Pagi ini Jisoo dibuat cukup terkejut dengan kedatangan Sehun di depan rumahnya. Pria itu mengatakan bahwa ia ingin mengantar nya ke kampus.
Awalnya Jisoo ingin menolak, namun ia urungkan, mengingat Sehun sudah datang sepagi ini untuk mengantarnya. Lagipula ia juga masih merasa tidak enak soal kejadian kemarin, mungkin ia akan sekalian meminta maaf padanya nanti.
Jisoo pun berangkat dengan Sehun,
Selama perjalanan tidak ada kecanggungan di antara mereka, keduanya tampak cukup dekat, bahkan sesekali suara tawa Jisoo dapat terdengar. Mungkin karena dulu mereka berteman, jadi itu memudahkan mereka berinteraksi satu sama lain tanpa rasa canggung.Namun untuk beberapa saat kesunyian melanda, Jisoo mengambil kesempatan tersebut untuk membicarakan permasalahan kemarin.
"Ehmm Sehun-ah, soal kemarin...... ehmm aku minta maaf" ucap Jisoo menyesal.
"Kenapa kau meminta maaf, aku tidak marah sama sekali" Sehun menghela nafas sebelum kembali mengeluarkan kalimatnya "lagipula aku sudah memprediksi hal itu pasti akan terjadi jika aku bertemu dengan Suho"
Jisoo menunduk mendengar ucapan Sehun, dia mengerti bagaimana pertengkaran yang terjadi di masa lalu itu cukup merusak hubungan antara Suho dan Sehun. Bahkan untuk memperbaiki hubungan mereka rasanya akan sangat sulit.
"Sudahlah, kau tak perlu menyesali yang terjadi, mungkin ini semua adalah takdir" ucap Sehun menghibur.
Jisoo hanya tersenyum.
"Sehun-ah kapan kau kembali?" Tanya Jisoo mencoba untuk mencairkan suasana."Aku kembali 4 hari yang lalu"
"Tapi apa yang membuat mu kembali, dulu kau pergi dengan sangat mendadak, kau bahkan hanya mengirim pesan singkat yang mengatakan kalau kau sudah berada di bandara dan akan pergi ke Amerika untuk melanjutkan pendidikan mu disana. Lalu setelah itu kau tidak ada kabar, nomor mu yang lama juga tidak dapat dihubungi, kita telah lama tidak saling kontak, dan sekarang tiba-tiba saja kau kembali, itupun tanpa mengabari ku juga."
Entah itu pertanyaan atau justru ungkapan kesal dari Jisoo, yang pasti perempuan itu merajuk pada Sehun. Ia kesal karna merasa pertemanan yang sudah mereka jalin sejak SMP itu seperti tidak ada artinya bagi pria itu. Hingga membuatnya barani bertindak semaunya.
"Maafkan aku, keputusan untuk pergi itu memang diambil cukup mendadak itu sebabnya aku tidak sempat memberitahu mu dan sekarang aku merindukan negara ku itu sebabnya aku kembali" jawab Sehun enteng.
"Hanya negara? Kau tidak merindukan ku?" Rajuk Jisoo, awalnya ia hanya bercanda menanyakan hal itu pada Sehun, namun respon yang didapatkan nya cukup mengejutkan.
Karna untuk persekian detik Sehun menatapnya dengan pandangan yang sangat sulit diartikan, sebelum akhirnya pria itu melontarkan beberapa kata yang sukses membuat Jisoo membeku.
"Tentu aku merindukan mu. Sangat"
🍁🍁🍁🍁
Suho menatap sendu seorang wanita dari kejauhan, ini sudah yang kesekian kalinya dalam sehari dia menatap wanita itu dan tentunya dari kejauhan yang membuat wanita itu tidak akan menyadari keberadaan nya.
Siapa lagi wanita yang dapat membuatnya melakukan hal itu jika bukan wanita cantik bernama Kim Jisoo, wanita yang dapat membuat nya menentang semua perintah otaknya untuk tidak melihat Jisoo sama sekali.
Bukan, ini sama sekali bukan keinginan Suho untuk menjauhi Jisoo. Namun karna sebuah janji yang harus ia tepati pada sang kekasih membuatnya harus menjaga jarak dengan wanita yang selama ini selalu menjadi bagian dari hari-hari nya.
Suho terpaksa mengiyakan perjanjian tersebut demi membuat Irene tetap bersamanya. Tetapi dia tidak tahu akan sesulit ini menjauhi Jisoo.
"Tersiksa bukan?" Ejek Hanbin.
Entah sejak kapan Hanbin berdiri di belakang Suho, yang pasti suara pria itu berhasil membuyarkan semua lamunan nya.
"Apa maksudmu?" Tanya Suho.
"Jangan pikir aku tak tahu soal janji konyol mu pada Irene"
Suho menunduk "mungkin ini yang terbaik, Irene kekasihku wajar jika dia melarang ku dekat dengan wanita lain"
Hanbin menggeleng, tidak habis pikir dengan temannya itu. Patut diakui dalam semua pelajaran Suho selalu mendapatkan nilai sempurna, namun dalam urusan hati pria itu adalah yang paling bodoh. Sekarang Hanbin mengerti kenapa orang selalu mengatakam "Tuhan Itu Adil"
"Terserah pada mu yang pasti aku hanya ingin mengingatkan bahwa Jisoo telah berada dalam hidupmu jauh sebelum kau mengenal Irene, bahkan Jisoo lahh yang selalu mendampingi mu dalam setiap masalah mu"
"Jangan berkata seperti itu Hanbin-ah kau membuatku semakin merasa bersalah" frustasi Suho.
Untuk kedua kalinya Hanbin menggelengkan kepala. Jika Suho tau yang dia lakukan itu salah, kenapa pria itu tetap melakukan nya.
Bodoh bukan?
"Aku hanya mempunyai satu saran untukmu. Sebaiknya kau belajar untuk memahami perasaan mu sendiri" kata Hanbin kemudian pergi meninggalkan Suho.
Sementara itu, tanpa disadari Suho, seorang pria telah mengawasinya nya sejak tadi.
"Kau tidak pernah berubah Suho"
Sorryy yhh chapter kali ini pendek bangett🙏🙏
Semoga kalian tetap suka:(
Jangan lupa vote and coment💕
-Rilyaa-

KAMU SEDANG MEMBACA
My Love, Your Love, And Her Love
Hayran KurguKim Jisoo yang mencintai teman masa kecilnya harus menerima kenyataan pahit ketika temanya jatuh cinta pada wanita lain.