"C-chanyeol-ssi..." sapa wanita dengan dress hijau tua, selaras dengan taman yang menjadi latarnya.Kemudian lelaki itu tersenyum, mengembuskan napas beberapa saat berikutnya. Rasa getir itu mengalir tanpa ampun disetiap ujung sarafnya.
"Kau membaca buku hari ini?" dia bertanya, masih dengan tuksedo lengkap pasca pulang kerja.
"Iya.. kata dokter ini baik untuk pemulihanku," jawab wanita mungil itu.
Chanyeol kembali tersenyum, "masuklah, sudah hampir gelap dan udara semakin dingin," Mempersilahkan wanita mungil itu berjalan di depannya, Chanyeol justru memerhatikan pundak Wendy.
Tempat ia bersandar dulu.
Seandainya dia tidak egois saat itu, seandainya dia meluangkan sedikit saja waktunya. Cerita pahit tidak akan tertuang di dalam pernikahannya.
Istrinya, Wendy, kecelakaan. Lukanya fatal, hipothalamusnya terdapat sedikit lesi sehingga dia harus dirawat beberapa bulan juga luka luar yang sangat masif. Dan yang terpedih, Wendy melupakannya dan segala cerita indah mereka.
Chanyeol mengekor Wendy, terlalu asyik dengan objek terindah bagi matanya, lalu tersadar saat wanita cantik itu berkata, "Chanyeol-ssi, kamarmu disana" tunjuk Wendy ke arah belakang Chanyeol. Membuat lelaki itu terkekeh pahit.
"Oh iya aku lupa," celetuk Chanyeol.
Chanyeol menyimpan fakta bahwa dirinya adalah suami untuk Wendy. Lelaki itu menyembunyikan semua foto pernikahan mereka. Bukan maksudnya buruk, dia hanya tidak mau Wendy sakit.
Sekali wanita itu mencoba mengingat sesuatu, dia akan jatuh pingsan dan baru tersadar esok hari atau lusa. Chanyeol tidak ingin keadaan coma berbulan yang Wendy pernah hadapi kembali terjadi.
Chanyeol yang sedang berpura-pura sebagai sahabat Wendy ini, pasti akan mengungkap kebenarannya suatu saat. Dengan caranya sendiri, dengan kemungkinan terkecil untuk membuat Wendy terluka.
"Kalau begitu, aku akan ke kamar. Jangan lupa makan malam nanti," ujar Chanyeol seraya menatap Wendy dalam, seakan dia dapat menyelam ke raga wanita itu.
Tentu saja Wendy canggung, dia tidak nyaman akan sikap Chanyeol, jujur dia takut kepada lelaki jangkung itu. Beberapa kali dia berpikir untuk pindah ke rumah Seulgi, wanita yang dia paham sebagai sahabatnya sejak dulu. Tapi Seulgi keukeuh menolak lalu menangis tanpa alasan yang tidak jelas.
"Baiklah," jawab Wendy setelah beberapa detik. Membuat Chanyeol membalikkan badannya lalu mengembuskan napas berat. Wendy merasa gasal setiap berdekatan dengan Chanyeol. Sesuatu membuncah tanpa sebab yang membuatnya canggung. Tidak, dia tidak suka perasaan itu. Dia ingin pergi dari hunian yang dia kira istana ini. Tapi setiap kali melihat punggung besar itu membelakanginya, Wendy tanpa sadar sedih bahkan pernah tanpa sadar air matanya jatuh. Melihat Chanyeol seperti ditimpah beban yang amat berat. Membuatnya ingin bersama lelaki itu, tapi dia tidak bisa.
Chanyeol adalah orang asing, baginya.
Wendy telah membuat keputusan. Jikapun Seulgi tidak menerimanya, Wendy akan menjalani hidupnya sendiri. Dia tidak ingin merepotkan Chanyeol. Tepat makan malam ini, dia akan mengungkapkan niatnya.
***
"Hari ini, koki memasak foie gras, kau suka ini bukan?" Chanyeol berkata dengan cerah.
"Chanyeol-ssi," Wendy memberanikan dirinya.
"Hn?"
KAMU SEDANG MEMBACA
imagine: wenyeol
FanfictionIf this ain't about Wendy and Chanyeol, it's gotta be Windy and Calvin.