4. Leon

47 1 0
                                    

"kenapa? Lo juga mau makan bareng gue?" Tanya Satria sambil tersenyum miring.

Leon hanya berdecih mendengar ucapan satria.

"Biar gue bangunin temen lo."

Lagi satria menendang kaki meja tempat Cindy membaringkan kepalanya. "Bangun, ada temen lo tuh."

Cindy menggeliat kecil "Kenapa ribut banget sih?"

Satria kembali menoleh ke arah Leon, di ikuti oleh Cindy juga.

Matanya tertuju pada pria yang tidak asing baginya, gadis itu kemudian menyipitkan mata berusaha memperjelas penglihatan nya.

"Ngapain lo disini?" Tanya Leon di sembarang telfon.

"Lo ngapain disini? Terus dia juga ngapain?" Cindy bertanya pada satria.

"Cih, kalian berdua ini kenapa?" Tanya Satria pada keduanya.

"Bukan nya lo kesini buat nemuin dia? Yaudah sini." Satria mengalihkan pandangannya pada Leon

"Ngapain juga gua nemuin dia" kata Leon

"Gua ngga peduli lo ada urusan apa sama cewe itu, yang jelas kalo lo mau buat masalah disini mending lo cepetan cabut, Karna ini bukan tempat yg tepat."

Setelah mengucapkan kalimat itu Leon memutuskan panggilan itu dan langsung menacap gas motor nya dan melanjutkan perjalanan.

"Dia pergi, kejar gih" ucap satria pada Cindy

"Gue disini bukan buat nemuin dia"

"Jadi maksud lo ini cuma kebetulan?"

"Memang nya kita sebelumnya sudah buat janji?"

Cindy menunjukkan makanan yg tergeletak di meja dengan dagu nya. "Makan, habis itu pergi" Cindy pergi meninggalkan satria

"Wah, gila tu cewe. Liat aja lu besok"

***

06.46

Cindy sudah sampai di sekolah, sekolah masih sangat sepi di liat dari luar gerbang juga seperti nya belum ada seorang pun siswa siswi yang datang.

"Pagi" Sapa Leon yang sudah duduk di kursi lobi sekolah.

"Lo tau kan sekarang jam berapa?" Tanya Cindy tidak percaya bahwa Leon sudah datang sepagi ini.

Leon tidak menjawab pertanyaan itu malah menepuk-nepuk tempat duduk kosong di sebelah nya, mengisyaratkan Cindy untuk duduk.

"Itu sarapan lo?" Tanya Leon saat melihat gadis itu memegang sebungkus roti dan sebotol air mineral. "Memang nya cukup?" Lanjutnya.

Cindy menatap Leon bingung.

"Gue udah liat lo, gue pergi." Leon berdiri dari duduknya, sedangkan Cindy masih menatapnya dengan bingung.

"Gue nanti nemuin lo lagi pas istirahat" ucapannya sambil mengacak rambut Cindy pelan "Dengerin apa kata guru" kemudian Leon berlalu pergi.

***

"Nih udah gue lipetin halaman nya" ucap Aldo sambil melipat ujung halaman buku

"Ini yang untuk mid-tes" Aldo membalik beberapa lembar halaman.

"Lo juga butuh buku ini" lagi-lagi Aldo meletakkan buku tambahan yang di butuhkan Cindy

"Thanks ya" ucap Cindy

Handphone Cindy berbunyi, ada telfon dari nomor tidak di kenal. Cindy tidak mempedulikan itu dan mematikan nada dering handphone nya.

"Untung aja ada lo, kalo ngga bisa apa gue tanpa lo"

"Sapa tuh tadi yang nelpon?" Tanya Aldo

"Gue juga punya rahasia" elak Cindy, "Yaudah sana pergi, nanti pacar lo marah lagi"

Aldo melirik arloji di tangan nya, "Tasya ngga pernah marah, dia cuma lucu"

"Buta lo ya!" Cindy mengangkat tangan nya yang memegang pulpen, ingin sekali rasanya Cindy menusuk mata teman kecil nya itu.

"Hehe yaudah gue pergi" Aldo segera membereskan buku-bukunya, "kabarin gue kalo lo butuh apa-apa"

tak lama setelah itu Cindy juga membereskan buku-buku yang di berikan Aldo, dirinya berjalan menuju loker milik nya bermaksud untuk menyimpan buku-buku itu di sana.

Setelah selesai menyusun buku itu di loker nya, nomor tidak di kenal itu kembali menghubungi nya Cindy menghela nafas panjang.

Baru saja hendak membalikkan badannya dirinya di kejutkan dengan kehadiran satria.

"Astaga!" Pekik Cindy terkejut, melihat satria yang terlalu dekat dengannya.

"Kenapa ngga di angkat?" Tanya Satria

"Minggir" Cindy mengambil sedikit celah untuk membalikkan badannya dan menutup pintu loker

"Save nomor gue dong, teman" ucap Satria dengan penekanan di akhir kalimat.

"Sejak kapan kita berteman? Minggir, gue mau ke kelas."

"Sekarang gue jadi penasaran lo nge-save nomor Leon pake nama apa"

Pertanyaan itu sukses membuat Cindy menghentikan pergerakan nya, bukan karena dia terkejut dengan pertanyaan itu tetapi karena dia baru ingat dia belum memiliki nomor handphone Leon.

"Boleh gue pinjam handphone lo?" Tanya Satria menengadahkan tangan nya.

'SATRIA'

Satria mengangguk kan kepalanya melihat Cindy menyimpan nomor nya dengan huruf kapital.

"Kayak nya gue ngga bisa deh nyelesaiin masalah sama lo tanpa nyebut nama Leon" sindir satria

"Puas?" Tanya Cindy memperlihatkan layar ponsel nya.

"Gue liat nama lo di mading. Selamat"

"Nama gue? Kenapa?" Tanya Cindy

"Kenapa? Lo takut? Memang nya lo ngelakuin kesalahan apa?"

____________________________

Ayo dong, mana nih vote nya aku tungguin loh. Btw, Tolong kasih tau ya kalo ada typo😄

SATRIA  (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang