"Pokoknya Beombeom mau ke rumah nenek! Sekarang!" Si 6 tahun Beomgyu merajuk.
"Iya kita ke rumah nenek, setelah antar Hyunie pulang ya?" jawab ayahnya dengan sabar, sedang menyetir menerjang hujan untuk mengantar anak 3 tahun bernama Taehyun pulang.
FYI, ayah Beomgyu adalah supir pribadi keluarga Taehyun. Orangtua Taehyun seharian mengurusi operasi usus buntu sulung mereka, Yoongi, sehingga Taehyun dititipkan sementara di rumah keluarga Beomgyu. Dan saat ini mereka dalam perjalanan mengantar Taehyun pulang.
Tapi Beomgyu kecil egois, tak sabaran. Dia malas dengan anak kecil bernama Taehyun yang selalu membuat ibunya memarahinya dengan "mengalah, Beombeom." Padahal mainannya, tapi direbut terus oleh Taehyun. Jadi ya maklum kalau dia merajuk terus selama di mobil.
"Ayah juga lebih sayang bocah ini daripada Beombeom?!"
"Bukan begitu Beombeom, tapi--"
"Tidak usah banyak alasan! Ayah dan ibu memang tidak sayang Beombeom! Kalau begitu Beombeom pergi sendiri saja ke rumah nenek sekarang!"
Ayahnya langsung panik saat Beomgyu berusaha membuka pintu mobil sendiri. Beomgyu sudah cukup besar untuk tahu cara membuka slot kunci pintu mobil.
"CHOI BEOMGYU! JANGAN DIBUKA PINTUNYA!"
Karena fokus pada putranya yang bandelnya keterlaluan itu, ayah Beomgyu jadi tidak menyadari kalau mobilnya berbelok ke lajur lain dan berhadapan dengan truk besar. Begitu mendengar suara klakson truk, dia langsung banting stir tapi naas bagian depan mobil harus terlindas truk.
Beomgyu berhasil melindungi dirinya sendiri, tapi Taehyun?
"Taehyun...."
"Taehyun!"
"Kang Taehyun!"
"Hyung, ada apa? Kau mimpi?"
Beomgyu terbangun dan yang pertama kali dia lihat adalah Taehyun dengan matanya yang mati.
Beomgyu terengah-engah. Dia menangkup wajah Taehyun, mengusap pipinya dengan sayang hingga tanpa sadar air matanya jatuh.
"Maafkan aku, Taehyun," katanya sambil menarik Taehyun hingga dahi mereka bertemu.
Keduanya berada di apartemen yang sementara mereka tinggali selama di Los Angeles, 2 hari sebelum operasi dilaksanakan.
Ini tengah malam, dan Taehyun terbangun gara-gara Beomgyu yang bergerak gelisah sejak tadi belum dengan namanya yang diteriakkan seperti itu. Taehyun sebenarnya takut Beomgyu ada apa-apa, saat ia menyentuh lengan Beomgyu untuk dibangunkan, dia bisa merasakan suaminya sedang berkeringat dingin.
"Hyung kenapa?" tanyanya masih bingung.
"Syukurlah kau masih hidup, Taehyun. Aku sangat bersyukur," kata Beomgyu sambil mengusap-usap rambut dan wajah Taehyun. Bikin istrinya makin tidak mengerti.
"Hyung mimpi apa memangnya?" Taehyun mengusap-usap tangan Beomgyu yang menangkup wajahnya.
"Memimpikan saat kau kehilangan penglihatanmu, Taehyun," jawab Beomgyu akhirnya lalu mengecup bibir Taehyun. Dia pun membawa mereka kembali berbaring lagi di ranjang itu. Dan saat ini Beomgyu memeluknya erat-erat.
"Aku akan bisa melihat lagi, Hyung. Berhenti merasa bersalah."
Taehyun tersenyum sambil memberikan usapan menenangkan di bahu Beomgyu. Suaminya memang memeluknya dari atas, tapi tidak sampai membuatnya sesak napas gara-gara tertindih.
"I'm so mad at myself, babe. You really deserve everything in this world, angel."
Taehyun hanya bisa tersenyum malu menanggapi ucapan Beomgyu. Agak lebay tapi Taehyun suka.