam dokter itu tak bisa di tutupi, Maxi yang merasa puas tersenyum sinis kepada dokter tersebut. "pak maaf kan saya pak, saya baru bekerja di rumah sakit ini. Jadi saya tak mengertahuinya"mohon dokter tersebut.

Angel menggenggam telapak tangan Maxi tubuh sekarang tak kuat menahan rasa mual dan sakit di perut nya. "keamanan! Bawa keluar D.Ilham"

Setelah pemeriksaan Maxi mendapat kan kabar yang membahagiakan dirinya ia mengetahui bawah angel tengah menggandung anaknya sekarang.  "tapi bapak harus memperhatikan pola makan beliau, karna kandungan nya masih sangat lemah, dan jangan biarkan ibunda merasa stress, juga bapak untuk saat ini tidak boleh malakukan kegiatan seks yang berlebihan. Juga di bagian payudara ibunda harus selalu di perhatikan untuk kedepannya menyusui"

"terima kasih dokter" wajah bahagia maxi mengambang ia tersenyum lebar, lalu berjalan ke Angel dan menggendongnya ala bridelstyle keluar rumah sakit.  "max!  Turunkan aku"

"tidak, aku tak ingin anak ku dan kamu terluka" Angel tersenyum dan mengecup pipi maxi.



Maaf baru bisa up, bukan karna sibuk juga. Udah lama ini di draft tapi nunggu aja buat up, mohon di mengerti ya><

DON'T FORGET
TO
!

AYO VOTE!BIAR ARTHOR BESERTA ADMIN-ADMIN SEMANGAT

SHARE JUGA KE TEMEN-TEMEN KALIAN YANG GAK WARAS ATAU MESUM🤣

KOMEN YANG BERFAEDAH ATAU KASIH SEMANGAT BUAT KITA!

MOHON MAAF
JIKA

*TYPO BERTEBARAN*
*KESALAHAN KATA*
~~°***°~~
*****
👌

Complicated Love Story(Hiat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang