Mr. Gregory

9 1 1
                                    

Andy kembali ke rumah Mr. Gregory, saat ia memasuki ruang tamu, ruangannya gelap. Ia mendekati tungku perapian dan membakar beberapa kayu sebagai sumber cahaya. Di ruangan itu terdapat patung kepala hewan yang tergantung di dinding, kedua sofa yang menghadap ke perapian dan semua barang yang umum pada ruang tamu tetapi tanpa televisi serta bergaya ala Inggris. Berdiri di belakang Andy, sosok figur orang yang tinggi berbicara.

"Feeling yourself at home, little boy?" katanya.

"Mr. Gregory!" Andy kaget. "I'm sorry... It was too dark" jawab Andy.

"Tidak mengapa Andy" suaranya berat "kau mungkin mengerti bahasaku, tetapi kurang fasih pelafalanmu." Ia mendekati perapian dan mengurangi kayunya "aku suka tempat dengan cahaya redup". Wajah Mr. Gregory terdapat bekas luka panjang di pelipisnya. Kumis dan janggutnya agak tebal dan sudah berwarna putih. "Jadi kau sudah menemukannya? As expected" ujar Mr. Gregory.

"Oh, Anda sudah tahu?" Andy mengeluarkan sepotong kertas yang ia temukan di selipan buku. "Apa itu The Crooked Man, Mr. Gregory? Kenapa ada di dalam halaman buku The Babadook?" tanya Andy. Mr. Gregory berjalan ke arah perpustakannya, jalannya terpincang-pincang karena kaki palsu yang ia pakai.

"Ikut denganku, Nak" Mr. Gregory duduk di sofa dalam perpustakaannya. "Ba-ba-dook-dook" ia menghentakkan kakinya dan suaranya menjadi semakin dalam. "Apa kau pernah mendengarnya di saat malam hari, Andy?" Andy menggelengkan kepalanya. "Konon, orang yang mendengar larik atau ritme tadi akan dikunjungi oleh The Babadook. Tetapi tidak ada yang tahu apa yang tejadi setelah itu" lalu Mr. Gregory berdiri.

"Lalu apa hubungannya dengan The Crooked Man? Bukankah itu sebuah sajak?" tanya Andy.

"Nothing in particular" ia sedikit tersenyum. "Let me make you a tea" lalu Mr. Gregory berjalan ke dapur diikuti Andy dibelakangnya.

"Aku penasaran, tetapi apa yang terjadi saat seseorang bertemu dengan The Crooked Man?" tanya Andy kepada Mr. Gregory.

"Banyak yang bilang tidak ada yang ingin bertemu dengannya. Orang-orang menghindar dari dia, jadi dia tinggal sendirian di tempat yang jauh." katanya sambil menyodorkan secangkir teh kepada Andy.

"Kasian sekali, orang-orang itu jahat dong? Memangnya The Crooked Man itu orang yang jahat?" tanya Andy sambil ia menyeruput tehnya.

"Why don't you see him yourself?" kata Mr. Gregory. Tiba-tiba Andy merasa pusing, pandangannya mulai kabur.

"Mr. Gregory, aku merasa pusing" kata Andy. Badannya terasa berat, lalu ia melihat sekitarnya, lantai kayu yang tadinya bersih sekarang berdebu dan keropos. Pintu kulkas yang terbuka, tercium bau busuk menyengat dari dalamnya, serta dinding yang bolong,

"Let me rephrase that rhyme for you" suara Mr. Gregory terdengar seram. Andy mulai ketakutan, ia merasa harus keluar dari situ. Lalu ia memutar balikkan badannya berjalan ke arah pintu keluar.

"There was a crooked man" Mr. Gregory terus menyanyikan sajak tersebut dengan lambat. Saat Andy berjalan menyusuri lorong dari dapur, kakinya tersangkut di lubang lantai. Ia berusaha menariknya dan mencoba berteriak, tetapi suaranya tidak keluar.

"And he walked a crooked mile" suara dentuman terdengar dari atas Andy. Dari dapur terdengar suara tulang patah, Mr. Gregory mengerang kencang. "OOORRGGGHHHHH!!!!-"

"He found a crooked sixpence" suara Mr. Gregory menjadi semakin serak dan semakin dalam. Andy berhasil menarik kakinya, tetapi badannya melemah, ia tidak dapat berlari. "upon a crooked stile" lanjut Mr. Gregory sembari Andy melewati lorong.

"He bought a crooked cat!" saat Andy sampai di depan perapian ia mendengar langkah kaki orang dari lorong. "which caught a crooked mouse!" suaranya semakin kencang. Hembusan angin dari arah dapur membuat api di perapian padam. Andy membuka pintu keluar, tetapi tidak bisa, pintu itu terkunci. Ia menggedor pintu itu, ia berharap ada yang mendengarnya. Mr. Gregory diam tak berkata. Lalu Andy menoleh ke belakang, Mr. Gregory sudah bukan lagi dirinya.

Beware of The Crooked ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang